telat

200 30 20
                                    

"ALEENA BANGUN DAH MAU JAM SETENGAH TUJUH!" Teriak  Bunda  Alea dari lantai bawah.

"Hoam... iya Bund," jawab Aleena pelan masih berusaha untuk mengumpulkan nyawa.

"ALEENA BANGUN!" Teriak Bunda Alea sekali lagi, karena  masih belum mendengar jawaban dari sang Putri.

"UDAH BUND!" Jawabnya,Aleena sebenarnya tidak ingin berteriak tetapi jika tidak berteriak pasti bundanya tidak akan dengar.

Dengan kekuatan yang masih sedikit Aleena segera mengambil seragam sekolah dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan badannya.

"Aleena berangkat," pamit Aleena.

"Hati-hati," jawab bunda dan ayah Aleena serempak.

Aleena segera menuju ke garasi dan mengeluarkan montornya.

Aleena mengendarai montornya dengan kecepatan diatas rata-rata, entah mengapa sekarang didalam otaknya hanya ada satu kalimat  "jangan terlambat".

Sebenarnya Aleena akan Bodo Amat dirinya terlambat atau tidak, jika sekarang tidak ada pelajaran Pak Yayan.

Bukan karena ia takut dimarahi oleh Pak Yayan, karena emang sifat Pak Yayan enggak gampangan marah. Cuman dia males untuk ulangan susulan, biasanya soal ulangannya lebih sulit, dan Aleena malas untuk berfikir keras.

"Lah dah ditutup gerbangnya," guman Aleena.

Aleena segera berjalan menuju ketempat pos satpam untuk membujuk agar dibukakan gerbangnya.

Sepertinya ia menyesal masuk ke gerbang utama bukan ke gerbang yang biasanya ia tunggu saat diantar jemput.

"Pak bukain dong pak," bujuk Aleena diluar gerbang seperti orang yang sudah berputus asa dan berada didalam penjara, karena posisi Aleena sedang memeluk gagang besi.

"Udah telat sepuluh menit, nggak boleh masuk."

"kemarin saya lihat bapak bukain pintu padahal udah telat 20 menit." ujarnya.,

"itu mah beda." jawab Pak Jali. Sebenarnya Pak Jali menggunakan embel-embel berbeda  yaitu orang kemarin menyogoknya dengan  sebungkus  rokok dan Aleena sekarang  tidak.

Manusia yang suka korupsi ya seperti ini, Aleena kadang bingung kenapa kepsek SMA Cakrawala masih saja mempekerjakan seseorang yang suka korupsi.

"Beda dari mana, sama-sama manusia juga," ketus Aleena,

"lah bukan dari itu."

Priam yang mendengar keributan dari gerbang sekolah segera mendekati karena mendengar suara yang familiar ditelinganya.

"Eh Al napa lu diluar gerbang?" tanya Priam

Aleena yang mendengar pertanyaan konyol Priam ingin sekali untuk  menjitaknya, udah jelas-jelas diluar gerbang itu terlambat masih aja tanya.

"Telat?"

"Iya."

Priam yang mengerti situasi sekarang segera ikut membujuk Pak Jali, "Pak bukain gerbangnya  jarang sekali lo pak Aleena telat. "

ALPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang