-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-Alfi menutup pintu kamarnya pelan. Sekarang sudah pukul tujuh malam, dia baru pulang dari kediaman Farhan. Ada sepercik rasa bahagia menyelimuti hatinya. Namun, ada satu rasa yang Alfi sendiri tidak tau apa itu.
Gadis itu merebahkan tubuhnya di atas kasur, dia berusaha memejamkan matanya. Istirahat sejenak, menenangkan pikiran. Kasus kecelakaan itu masih belum selesai dia urus, banyak kejanggalan yang terjadi. Bahkan polisi seakan-akan menutupi kasus itu. Kini yang Alfi pikirkan hanya satu. Pasti ada yang menutupi kasus itu menggunakan uang. Di dunia ini semua membutuhkan uang. Begitupun sang pelaku yang menyudahi kasus ini dengan harta dan kekuasaan.
Baiklah, sepertinya ini terlalu rumit. Mungkin suatu saat misteri ini akan terungkap.
Tiba-tiba saja, sosok Raihan menghampiri pikirannya. Ah, kenapa dengan laki-laki itu? Dia adalah laki-laki tidak punya sopan santun yang pernah Alfi temui. Bisa-bisanya cowok itu menganggap Alfi tidak punya harga diri? Perempuan mana yang tidak sakit hati bila ada orang yang menganggapnya murahan.
Sebenarnya Alfi merasa iba akan dokter itu, Farhan tadi sempat bercerita tentang kehidupan Raihan selama beberapa tahun belakangan. Terlebih ketika ayahnya meninggal dunia, Raihan menjadi lebih tertutup.
Berbeda dengan Farhan yang memiliki sisi humoris dan terkesan lebih terbuka. Hidup orang memang tidak bisa ditebak, semua sudah Allah atur sebegitu rapinya. Tentang takdir manusia pun, tidak ada yang tau. Benar kan?
Alfi segera mandi dan bergegas pergi ke mini market membeli beberapa makanan ringan untuk hadiah yang sudah Alfi janjikan pada beberapa santri. Tanpa Alfi sadari, ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk dari seseorang.
Dokter kampret
Jangan keluar rumah!-o0o-
"Bos, Raihan akan pindah tugas ke Jakarta," adu pria berpawakan tinggi besar pada laki-laki yang masih diam sembari duduk membelakangi pria itu.
"Iya, gue udah tau. Sekarang tugas Lo, gagalin pemindahan tugas Raihan. Jangan sampai dia keluar dari Semarang, apapun caranya." Laki-laki yang awalnya duduk itu kini berdiri. Tangan kanannya merogoh saku mengeluarkan handphonenya.
"Cowok pengecut itu terlalu bodoh dengan pergi meninggalkan Semarang. Bukannya gue menghina dia, dia emang orang terdekat gue, tapi dia udah bikin gue kehilangan segalanya."
Laki-laki itu melempar ponsel pada pria yang ada di belakangnya. "Hajar dia, cari kelemahannya dan hancurkan."
-o0o-
Raihan baru saja keluar dari ruang operasi, masih dengan pakaian berwarna hijaunya, kini dia pergi ke ruangannya. Sebelum laki-laki itu pergi untuk membersihkan diri, ada secarik kertas yang tergeletak di atas meja.
Raihan menyergitkan keningnya bingung, dengan segera tangannya mengambil kertas itu.
Semua milikmu akan pergi
Singkat memang, tapi berhasil membuat tubuh Raihan menegang. Pasalnya, selama ini dia tidak punya masalah dengan siapapun. Setiap ada kesalahpahaman pasti akan segera Raihan selesaikan. Dia bukan tipe orang yang mampu hidup dikelilingi rasa bersalah, prinsipnya jika salah minta maaf, jika ada yang salah maafkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Kampret ✓
Teen Fiction[Ar-Rasyid Family2] Dunia Alfi harus jungkir balik ketika tanpa sengaja dirinya mengenal sosok Raihan Alfarisi, dokter ahli bedah yang memporak-porandakan hatinya. Tidak, Alfi tidak terpesona dengan laki-laki itu, hanya saja hatinya yang kadang tida...