-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-Raihan menggertakkan giginya melihat isi dari sebuah pesan tak dikenal. Awalnya ia tidak terlalu memikirkan pesan tersebut, namun ketika membaca isi pesan yang menurutnya sangat kurang ajar itu, ia naik pitam ingin segera menghabisi orang yang mengirimkan pesan sialan itu.
085XXXXXXXXX
Hallo dokter Raihan Alfarisi? Apa kabar? Baik kah? Oh iya, amnesianya sudah sembuh? Sudah ingat semuanya? Uhh, sayang sekali. Seharusnya anda tidak perlu mengingat semuanya. Em, tidak masalah, saya akan membuat anda kembali mengalami hal serupa. Bagaimana dokter? Apa anda siap? Tentu saja siap, bukan? Atau malah, anda ingin istri tercinta anda celaka? Saya hampir lupa jika anda sudah hidup bahagia bersama istri anda, dan mungkin sepertinya, anda akan segera memiliki anak, ya? Waaah hebat sekali anda, dok. Setelah membuat hidup saya porak-poranda anda malah hidup tenang dan bahagia. Tunggu saja saya datang. Tidak lama lagi. See you next time, dokter☺️❤️"Siapa pengirim pesan sialan ini?!"
Raihan berdiri dari duduknya, ia sedang berpikir keras siapakah orang dibalik ancaman ini. Selama ini Raihan merasa tidak memiliki masalah apapun dengan orang lain. Atau mungkin, ini ulah dari orang di masa lalu? Seseorang yang pernah membuat Raihan hampir terjerumus kasus pembunuhan.
Dulu, ia sempat dituntut atas kasus pembunuhan. Saat itu, ia melakukan tindakan operasi pada sesosok wanita paruh baya yang mengalami penyakit jantung. Awalnya pasien baik-baik saja, bahkan operasi hampir selesai seratus persen. Namun, tiba-tiba pembuluh darah pasien pecah, membuat Raihan kewalahan menangani keadaan pasien yang saat itu mengalami pendarahan hebat. Akhirnya, Tuhan berkata lain. Pasien dinyatakan meninggal dunia ketika operasi hampir berhasil.
Pihak keluarga tidak menerima kematian wanita tersebut, mereka menuntut Raihan sebagai dokter yang menangani operasi juga Rumah Sakit sebagai penanggungjawab. Kasus ini sempat diajukan ke pengadilan untuk ditindaklanjuti. Namun, setelah beberapa kali pertemuan, pihak Rumah sakit dinyatakan tidak bersalah. Itu murni kecelakaan, atau bahkan takdir. Kepolisian tidak menemukan bukti pembunuhan apapun, karena memang itu bukan kasus pembunuhan. Keluarga wanita tersebut tetap tidak terima atas keputusan hakim yang mereka anggap tidak adil. Mereka tetap mencari bukti-bukti pembuahan agar Raihan bisa merasakan akibatnya. Hingga saat ini, pihak keluarga masih menyimpan dendam atas kematian wanita paruh baya tersebut dan ingin membalaskan dendam mereka.
Raihan tidak pernah ambil pusing mengenai hal tersebut, karena baginya ia tidak bersalah dan tidak berhak disalahkan. Ia yakin, yang benar pasti akan menang. Sekuat apapun usaha mereka untuk menjatuhkan Raihan, namun jika Raihan tidak bersalah merekalah yang akan menerima konsekuensinya.
Tapi situasi kali ini berbeda, keluarganya terancam bahaya. Terutama sang istri yang kini tengah mengandung anaknya. Raihan tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti atau bahkan menyentuh Alfi. Satu jengkal saja orang-orang kurang ajar itu menyentuh tubuh Alfi, maka Raihan tidak akan mengampuni orang tersebut. Catat itu!
Mulai hari itu, Raihan mencari tahu siapa pengirim pesan yang membuatnya gelisah. Ia semakin sering menghabiskan waktu di Rumah sakit guna melacak nomor tersebut. Ia sering pulang malam dengan alasan lembur, awalnya Raihan tidak ingin berbohong namun ketika ia mengingat keadaan Alfi yang sedang hamil tua, ia memilih diam dan tetap melakukan tugasnya sendiri.
Alfi sempat beberapa kali marah ketika Raihan baru pulang pukul dua belas malam, Alfi mengeluh lelah menunggu Raihan, Alfi mengatakan jika Raihan sudah berubah, tidak seperti dulu yang selalu ada di samping perempuan itu. Namun, Raihan tetap bungkam. Menyimpan rapat-rapat rahasia ini untuk beberapa waktu ke depan. Ia tidak ingin Alfi cemas mengenai hal ini, ia hanya ingin Alfi dan anak mereka sehat. Itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Kampret ✓
Ficção Adolescente[Ar-Rasyid Family2] Dunia Alfi harus jungkir balik ketika tanpa sengaja dirinya mengenal sosok Raihan Alfarisi, dokter ahli bedah yang memporak-porandakan hatinya. Tidak, Alfi tidak terpesona dengan laki-laki itu, hanya saja hatinya yang kadang tida...