air mineral

193 32 27
                                    

Bel istirahat berbunyi nyaring, suara yang paling dinantikan oleh para murid. Sahabat Aleena pun juga salah satu orang yang selalu menantikan bel itu berbunyi.

"Lu mo titip apaan?" tanya Iza sambil mencari uang yang berada dalam tasnya.

"Enggak gue mau beli sendiri aja," ucap Aleena berdiri untuk bersiap mengikuti kedua sahabatnya pergi ke kantin.

"Lah tumben," ujar Fei yang terheran-heran oleh tingkah Aleena yang berbeda.

Aleena tak menghiraukan ucapan Fei, ia segera keluar kelas untuk menuju ke kantin. Ia hanya ingin membalas Budi sesekali tidak salah bukan?

Sebenarnya ia ingin mengembalikan botol minum milik Priam, tetapi ia sering lupa dan bingung bagaimana cara mengembalikan barang itu ke pemiliknya.

Pertama yang ia tuju adalah kedai mang Jaja, Aleena mengambil 1 botol air mineral yang berada di dalam kulkas, dan 1 botol air mineral yang tidak dingin.

Ia sedikit ragu untuk memberikan sebuah mineral dingin sebenarnya,tetapi Aleena memilih feeling yang ia punya bahwa orang yang capek olahraga akan memilih untuk minum yang dingin-dingin.

"Tumben ambil yang dingin." Celetuk Fei.

"Mang berapa?" tanya Aleena, sambil menyondorkan 2 botol yang ada ditangannya.

"5.000."

Aleena segera menyondorkan uang selembar Rp.5.000 , dan segera pergi menuju kearah lapangan.

"Za, Aleena kenapa?" tanya Feinna heran dengan tingkah Aleena yang sedikit berubah. Menurutnya bukan hanya sedikit, tetapi sudah banyak perubahan yang muncul dari Aleena setelah dekat dengan Priam.

"Kesambet paling."

***

"Am nih air."

"Weyy gue dulu napa lu nyrobot."

"Weyy gue dulu lu berdua nyrobot gue."

"Semua nggak bakal diterima yang diterima cuman Gue."

"Lu pada mau ngasih minum, atau rebutan sembako rame amat." Ujar Gino kepada fans-fans gilanya Priam.

Semua manusia yang sedang berusaha agar diterima minumannya segera menatap sinis Gino. Walau yang disana hanya sekitar 10an orang yang berusaha untuk memberikan minum ke Priam tetapi rasanya seperti seperti ada ratusan suara manusia.

Sebenarnya tak hanya fans Priam yang ada disana, ada juga fans Fino, Milo, atau faday.

Aleena melihat para sekumpulan manusia disana hanya melirik sekilas dan segera menemui Priam tanpa ada hambatan sama sekali.

Banyak banget, berarti nggak ada kemungkinan kalau Priam suka gue kan?

"Nih minuman," ucap Aleena kepada Priam sambil menyondorkan botol minumannya.

Priam yang mendengar suara Aleena segera mendongkak keatas. Ia melihat wajah yang selalu terbayang didalam memori otaknya, Priam mengerjab beberapa kali untuk memastikan bahwa dirinya tidak salah lihat.

"Ey..." ucap Aleena sambil melambaikan tangannya didepan muka Priam agar segera sadar dari lamunannya.

"Heh apa-apa?" tanya Priam tergagap.

"Nih minuman, sama mau bilang terimakasih tadi udah nolongin." ucapnya sambil tersenyum.

"Trimakasih, dan sama-sama."

"bay bay, diminum  awas nanti dehidrasi." Aleena berlari kecil meninggalkan lapangan dan melambaikan tangan diudara.

Priam hanya menjawab dengan senyuman, sepertinya hari ini merupakan hari istimewa buat Priam, karena melihat senyum perdana yang terukir diwajah Aleena dan dihiasi oleh lesung pipit yang ada disisi kiri dan kanannya.

Disisi lain mereka fans fans gila masih berdebat sengit dengan Gino dkk sampai tidak sadar bahwa priam sudah pergi meninggalkan lapangan.

***

Priam sedari tadi menatap botol air mineral itu sangat lama. Ia mempunyai keinginan untuk memajang botol itu selamanya, sepertinya Priam sudah sedikit gila karena hal cinta.

"Lu gila?" tanya Bima sedikit was-was melihat adiknya itu.

Melihat Priam dari pulang sekolah hanya senyum-senyum sendiri dan kadang menatap botol air mineral membuat Bima sedikit prihatin dengan adik satu-satunya.

"Enggak emang kenapa?"

"Lu dari tadi senyum-senyum sendiri," ucap Bima.

"Senyumkan sedekah, emang salah?"

"Tapi lu udah kayak orang sakit jiwa dik," ucap Bima ngeri sendiri dengan tingkah laku Priam yang sangat berbeda dari biasanya.

Priam tak menggubris ucapan Bima , ia masih fokus memandang botol mineral itu dengan tatapan berbinar.

Jika kalian melihat seseorang secara sekilas, dengan kegiatan memandang sebuah benda tanpa henti dengan senyuman, apakah pemikiran pertama yang terlintas dari otak kalian itu hal yang positif?

Tentunya tidak, dan Bima adalah salah satunya yang memikirkan hal negatif tersebut.

"Kak, bagus kan?" tanya Priam memperlihatkan botol mineral itu kearah Bima.

"Ha?" tanya Bima balik, ia tak paham dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Priam.

Bagus apa?

Yang bagus itu siapa?

"Ini, botol mineralnya. Bagus kan?" tanya Priam dengan mata berbinar.

Bukannya itu botol biasa ya...

Bima mengernyitkan wajahnya sedikit bingung dengan penuturan Priam yang semakin lama semakin melantur, "Dik istirahat dulu aja sana, jangan dipaksain."

"Gue tanya bagus enggak,bukan ngeluh capek," kesal Priam, kakaknya memang tidak tau isi hatinya.

"Istirahat, mau turnamen kan?"

Priam tak menghiraukan ucapan Bima dan memilih untuk pergi meninggalkan kakaknya seorang diri. Bima memang tidak tau rasanya bahagia sepertinya.


|

|

|


Alina🦁
TBC
14/4/2023

ALPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang