Happy Reading♡
***
"Hessa?"
Hessa mendongak, seketika melenarkan mata melihat sosok yang dikenalnya kini berdiri di depannya.
"Eh? Kak Rian?"
Pemuda tampan yang tiga tahun lebih tua darinya itu tersenyum, lalu ikut duduk di samping Hessa membuat Hessa spontan menggeser duduknya memberi tempat untuk Rian.
"Hape kamu kenapa? Mati? Dari kemarin susah dihubungi."
Hessa tergagap, ia mengalihkan pandangan tak tahu harus jawab apa.
"Maaf, Kak."
Rian mengernyit, merasa tak puas dengan jawaban dari pertanyaan yang ia lemparkan. "Kenapa minta maaf?"
"Soal semalam. Kak Rian udah sampai rumah aku?"
Rian terkekeh ringan, tak marah ataupun kesal. "Iya, nggak papa."
"Hape kamu beneran mati?" tanya Rian kembali saat matanya tak sengaja melihat tangan Hessa yang sedari tadi memegang ponsel tapi mati.
Hessa mengangguk kecil, lalu memperlihatkan pada Rian. "Lowbet," ujarnya meringis kecil.
"Oh lowbet ya?" Rian membuka tas gendong yang tersampir di salah satu pundaknya, mengambil sesuatu lalu mengulurkan pada Hessa.
"Bawa aja dulu."
"Powerbank?"
Rian mengangguk masih dnegan menyodorkan powerbank miliknya kepada Hessa lebih dekat.
"Makasih, Kak. Nanti aku kembaliin." Rian hanya tersenyum menanggapi.
Hessa sibuk mengatur ponselnya dan powerbank itu. "Mama tadi malem ngomong apa saat Kak Rian nggak bawa aku?"
"Hm? Kamu nggak pulang? Tadi malam kemana emangnya?" Bukan menjawab, Rian malah melemparkan pertanyaan kembali.
"Aku di rumah Papa," jawab Hessa.
"Kamu nggak sekolah hari ini?"
Hessa spontan menoleh, lalu meringis lebar membuat Rian tertawa dibuatnya.
Tiba-tiba terdengar suara yang entah mengapa mengerikan bagi Hessa. Ia merutuki diri, satu tangannya memegang perut yang tanpa dosa berbunyi disaat-saat tak tepat seperti ini.
Rian terkekeh. "Mau beli makan?"
Hessa menoleh cepat. "Nggak, nggak usah, Kak."
Rian sudah berdiri dari tempatnya. "Ya udah tunggu di sini dulu ya. Aku mau ke Indomaret situ. Mau roti, pop mie, atau-"
"Nggak, Kak. Beneran deh, nggak usah."
"Tapi aku tetap mau beliin kamu, nggak kasihan apa sama diri sendiri?"
Hessa mengerucutkan bibir sebal. "Ya udah, deh. Aku mau minum aja."
Rian hanya mengangguk, dan berlalu dari hadapan Hessa. Meski ia tetap kukuh akan membelikan Hessa makanan, setidaknya roti.
Hessa menghidupkan ponselnya yang mati, dan terpasang powerbank milik Rian.
"Oh di sini lo ternyata?"
Hessa tersentak kecil, mendongak kala sepasang sepatu terlihat oleh kedua matanya saat merunduk sibuk dengan ponsel.
"Alga?"
Masih dengan seragam sekolah dan tas di punggungnya, Alga berdiri di depan Hessa.
"Lo ... kok di sini? Nggak sekolah?" tanya Hessa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlgaHessa [SELESAI]
Fiksi Remaja"Yaudah, kita pacaran aja. Eh, atau langsung nikah? Biar orang tua kita nggak jadi nikah." [Completed - Konflik Ringan] Perjuangan dan rencana gila yang dilakukan semata hanya untuk menggagalkan rencana pernikahan orang tua mereka. ___________ Algar...