olahraga

274 70 31
                                    

Aleena mendengar pak Yayan mengoceh tentang materi struktur atom tanpa minat.

Ia mendesah dan menelungkupkan kepalanya dengan tangan dilipat dimeja.

Di Kepalanya sekarang banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang begitu membuat Aleena pusing sendiri.

Kenapa Priam berusaha mendapatkan maaf, padahal hanya karena tak sengaja melempar bola basket dan mengenai kepalanya?

Mengapa Priam masih bersikap baik kepadanya padahal dirinya sering sekali mengacuhkan Priam?

Masih banyak sekali pertanyaan yang terlintas dibenaknya, walau peristiwa itu sudah 2 hari berlalu, dan sudah 2 hari ini juga Aleena tak bertemu dengan Priam.

Jika ditanya Aleena rindu dengan keberadaannya,tentu saja Aleena akan menjawab dengan tegas bahwa ia tak sama sekali rindu.

Tetapi hati tidak ada yang tau kan?

"Sekarang tutup buku kalian masing-masing dan saya akan memberikan kuis, soal kuis berada di buku LKPD hal 45," ucap pak Yayan tiba-tiba.

Nah persis seperti pak Yayan, hati itu tidak ada yang tau bagaimana, pak Yayan juga sama tidak bisa ditebak bagaimana ia akan bertindak.

"Pak, enggak gitu dong tiba-tiba banget!" protes Gino sama sekali tidak terima.

"Benar pak, nggak gitulah kita aja belum paham betul apa yang dijelasin tadi."

"Pak, kuisnya enggak susah kan?"

Masih banyak lagi suara protes karena kuis dadakan yang diberikan oleh pak Yayan. Seketika kelas yang tadinya sudah ramai semakin ramai hanya karena kuis dadakan ini.

bukan nya menjadi murid durhaka, Menurut para murid sekarang waktunya sangat pas untuk tiduran dikelas karena cuaca mendung, apalagi dengerin penjelasan guru matematika beuh rasanya lebih nikmat lagi tidurnya.

"Yang sudah selesai, boleh keluar untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya yaitu olahraga."

Ucapan Pak Yayan membuat para murid diam dan langsung fokus mengerjakan tugas.

Bagaimana tidak pelajaran Olahraga adalah pelajaran yang bisa bebas tanpa kekanggan tidak seperti pelajaran lain, sebelum hujan datang tentunya.

Banyak sekali siswa yang berusaha segera menyelesaikan kuisnya dengan cara mencari jawaban ke bangku sebelah, atau ada juga yang coret indah.

Aleena yang sudah menyelesaikan soal kuis segera berjalan menuju tempat Pak Yayan duduk.

Dibelakang Aleena juga ada Gino yang ikut membututi Aleena kedepan.

"Dah selesai?" tanya Pak Yayan kepada Gino.

Gino yang tau akhir dari pertanyaan Pak Yayan, segera memutar otak agar tidak disuruh kembali ketempat duduk dan disuruh mengerjakan ulang.

Sebenarnya niat Pak Yayan itu baik, tapi menurut  Gino enggak.

"Pak kalau anda melihat jawaban saya dan tau banyak yang salah,nggak usah ditegur saya dah tau," ujar Gino.

Gino segera berlari mengambil seragam olahraga dan keluar untuk mengganti pakaian.

Berbeda dengan Aleena yang memilih untuk kembali kebangku tempat duduknya, dan menunggu dua sahabat nya selesai mengerjakan.

***

"Anak-anak, sekarang penilaian bola basket!"

"Saya panggil sesuai nomer absen!"

"Yah pak, selalu absen mulu," keluh  Iza.

Ia sedikit tak terima dengan ini, kenapa selalu absen yang menjadi patokan urutan?

"Temanmu aja yang absen satu diem aja," ucap pak Galang menunjuk ke arah Aleena.

"Beda itu pak, masuk pertama kali ke neraka aja kayaknya diem juga nggak protes," ujar Iza.

"Matamu," sahut Aleena kesal. Siapa juga yang mau masuk neraka, manusia aneh memang.

Aleena apakah harus pasrah menjadi kambing hitam karena ulah Aliza Maharani?

Dan apakah harus Aleena yang menjadi alasan protes?

Bukankah ada manusia lain yang bisa diajak kompromi dan protes, prihal urutan penilaian yang harus menggunakan patokan absen.

Iza memang suka sekali menumbalkan sahabatnya, pasti setelah ini Iza menumbalkan satu sahabatnya lagi.

"Pak, Feinna dulu aja yang penilaian buat gantiin aku."

Nah sesuai dugaan bukan, Iza menumbalkan satunya lagi.

"Enak banget," kesal Feinna, seketika Feinna menjitak kepala Iza dengan keras.

Mereka berdua masih asik debat prihal siapa yang akan penilaian terlebih dahulu, berbeda dengan Aleena yang sedari tadi sudah berpindah fokus ke ring basket yang ada didepannya.

"Jangan takut,percaya diri biar bolanya juga masuk ke ring," ucap Priam yang tiba-tiba sudah berada di lapangan basket sekolah.

Aleena menoleh ke arah suara itu berasal, "ngapain?"

"Ngasih tips, salah?" tanya balik Priam.

Aleena tak merespon pertanyaan Priam dan kembali fokus memasukkan bola basket ke ring.

Ia ingin segera menyelesaikan penilaian ini dan kembali ke kelas. Hanya alasan itulah ia ingin segera menyelesaikan penilaian olahraga.

Kret...

Bungh.

Bola basket itu memasuki ring.

"Pak masuk," ucap Aleena.

"Boleh ke kelaskan?"

Pak Galang mengangguk-angguk singkat. Aleena yang mendengar itu segera berlari keluar lapangan.

"Pacaran sama Aleena?" tanya pak Galang penasaran.

Priam hanya menjawab dengan senyum misterius dan segera berlari untuk mengejar Aleena yang sudah tidak terlihat dimatanya.

"Dasar anak-anak," guman pak Galang.

***

"Ayo ke taman belakang," ucap Priam langsung menarik tangan Aleena dengan satu kali tarikan.

"Nggak mau." Aleena berusaha melepas cengkraman tangan Priam tetapi mustahil karena telapak tangan Priam lebih besar darinya dan juga tenaganya hilang entah kemana.

"Nurut apa susahnya," ucap Priam acuh.

Mengikuti ucapan Priam itu susah menurut Aleena, dia mengajak ke taman belakang. Taman belakang itu jarang sekali dipakai dan sangat sepi.

Dan kemungkinan di taman belakang hanya ada Aleena dan Priam, bukankah membuat orang berfikir hal negatif jika melihat seseorang dua lawan jenis ditempat sepi.

Ia benar-benar tidak ingin mendapatkan skandal hanya karena bertemu dengan Priam anak rese dan sokab ini.

"Mau ngapain?"

"Temenin gue disini."

Jawaban Priam memang sangat klise betul, alasan mengapa harus ditemani mengapa tidak ia ucapkan?

Benar-benar pemikiran Priam yang tidak bisa ditebak dan diluar nalar.

"Guna temen lu apaan?" tanya Aleena.

"Temenin bentaran, gue enggak bakal berbuat aneh-aneh sama lu," ucap Priam meyakinkan Aleena.

Priam sekarang hanya butuh sandaran atau tempat cerita sebentar saja, tetapi sepertinya ia harus urungkan itu karena Aleena tak suka.

"Ok," jawab Aleena mengalah.

|

|

|

Spam next🚀

Alina🦁
TBC
09/4/2023

ALPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang