terjebak di cafe

149 27 24
                                    

"Gue disini kek orgil," decak Aleena frustasi.

Aleena sudah menuggu didepan cafe selama hampir 30 menit lebih. Jika kalian bertanya mengapa enggak masuk kedalam lagi, ya karena uang udah minim sekali,  dan tentu nya malu kalau tidak memesan makanan ataupun minuman.

"Kak Ali juga napa nggak datang-datang, awas aja sampai lupa gue sleding tu kepala," ketus Aleena.

"Ganas banget neng."

Aleena yang mendengar sahutan itu segera menoleh mencari keberadaan manusia itu.

"Biarin, emang ngusik kehidupan lu kalau gue ganas?" sahut Aleena dengan wajah tak suka.

"Jan gitu napa neng, kalau ndak marah tambah cantik neng."

Aleena tak menyahut ucapan manusia itu, Aleena masih berfokus dengan nasibnya jika dia belum segera dijemput oleh kakak

"Jan cuek napa neng."

"senyum dikit lah neng."

"neng mau nggak jadi pacar Aku."

Aleena yang mendengar ucapannya sangat ingin sekali mencabik-cabik mulut laki-laki itu.

"diem berarti iya."

"Matalu iya iya, nggak sopan amat," ketus Aleena.

Manusia itu hanya terkekeh pelan, yap terkekeh pelan.

Aleena melihat respon yang menyebalkan itu ingin sekali membanting itu orang detik ini juga.

Tidak kenal, langsung minta jadi pacar. Sangat tidak sopan menurutnya.

"Gue nggak kenal lu, jadi stop buat bicara sama gue," tegas Aleena.

"Oh ngajak kenalan toh."

"Kenalin kalau gitu, Gue Sadewa Kevin Saputra, bisa dipanggil  Dewa, Kevin, Putra,  kalau mau dipanggil sayang boleh banget malah." ucap Kevin sambil menyondorkan tangan kanannya untuk bersalaman, tapi Aleena mengabaikan.

"Owh nggak tanya," celetuk Aleena.

"Cuek amat neng, nama neng saha?"

"Nanya nama emang buat apaan emang?"

"Buat nyantet," jawabnya dengan memperlihatkan senyum smrik nya.

"Kalau mau nyantet jangan gue, kakak gue aja."

Kevin yang mendengar jawaban itu hanya bisa geleng-geleng pasrah,ya sepertinya perempuan ini berbeda dari yang lainnya, tidak ada rasa takut yang ia perlihatkan.

"Enggak gitulah neng tadi cuma bercanda, yakali aye brani nyantet."

"Dah punya pacar?" Tanya Kevin sambil menghembuskan asap rokok.

"Sebelum tanya bisa rokok dimatiin dulu." Perintah Aleena dengan menatap tajam mata Kevin yang masih sibuk menghisap dan menghembuskan asap rokok.

Ingin sekali Aleena membanting manusia yang ada disampingnya, ia benar-benar tidak nyaman dengan sikap yang sok akrab itu.

Ia merasa sikap sok akrab ini sudah melebihi Priam, jika disuruh memilih ia akan memilih Priam daripada memilih manusia yang bernama Kevin.

"Emm ok-ok"

"Kalau gue nggak punya kenapa?kalau  gue punya kenapa?"

"Kalau punya ya udah, kalau nggak punya gue mau lo jadi pacar gue titik no debat," Jawabnya.

Aleena yang mendengar ucapan Kevin seketika berfikir, apakah laki-laki ini sedang mencari korban baru?

"Kalau gue nolak?"

"Gue nggak terima penolakan."

Situasi yang tidak menguntungkan Aleena, ia berharap kakak laknatnya segera datang kemari untuk menjadi pacar pura-pura.

"Al," panggil seseorang.

Aleena seketika menoleh mencari seseorang yang memanggil dirinya,  "Oh, sayang kenapa lama banget jemputnya?"

Priam memantung seketika,kenapa Aleena berubah seperti ini?

Otak Priam seketika tak bisa berfikir secara jernih hanya karena panggilan 'sayang' yang dilontarkan oleh Aleena kepada dirinya.

Gilak, gue keceplosan!

Tenang Aleena, lu harus segera pergi dari manusia sokap itu.

"Maaf," ucap Priam lirih, ia sekarang memahami situasi yang membuat Aleena memanggil dirinya dengan sebutan itu.

"Yaudah, aku mau pulang."

Priam hanya mengangguk singkat dan segera menyondorkan helm ke arah Aleena.

Ia kadang penasaran,kenapa helm itu selalu dibawa oleh Priam. Bukankah dirinya selalu sendiri saat mengendarai motor miliknya.

"Gue tunggu lu putus deh, kalau udah putus lu bakal jadi pacar gue."

Aleena tak menggubris ucapan Kevin dan segera naik ke montor milik Priam.

"Gue tertarik sama lu, nama misterius," guman Kevin melihat kepergian Aleena.

***

Berada satu kendaraan dengan Priam tidaklah semenakutkan itu menurut Aleena, hanya saja ia menghindari modus terselubung yang sedang dipersiapkan oleh Priam.

Bukannya Aleena tak percaya dengan Priam , tetapi untuk berhadapan  dengan Priam,  Aleena sangat susah untuk langsung percaya.

Sedikit jahat jika kita memikirkan sifat Aleena, sudah ditolong untuk percaya saja susahnya minta ampun.

"Em... Al tadi siapa lu?" tanya Priam  sedikit ragu untuk bertanya.

"Orang asing," acuh Aleena masih dalam mode malas, hari yang begitu melelahkan menurutnya.

"Namanya siapa?"

"Sadewa kevin Saputra."

"Katanya nggak kenal." Priam heran dengan jalan pikiran Aleena, katanya orang asing mengapa Aleena bisa mengetahui namanya?

"Dia tadi ngenalin namanya , tapi kan dia tetap jadi orang asing buat gue."

"Dih sama aja."

"buat gue beda." tegas Aleena.  Aleena hanya masih sedikit kesal dengan Ketiga Abangnya yang sekarang  entah kemana, dan imbasnya ke Priam.

"Al?"

"Aleen?" panggil Priam sekali lagi, tetapi Aleena masih tetap tidak menyahut ucapan Priam.

"Ngambek mulu lu."

"Sayang jangan gitu lah."

Aleena yang mendengar ucapan Priam yang menggunakan embel-embel 'sayang' refleks memukul kepala Priam yang sudah terlindungi oleh helm ber SNI.

"Ya tuhan, lu kalau ngagetin jangan saat berkendara gila!"

"Yang celaka bukan Gue doang, lu juga!" Bentak Priam tanpa sadar.

Aleena yang mendengar bentakan Priam seketika diam. Entahlah  Aleena sangat takut jika sisi Ganas dan dinginnya Priam keluar,  menurutnya  lebih ganas Priam daripada dirinya.

"Ya maaf." Cicit Aleena pelan.

"Gue yang salah, maaf gue cuman nggak mau lu kenapa-kenapa."


|

|

|

Spam next🚀

Alydhasna 🦁
TBC
19/4/2023

ALPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang