12. Maaf

1.9K 164 32
                                    

-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-

Alfi baru saja keluar dari Musholla yang letaknya tidak jauh dari IGD, tempat di mana Raihan mendapatkan penanganan pertama.

Sesaat Alfi termenung, mencerna semua yang baru saja terjadi. Menurutnya, ini sangat rumit, bagaimana bisa Raihan mengetahui jika dia dalam bahaya? Terlebih ketika melihat ekspresi tidak bersahabat dari Raihan. Cukup sudah Alfi berpikir tanpa henti. Ini terlalu berbelit.

Alfi duduk di kursi tunggu, tangannya sedari tadi tidak berhenti mengutak-atik ponsel Raihan. Alfi bingung harus menghubungi siapa malam-malam begini. Tadi, sebelum Raihan masuk ke ruang IGD, Alfi memaksa laki-laki itu untuk menyerahkan ponselnya, guna menghubungi keluarga terdekat. Namun, Raihan yang sangat keras kepala itu enggan memberitahu keluarganya, hanya dengan alasan agar mereka tidak khawatir. Klasik, itu alasan yang sangat klasik.

Jemari Alfi membuka aplikasi WhatsApp milik dokter itu. Alfi terdiam melihat beranda WhatsApp dokter Raihan. Dia bingung harus menghubungi siapa, karena isinya kebanyakan berhubungan dengan dunia medis. Kira-kira seperti inilah urutan nomor yang berada di bernada WhatsApp Raihan

dr. Fahris Rs Cahaya Medika
Bagiamana dengan dinas kamu, Rai?    1

dr. Putri Rs Islam Assalam
√√ Baik, Dok.

dr. Angga Saputra
Besok bisa datang ke klinik, Dok?            1

dr. Anang spesialis bedah
√√ Iya, untuk obat-obatan sudah saya catat di list, Dok.

Ratu itik 🐣
√√ Jangan keluar rumah!

Kk Farhan Alfarizki
Lupa sama rumah?

Aisyah Suci alumni kedokteran
Wah, makasih Rai. Nanti aku coba 😄

Ummaku
√√ Iya, Ma. Ini Raihan pulang

"Formal banget, jelas aja hidupnya datar. Sama kayak isi wa-nya," lirih Alfi sembari terus men-scroll WhatsApp Raihan.

Alfi memutuskan untuk tetap menelpon Farhan, karena melihat WhatsApp laki-laki itu online. Selama beberapa detik berdering, akhirnya Farhan mengangkat telepon dari Alfi.

"Assalamualaikum? Kamu di rumah sakit mana, Rai?"

Alfi menyerngit, bagaimana Farhan tau kalau Raihan ada di rumah sakit?

"Wa'alaikumussalam, maaf Doker Farhan. Ini Alfi."

"Loh? Alfi? Kamu kok bisa bawa hp Raihan?"

"Ceritanya panjang, Dok. Alfi cuma mau ngasih tau kalau Raihan masuk rumah sakit."

"Oh, rumah sakit mana?"

"Rumah sakit Husada."

"Saya ke sana. Assalamualaikum."

"Wa'alaikum—"

Tuuut!

"Mussalam." Alfi mengerjapkan matanya beberapa kali, apa yang barusan dia telpon adalah Farhan? Kenapa laki-laki itu terlihat biasa saja saat mengetahui adiknya masuk rumah sakit?

Belum sempat Alfi berpikir lebih keras, pintu IGD dibuka membuat Alfi spontan mendekat.

"Bagaimana dok, keadaan teman saya?"

Dokter laki-laki itu mengangguk beberapa kali. "Alhamdulillah, saya sudah menjahit luka di perut Dokter Raihan. Untuk sementara, Dokter Raihan dirawat di Rumah sakit guna mempercepat penyembuhan. Jangan banyak bergerak, karena bisa menyebabkan jahitan di perutnya robek. Kami akan segera memindahkan dokter Raihan ke rumah inap yang ada di lantai dua. Saya permisi dulu," pamit dokter itu yang dibalas anggukan oleh Alfi.

Dokter Kampret ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang