18. Kakak kuliahan ganteng

663 43 0
                                    

Happy Reading♡



***



"Sa, lo ... kemarin ketemu si tengil?" bisik Dika yang sudah agak berjinjit menyamakan tingginya dnegan Hessa.

Hessa memang lebih tinggi sedikit dari Dika. Tinggi tubuhnya itu malah yang membuatnya terlihat imut seperti anak SD untuk ukuran cowok sepertinya.

"Si tengil siapa? Lo?"

Dika melotot tak terima dikata tengil. "Algalah!" ujarnya sewot.

"Lo nggak liat, gue imut-imut gini? Dikata tengil, nggak terimalah gue!"

Hessa melengos keras. "Noh, sana udah ditungguin Edo." Hessa menunjuk ke arah parkiran dimana Edo sudah di sana bermain ponsel, meski sesekali tersenyum saat beberapa cewek nampak menyapanya.

Dika menatapnya iba. "Kasihan ya dia, sad boy."

"Hm? Dia beneran putusan?" tanya Hessa.

Dika mengangguk, kini merubah posisinya menghadap Hessa sepenuhnya meski sambil berjalan perlahan.

"Tapi kemarin, si mantannya itu datang lagi. Minta maaf," ujarnya dengan gaya heboh. Sebelas dua belas dengan gaya emak-emak komplek yang beli sayuran di depan tetangga yang punya mobil baru.

"Katanya nyesel gitu mutusin si Edo. Lo tahu sendiri, kan? Temen lo satu itu emang udah bucin banget, eh dimaafin. Terus sekarang dah baikan tertawa berdua bahagia. Cuma baikan doang, sih, kagak balikan," lanjutnya masih demgan gaya heboh.

Hessa menghembuskan napas panjang. "Kata abi lo nggak boleh gibah, Ka. Dosa!"

Dika melebarkan mata sipitnya. "Astaghfirullah," ujarnya mengelus dada.

Hessa menggeleng-gelengkan kepala. "Dah, gue duluan," pamitnya keluar gerbang.

"Lah? Nggak dijemput, Sa?" tanya Dika setengah berteriak, kini posisinya sudah agak jauh dari Hessa yang perlahan menjauh.

"Engga–Eh?" Hessa memekik tertahan, membuat jawaban yang ditujukan pada Dika menggantung tak dilanjut.

"Hai Hessa!"

Hessa berdehem singkat. "Kak Rian? Kok di sini?"

Rian, pemuda dengan kaos oblong hitam itu menyenderkan punggungnya di pintu mobil langsung menegak saat Hessa mendekat.

Rian tersenyum. "Iya, jemput kamu."

Hessa mengernyit. "Kok? Kenapa? Tumben."

Rian tersenyum simpul. "Kebetulan aku selesai kuliah pas jamnya kamu pulang, jadi ya ... gitu, deh."

Hessa menipiskan bibir, antara ragu dengan jawaban Rian. "Nggak disuruh ... Mama, kan?"

"Hm? Nggak, kok."

Hessa mengangguk. "Ya udah, deh."

Keduanya memasuki mobil hitam milik Rian, lalu mobil itu perlahan menjauh dari gerbang sekolah Hessa.

***

Group 'Alga ganteng'

Edo: Mampus! Alga cuma tempahan rempeyek

Dika: Nasibnya Alga sekarang kek Edo ya

Dika: Sama-sama sad boy

Dika: Yang samaan gitu biasanya jodoh sih

Edo: Sat!

Edo: Jomblo aja sok bgt

AlgaHessa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang