Aleena berjalan santai sambil menikmati suasana sore hari yang damai. Sambil membawa belanjaan ditangan kanan nya.
Aleena tidak memakai montor karena emang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah, aslinya Aleena ingin menghemat uang agar tidak boros bensin.
Bibb bibb
Suara klakson dari arah belakang membuat Aleena terkejut. Aleena menoleh untuk mencari keberadaan si penggendara itu.
"Nyari Gue?"
"Gue bingung napa lu selalu datang tiba-tiba," ucap Aleena kesal.
Apakah Priam ini adalah saudara jalangkung,mengapa ia selalu datang tiba-tiba. Kadang Priam juga seperti superhero, kadang ya kawan kadang menurut aleena
"ya biar lu nggak ngusir Gue." jawab Priam santai.
"Emang lu tau Gue bakal ngusir lu, bisa jadi enggak."
"Lu nerima Gue?" Tanya Priam dengan wajah berseri-seri.
"Nerima sebagai apaan?"
"Temen, Gue sadar diri kalau bilang pacar juga nggak bakal diterima." Ujarnya dengan nada tidak sesemangat tadi.
"Kalau Gue terima gimana?" Celetuk Aleena tanpa sadar.
eh bego banget Gue, napa malah bilang gitu.
"Beneran lu mau nerima Gue?" tanya Priam,
"Enggak, cuman bercanda." jawabnya, Dan Aleena segera pergi meninggalkan Priam.
"Saya ingin sekali mengumpat, tapi ya bagaimana. Sabar Priam anda sedang berbicara dengan calon istri." monolognya percaya diri.
Priam menoleh setelah sadar Aleena sudah tidak berada di sisinya lagi, benar-benar begitu cepat menghilang seperti mempunyai kekuatan teleportasi.
"Kesempatan lain pasti datang," guman Priam.
***
Aleena mengatur nafas dengan tersengal-sengal, berlari dengan membawa barang amat menyiksa nafasnya.
Sudah jarang berolahraga karena ketiga kakaknya sibuk dengan ujian dan skripsi adalah akibatnya. Sebenarnya Aleena sedikit bebas dari tekanan yang membuat ia sedikit frustasi.
Bagaimana tidak frustasi, ia dilatih bela diri oleh Aldenta, Aldesta, dan Ali setiap hari Selasa, Jumat, dan Minggu.
Untuk mereka bertiga itu bukanlah sebuah tugas yang berat, karena menurutnya bela diri adalah sebuah penyelamatan pertama jika ada sebuah penyerangan dari seseorang yang berniat jahat.
Dan melatih adik perempuan satu-satunya itu sebuah hal yang sangat wajib. Menurut Aldenta teknik dasar sudah cukup untuk penyelamatan diri sendiri.
"Aleena pulang," ucapnya, melepaskan sepatu dengan asal dan segera berlari masuk ke dalam rumah.
Ali yang mendengar salam dari Aleena segera beranjak ke ruang depan,untuk menagih titipannya.
"Lu dikejar siapa?" tanya Ali melihat Aleena yang masih berusaha bernafas dengan stabil.
"Cuman pengen lari."
Ali mengamati Aleena dengan teliti, menurutnya Aleena sedang berbohong, "Bohong dosa."
"Dih, siapa juga yang bohong."
"Yaudah deh yaudah, mana barang gue?"
Aleena berdecak pelan, "Nih."
"Lama banget," ucap Ali mengambil barang titipannya
Aleena menatap malas kakaknya itu, mempunyai banyak keinginan, mau ini dan mau itu. Kalau ingin tidak lama mengapa tak beli sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPA [END]
Teen Fiction[⚠️NO COPAS!!] [HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] Aleena Amelia Putri tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis disaat namanya dipanggil oleh seseorang yang sama sekali tak dikenalnya. Priam Angkasa Dewa, dengan penampilan urakan dan sikap sok a...