hari H

183 19 6
                                    

Sebelum datang dengan harapan yang melambung tinggi, Priam telah menyiapkan segala sesuatu jauh-jauh hari sebelum dirinya sendiri memberikan janji temu itu satu Minggu yang lalu.

Memesan sebuket bunga mawar merah, menulis beberapa kalimat di kertas berwarna putih, dan beberapa foto dirinya dan Aleena yang diambil oleh temannya.

Ia benar-benar gugub sekarang. Misi satu Minggu dengan Aleena sudah ia lakukan, dan sekarang waktunya untuk mengajak Aleena menjadi kekasihnya secara langsung.

"Gue percaya kalau dia bakal jadi pacar gue hari ini."

Priam segera menyalakan montornya pergi menuju ke taman tempat perjanjian.

***

Tadi malam, Aleena benar-benar tak bisa tidur hanya karena memikirkan semua yang terjadi pada hari ini.

Sebuah hal yang akan dialaminya pertama kali seumur hidup Aleena.

Membayangkannya saja membuat jantung Aleena berdetak semakin cepat, kutukan benci berubah menjadi cinta bekerja dengan cukup baik di hidup Aleena.

"Gue pake dress warna putih atau merah?" tanya Aleena berguna sendiri melihat dress yang tadi malam ia pilih.

"Ya tuhan, gugub banget."

Dengan pilihan yang ia yakini, Aleena mengambil dress berwarna putih dan segera berlari menuju ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap menemui calon kekasihnya.

Sepertinya jika Priam mendengar kata hati Aleena sekarang,sudah dipastikan rona merah menjalar di telinganya.

Aleena telah bersiap-siap selama 1 jam lebih hanya karena merasa tak percaya diri dengan penampilan yang terpantul di cermin yang ia lihat.

"Ok, gue harus percaya diri."

Dengan keberanian yang begitu besar,Aleena segera menuju ke garasi dan segera menyalakan montornya menuju ke taman.

Di perjalanan Aleena bergumam tak jelas karena perasaan gugubnya yang tak segera hilang.

"Dia sekarang dimana?"

Aleena mencari kepenjuru taman dengan perasaan campur aduk tak karuan.

"Ok Aleena tenang, lu mending duduk dulu," monolong Aleena, ia segera duduk dengan perasaan benar-benar gelisah.

Ia sekarang duduk dibangku taman sendirian, ia kadang beberapa kali mengecek handphone miliknya untuk mengetahui dimana info keberadaan Priam sekarang.

/Kenapa lama?

/Enggak ada apa-apa kan?

"Neng nggak mau lihat orang kecelakaan?" tanya ibu-ibu random yang berlari dari arah keramaian kepada Aleena.

"Enggak Bu, kalau boleh tau siapa korbannya?" tanya Aleena penasaran.

"Kalau dilihat sekilas tadi itu laki-laki kasep pisan. Kasihan neng, kayaknya baru mau ketemu sama pacarnya eh malah kecelakaan ketabrak mobil."

"Kok tau Bu kalau mau ketemu pacarnya?"

"Bawa bunga," jawab ibu-ibu itu dan segera pergi meninggalkan Aleena karena dipanggil oleh anaknya.

"Oh iya Bu, makasih infonya." Aleena sedikit sesak menerima info yang ia terima oleh ibu-ibu yang tak tau asal dari mana itu.

Korbannya yaitu laki-laki.

"Laki-laki ada banyak, enggak cuman Priam kok."

"Tapi gue harus mastiin," ucap Aleena sedikit tidak yakin dan segera berlari menuju ke kerumunan seseorang yang mengerubungi seseorang yang menjadi korban tabrak lari.

ALPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang