keberangkatan

129 21 6
                                    

Aleena menguap berkali-kali, entah mengapa rasa ngantuk itu sering datang tanpa permisi, walau sering tidur di kelas Aleena tetap memilih untuk tidak tidur jika sedang berada di bus kecuali kalau melalui perjalanan malam.

"Lu kalau mau tidur, tidur aja," celetuk Priam melihat Aleena yang sedari tadi menguap tanpa henti.

"Enggak," jawab Aleena menggelengkan kepalanya.

Duduk didekat Priam membuat dirinya tidak leluasa untuk melalukan apa-apa.

"Tidur aja ngeyel banget, nanti disana lu malah ngantuk," ucap Priam gemas sendiri.

Ia melihat Aleena sedari tadi menguap ingin sekali memberikan obat tidur agar segera tidur agar tidak menahannya dan pura-pura kuat.

"Biarin, yang enggak tidur juga gue," ucap Aleena kesal dan memalingkan wajahnya ke arah jalanan.

/Bunda, anak bunda sekarang punya riwayat jantung beneran kalau gini!!

Sekarang Aleena sepertinya mulai timbul rasa antara ia dengan Priam, tetapi aleena pasti akan berusaha untuk menolak rasa ini sekuat mungkin.

Ia berusaha untuk mengalihkan fokus ke jalanan. Melihat jalanan yang berlalu lalang oleh kendaraan membuat dirinya semakin lama matanya semakin berat.

Tadi aja bilangnya enggak bakal tidur

Priam menatap wajah Aleena yang terlelap tidur dengan tenang, melihat wajah yang tenang tanpa ada semburat kemarahan membuat Aleena seperti putri tidur.

"Lu itu sukanya gengsi," guman Priam.

Ia memindahkan kepala Aleena pelan-pelan untuk menyender ke bahunya, ia melihat Aleena yang tidur dengan bersandar jendela bus merasa tak nyaman.

"Tidur aja, mimpi indah," ucap Priam pelan menyentuh pucuk kepala Aleena dengan lembut.

Sembari menjadi tempat sandaran tidur Aleena, Priam bermain game di handphonenya dengan fokus.

Hampir 30 menit Aleena tidur dengan nyenyak tanpa ada gangguan sedikitpun.

"Beban banget bangsat," decak Priam melihat salah satu timnya sedari tadi hanya kalah dan kalah.

Ingin sekali mengumpat dengan keras karena mendapatkan tim yang 50% hanya beban dan tak membantu untuk mendapatkan kemenangan itu.

"Anjing lah, turun rank kalau gini," keluh Priam kesal bukan kepalang.

"Kuda,sapi,kudanil, kambing!" Priam mengucapkan beberapa hewan berkaki 4 itu dengan kesal.

Kok gerak?

Kekesalan Priam membuat sang empu yang sedang tidur dipundaknya merasa sedikit terganggu. Suara yang ia keluarkan memang bisa membangunkannya, tetapi alasan yang paling mendasar mengapa Aleena bisa terganggu yaitu pundak Priam yang ikut terguncang karena kesal.

Sandaran di bus enggak bakal gerak gini kan?

Kok kayak pundak orang sih?

Aleena masih setengah tidak sadar jika sedang tidur dipundak Priam.

Priam yang merasa jika pundaknya sedikit bergerak tiba-tiba segera diam agar Aleena tidak terbangun atas ulahnya.

ALPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang