Didalam mobil situasi hening seperti ini sunguh langka, bisa jadi baru kali ini didalam satu mobil Iza dan Feinna tidak berbicara yang tidak penting.
"Lu mau diem sampe kapan? Udah sampe kita," tanya Aleena sedikit heran dengan kedua temannya yang begitu hening tak seperti biasanya
sebuah kedamaian yang hakiki
"Eh Al nanti mampir ke cafe Kayak biasanya," ujar Iza memberikan usul secara tiba-tiba.
"Mohon maaf nih, saya boleh usulkan? Lebih baik jangan disitu firasat saya sangat tidak enak," saran Feinna, Feinna tau jika Iza seperti itu hanya ingin cuci mata melihat para cogan.Tidak salah sih,tapi Iza jika sedang cuci mata itu mulutnya sama sekali tak bisa dikondisikan. Suaranya begitu keras, sudah dipastikan membuat perhatian orang-orang perpindah ke mereka bertiga.
"No debat nggak bisa diganggu gugat." tegas Iza.
"Nggak bisa gitu,lu harus musyawarah buat hasilin sebuah keputusan bukan asal omong" tegas Feinna tidak mau kalah.
baru berapa detik gue bersyukur tu dua curut diam, lah sekarang udah debat lagi.
"Gue setuju sama Iza, tapi gue juga setuju sama Feinna," ucap Aleena menengahi perdebatan diantara Iza dan Feinna yang tak akan ada habisnya.
"Kok lu nyebelin gitu Al? Maksut lu netral gitu?" tanya Feinna kesal dengan penuturan Aleena yang tak masuk akal.
"Lu beneran netral gitu Al?" sahut Iza tak mau kalah. Ia ingin mendapatkan dukungan dari Aleena.
"Iya, terus kenapa?""Pengen bunuh lu deh al," ucap Feinna tersenyum menahan kemarahan yang tercetak jelas di wajahnya.
"Gue udah mati," jawab Aleena asal.
"Lu itu belum mati. Kalau udah mati gue punya buku yasin yang ada foto lu, kita juga makan makan, kita juga bakal nangis kejer."
"Eh Za, keknya kita nggak bakalan nangis kejer," ucap Feinna.
"Kok bisa?"
"Karena air mata kita ini udah dibekukan sama tu anak, si Aleena nggak mau kitanya nangis. Bener nggak Leen?"
"Nggak" jawabnya sepontan.
"Anjir lu gue belain malah kekgitu, untung sahabat."
"Gue nggak nyuruh lu belain gue."
"Dahlah perjuangan gue cuman dianggab sebelah mata,"
"kek Feinna," celetuk Aleena.
"Anjir anjir bisa ae lu," sahut Iza.
Aleena segera menuju tempat yang biasanya ia mencari buku, jika ia ladenin terus tu anak bakalan enggak selesai-selesai.Aleena benar-benar sabar jika menghadapi mereka berdua,entahlah kesabaran itu datang dari mana.
GEDUBRAK
"Bwahahahha kena azab lu Fei," iza melihat Feinna tersandung tak bisa menahan untuk tertawa sedetik saja. Teman terjatuh adalah hiburan yang paling menyenangkan dari hiburan yang lain.
"Gue jatuh malah diketawain,, mumpung tu buku nggak jatuh," sinis Feinna, Feinna segera berlari untuk menuju ke tempat Aleena agar tidak mendengar bullyan yang diutarakan oleh Iza.
GEDUBRAK
"Ya tuhan, Azab apaan ini," ucap Feinna sedikit lelah dengan drama tersandung hari ini.
"Bwahahahha sudah jatuh tertimpa tangga." Iza benar-benar tak bisa menahan tawa.
"Bwahahaha hahahahaha, jan jatuh lagi lagi lu, dah perut gue sakit,"
"Gue doain beberapa detik lagi lu juga bakalan dipermalukan," Doa Fei kesal dengan tindakan Iza yang begitu bahagia melihat ia terjatuh karena tersandung kakinya sendiri.
Disaat mereka berdua sedang saling mengumpat serapah satu sama lain ada seseorang adik kecil yang sangat memperhatikan kelakuan Iza."Dik ayo kok malah berhenti."
"tuh kak ada orang gila yang dari tadi ketawa terus," ucapnya sambil menujuk Iza.
"udah biarin aja, yok."
Jika mereka berdua mendengar penuturan bocah itu, sudah dipastikan Iza akan diam seketika dan feinna yang akan menertawakan ucapan bocah itu dan membenarkannya.
***
Aleena sekarang berada dikamarnya dan membaca buku yang baru saja ia beli.
"Tokoh utamanya keknya bakal mati deh," guman Aleena membaca ¼ novel yang isinya tokohnya begitu tenang damai bahagia tanpa ada sebuah permasalahan.
Ting
Aleena menatap handphonenya sejenak, siapa yang mengirim pesan ke dirinya malam-malam seperti ini?
Aleena membuka chat yang dikirim oleh Priam, ia jadi penasaran kenapa satu anak kemarin begitu aneh setelah mengantarkan dirinya dan menyelamatkan dirinya dari Kevin.
Priam seperti menghindari dirinya mungkin?
"Apaan dah, ini anak kalau chat sering nggak bisa ditebak," guman Aleena.
Aleena berusaha mencerna maksut chat yang dikirim oleh Priam, bertanya tentang pacar gitu?
"Gue harus jawab apa deh,bingung gue, gue nggak tau suka atau enggak tapi."
"Tapi beneran deh, gue deg degan gilak..."
"Gini aja deh, daripada pusing," ucap Aleena mengalah dengan pikiran dan jantungnya, ia sama sekali tak bisa fokus.
"Lah gilak, kalau gini kan gue yang nambah pusing nyari jawaban yang bener," guman Aleena setelah membaca jawaban Priam.
Aleena tadi hanya menjawab seperti itu bukan karena benar-benar ingin Priam menembak dirinya langsung. Hanya ingin mengalihkan topik, tetapi mengapa situasi yang dimilki Aleena tak menguntungkan sekali
Shibal
Gue harus gimana?
"Apa iya gue terima gitu aja?"
"Padahal gue belum bener yakin sama perasaan yang gue milikin."
❀
|
❀
|
❀
|
❀Alina 🦁
TBC
27/4/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPA [END]
Teen Fiction[⚠️NO COPAS!!] [HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] Aleena Amelia Putri tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis disaat namanya dipanggil oleh seseorang yang sama sekali tak dikenalnya. Priam Angkasa Dewa, dengan penampilan urakan dan sikap sok a...