"Gue beneran ikut ini?" tanya Aleena mengerjab beberapa kali untuk memastikan bahwa ia sedang tidak berada didalam mimpi.
"UNTUK YANG AKAN MENGIKUTI PERTANDINGAN BASKET,DAN JUGA SEBAGAI PENDAMPING DIMOHON UNTUK BERKUMPUL DI LAPANGAN UTAMA!!" suara keras itu membuat Aleena tersadar.
Ia segera bergegas untuk menuju ke lapangan utama. Ia sebenarnya butuh bantuan sekarang untuk membawakan satu koper kecil miliknya, dan membawakan satu dus air mineral yang ada diatas koper itu.
Tapi Aleena percaya bahwa dirinya kuat dan tidak membutuhkan pertolongan seseor-
"Gue bantu," ucap Priam tiba-tiba mengambil dus air mineral itu ditangannya.
"Ayo, kenapa malah beku gitu," ucap Priam menyadarkan Aleena yang bak patung batu.
SHIBAL!!
KENAPA HARUS DIA!?
Aleena sekarang percaya bahwa Priam adalah sahabat jalangkung atau bisa juga saudaranya, karena sering sekali datang tiba-tiba.
"Iya-iya," jawab Aleena menurut.
Sembari berjalan dibelakang Priam, Aleena menatap punggung Priam dengan tatapan takjub.
Entah alasan apa, tetapi Aleena seperti melihat sosok manusia yang selalu bisa diandalkan dimanapun itu. Ia melihat sosok yang selalu berusaha untuk terus bangkit dan tak mengenal kata menyerah.
"Capek ya?" guman Aleena lirih.
Ada semburat rasa bersalah didalam hatinya karena sering mengabaikan,mengacuhkan,dan berbicara dengan nada tak mengenakan ke Priam.
"Priam,"
Priam berhenti dan menoleh ke arah Aleena, "kenapa?"
"Nggak kok, cuman mau manggil aja," ucap Aleena diakhiri senyuman kecil.
Mengucapkan maaf sepertinya tak semudah yang dibayangkan oleh Aleena, sangat pengundang sekali dirinya sekarang.
"Yaudah, segera kesana udah pada nunggu," ucap Priam.
***
"Cie-cie, datang sama pacar," ucap Gino melihat Priam yang datang bersamaan dengan Aleena.
Setelah Gino mengucapkan kalimat itu, semua yang sedang berkumpul di lapangan reflek ikut melihat Priam dan Aleena yang baru datang.
"Dih, siapa juga pacar," ucap Priam tak suka dengan perkataan Gino yang sedikit blak-blakan tanpa filter.
Sudah ia peringati setiap hari bahwa 'jangan membawa masalah dirinya dengan Aleena di keramaian' tetapi yang ia ingatkan adalah manusia yang bernama Gino, dan pasti tidak akan dilakukannya dan dilanggar.
"Jadian lu?" tanya teman setimnya.
"Enggak, gue enggak ada hubungan apa-apa sama ni anak," ucap Priam sembari memegang kepala Aleena.
"Turunin!"
Aleena menatap tajam kepada Priam yang memegang pucuk kepalanya tanpa ijin. Ia merasa diejek pendek jika diperlakukan seperti itu.
Walau kenyataannya pendek, tetapi entah mengapa Aleena tak mau mengakui fakta itu.
"Anak-anak, ayo segera berkumpul!" ucap pak Gilang menyuruh anak didiknya segera berkumpul.
Pak Gilang melihat sekeliling untuk memastikan bahwa semua muridnya sudah berkumpul dan baris rapi didepannya, "Ok, agar acara berjalan lancar tanpa kekurangan apapun dan mendapatkan hasil yang maksimal, kita berdoa menurut agama masing-masing. Berdoa mulai."
Semua berdoa menundukkan kepala dan berdoa dengan sangat khusyuk.
"Berdoa selesai."
"Setelah ini, kalian istirahat sebentar atau memastikan barang yang dibawa sudah lengkap atau belum. Dan jam 10 kalian segera berkumpul digerbang utama sekolah untuk menaiki bus."
"Ya pak," ucap Priam mewakili semua siswa.
Pak Gilang segera pergi dan menuju ke ruangan pribadinya untuk memastikan barang bawaannya juga tidak ada yang tertinggal.
"Guys, ayo kumpul bentuk lingkaran!" perintah Priam mengintruksi para anggota timnya.
"Yang OSIS juga ikut!!" ucap Priam melirik Aleena yang sedari tadi hanya melamun tak jelas.
Melihat Aleena hanya berdiri sendirian tanpa ada seseorang yang mengajaknya berbicara membuat Priam sedikit kesal.
Ia paham kenapa banyak sekali yang tak ingin berinteraksi dengan Aleena, tetapi ayolah hanya basa-basi saya tidak bisa kah?
Priam menghampiri Aleena dan menarik paksa untuk ikut berkumpul membentuk sebuah lingkaran.
Jika Priam tak menariknya segera, dugaannya Aleena akan menepi dan tak ikut menimbrung.
Melihat interaksi antara Priam dan Aleena membuat semua orang yang disana bertanya, "bukankah Priam tadi memberikan penjelasan bahwa tak ada hubungan?"
"Ayo yel-yel bentar," ucap Gino mengajak.
"Yok."
"Gas bang," ucap raya menyetujui.
"Merapat!" suruh Gino kepada teman-temannya.
Mereka semua membentuk lingkaran kecil dan mengulurkan tangannya kedepan.
"SMA CAKRAWALA!"
Hening, semua orang yang disana hening tak menyahut ucapan Gino yang sangat semangat itu.
Salah Gino juga tak memberikan kordinasi harus menjawab apa jika Gino mengucapkan itu.
"Gilak pada diem, jawab kek."
"Ya jawab apa gila?" sahut raya jengkel sendiri.
"Jaya atau apa gitu," usul Fiko.
"Yodah, jaya tiga kali."
Mereka semua kembali membentuk lingkaran, "SMA CAKRAWALA!!"
"JAYA,JAYA,JAYA!!" ucap mereka kompak.
***
Aleena berlari tergoboh-goboh untuk menuju ke bus yang akan ia tumpangi.
Benar-benar celaka jika ia tak mensetting alarm di hpnya, Aleena lupa bahwasannya ia harus segera ke gerbang utama untuk menunggu bus yang akan ia naiki bersama teman-temannya.
Untung saja koper,tas, atau barang-barang yang harus dibawa sudah dikumpulkan sejak tadi.
Udah sepi.
Aleena segera berlari menuju ke arah bus dan memasukinya, ia benar-benar lelah sekarang.
Berlari dengan perasaan panik memang membuat staminanya cepat terkuras habis.
Setelah memasuki bus, Aleena melihat sekitar untuk mencari bangku kosong yang belum terisi.
Tetapi nihil, yang Aleena lihat hanya satu bangku kosong yang sampingnya ditempati oleh Priam.
Beneran enggak ada?
"Aleena, tuh disamping Priam!" ucap Gino menunjuk kearah Priam.
Priam yang sedari tadi fokus memainkan handphone miliknya langsung mendongakkan kepalanya, "Tinggal ini yang kosong."
Ia mengetahui gelagat wajah Aleena yang begitu panik, pupil matanya tak bisa berhenti dan terus mencari tempat kosong.
"Gue enggak maksa,tapi emang faktanya yang kosong cuman kursi punya gue ini," ucap Priam menatap Aleena.
Dengan langkah gontai,Aleena segera duduk disamping Priam.
Sial, gue enggak bisa nahan buat enggak jahilin Aleena.
❀
|
❀
|
❀
|
❀Spam next🚀
Alydhasna 🦁
TBC
20/4/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPA [END]
Ficção Adolescente[⚠️NO COPAS!!] [HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] Aleena Amelia Putri tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis disaat namanya dipanggil oleh seseorang yang sama sekali tak dikenalnya. Priam Angkasa Dewa, dengan penampilan urakan dan sikap sok a...