-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-Note : Sorry guys kalau ada typo, soalnya buru-buru tadi. Happy reading-!
Setelah percakapan di warung gado-gado kala itu, hubungan Raihan dan Alfi mulai membaik. Raihan berusaha memperbaiki sikapnya dan Alfi berusaha menerima Raihan kembali. Keduanya sama-sama memperbaiki kisah mereka, tidak ingin kejadian di masa lalu terulang lagi. Badai yang pernah menerpa, Meraka jadikan pelajaran. Karena, sebaik-baiknya pelajaran adalah pengalaman.
Keluarga Raihan dan Alfi juga mendukung niat baik keduanya untuk menjalin hubungan serius. Bedanya, kali ini semua diatur oleh pihak keluarga. Mereka tidak ingin kejadian seperti dulu terjadi kembali. Raihan dan Alfi hanya duduk diam, mereka tidak diperbolehkan mengurus acara pernikahan mereka. Hanya beberapa pendapat yang keluarga ajukan kepada calon pengantin itu.
Perlahan, semuanya membaik. Tidak ada lagi dendam dan permusuhan. Mereka sudah berdamai dengan masa lalu.
Alfi menyeruput secangkir teh hangat sambil menikmati hembusan angin dari balkon kamarnya. Pemandangan lalu-lalang para santri membuat hati Alfi menghangat.
Ia meletakkan kembali cangkir teh ke atas meja. Gadis itu tersenyum, seminggu yang lalu kakaknya dinyatakan meninggal dunia. Iya, Muhammad Aqmal Ar Rasyid, kakak satu-satunya yang koma dua tahun ini. Namun, atas izin Allah, kakaknya kini bisa kembali menikmati keindahan dunia. Kakaknya dinyatakan sadar dari koma empat belas menit setelah dokter mengatakan ia telah meninggal. Sungguh luar biasa kuasa Allah. Ia menyaksikan sendiri tangis haru orang tuanya dan anggota keluarga yang lain. Terutama Kanaya, perempuan itu tidak berhenti mengucap Hamdallah sambil terus memeluk suaminya.
Alfi bahagia, kakaknya sudah diperbolehkan pulang kemarin. Keluarganya sudah lengkap, masalah sudah teratasi dan kebahagiaan demi kebahagiaan hadir seiring berjalannya waktu. Alfi tidak meragukan kuasa Allah, ia tau pasti bahwa kebahagiaan selalu ada walau didahului dengan tangisan pilu.
Alfi sangat bersyukur atas karunia Allah, tidak bisa ditebak oleh akal manusia. Yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dan yang dianggap salah menjadi benar.
Alfi mengambil undangan pernikahan berwarna coklat muda dari atas meja. Jari lentiknya membuka lembaran kertas itu hingga fokus matanya tertuju pada dua nama yang akan melangsungkan pernikahan besok pagi.
Raihan Alfarisi & Alfi Hairani Ar Rasyid
Sudut bibir Alfi terangkat, kisah cintanya tidak setragis apa yang selama ini hinggap di benaknya. Besok pagi, tepat pada hari Jumat, ia akan melangsungkan pernikahan di halaman pondok pesantren Nurul Huda.
Ah iya, Alfi teringat percakapannya dengan Rizki beberapa hari lalu.
"Hai Alfi, maaf lama."
Alfi menoleh, gadis itu bangkit dari kursi kayu di dalam cafe.
"Aish, tidak masalah. Ayo duduk dulu, gue mau ngomong sesuatu."
Rizki tersenyum lalu mengangguk.
"Jadi gini Riz, gue mau ngasih ini." Alfi merogoh tasnya, mencari sesuatu lalu menyerahkan pada Rizki.
Dengan ragu, Rizki mengambil sebuah undangan dari tangan Alfi. Ia membuka undangan itu dan membacanya hingga tuntas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Kampret ✓
Teen Fiction[Ar-Rasyid Family2] Dunia Alfi harus jungkir balik ketika tanpa sengaja dirinya mengenal sosok Raihan Alfarisi, dokter ahli bedah yang memporak-porandakan hatinya. Tidak, Alfi tidak terpesona dengan laki-laki itu, hanya saja hatinya yang kadang tida...