20. Sebuah nasihat

1.4K 133 8
                                    

-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-

Gisel dan Raihan duduk di kursi kantin, tepatnya di depan penjual nasi dan mie goreng. Awalnya Gisel ingin makan ayam bakar, namun Raihan memilih makan nasi goreng. Karena Gisel ingin menghormati tamu, Akhirnya dia ikut makan nasi goreng.

Iris mata Gisel menatap kedua mata Raihan. Jujur, Gisel suka kedua mata Raihan. Begitu teduh, hangat dan damai. Raihan memiliki proporsi wajah yang pas. Perpaduan wajah timur tengah dan Indonesia membuat kadar ketampanan Raihan begitu mencolok. Hidung mancung, alis tebal, rahang tegas, dan mata tajam yang sangat indah.

Gisel menggeleng cepat ketika dia sadar apa yang baru saja dia lakukan. Dia sudah berlebihan, bahkan Gisel tidak tahu-menahu tentang Raihan. Siapa tau, Raihana sudah memiliki ....

Drtt drtt

Bunyi handphone Raihan berhasil membubarkan lamunan Gisel. Gisel melirik sedikit, kepo dengan isi hp Raihan.

Ada beberapa nama yang Gisel lihat, namun satu yang membuatnya tertarik. Satu kontak dengan emoticon ayam. Namun, kerutan di kening Gisel nampak ketika dai membaca Raihan telah memblokir nomor tersebut.

Apa Raihan sedang bertengkar dengan pacarnya?

"Kenapa?"

Gisel terperanjat, dia telah terpergok mengintip isi hp Raihan. Seperti maling yang ketahuan, Gisel memilih membenarkan posisi duduknya.

"Eh, enggak."

Raihan menyodorkan handphonenya ke arah Gisel. Gisel tersenyum sumringah, dia mengambil hp Raihan berniat mengintip isi wa-nya. Namun perkataan Raihan membuat Gisel terhempas seketika.

"Tolong fotokan saya, dapat amanah dari Dokter Bagas."

Gisel bangkit dari duduknya, dia mundur beberapa langkah guna mencari posisi yang pas. Saat dirasa Raihan sudah siap, Gisel menjepret tombol pada aplikasi bawaan itu.

Perempuan berlesung pipi itu melihat hasil jepretannya. Raihan yang duduk di kursi kantin dengan background toko dan warung, terlihat orang yang berlalu-lalang di belakangnya. Sungguh cantik. Ditambah lengkungan tipis di bibir dokter muda itu, membuat fotonya lebih sempurna.

Gisel terkejut kala jarinya tidak sengaja membuka galeri foto Raihan. Niatnya untuk mengembalikannya ke beranda terhenti saat foto seorang gadis berhijab pink dengan gamis senada sedang merengut sambil membawa sebatang coklat. Sepertinya foto ini diambil sepihak, terlihat dari hasilnya.

Dia menggeser layar, berniat mencari foto lain. Namun nihil, tidak ada foto perempuan lain. Hanya ada foto keluarga, segerombol dokter dan pemandangan. Gisel bertambah yakin bahwa gadis itu memiliki posisi yang spesial dalam hidup Raihan.

Gisel segera menekan tombol back, tidak ingin membuka ponsel itu lebih jauh. Terkesan tidak sopan. Sorot mata Gisel menatap wallpaper Handphone Raihan.

Foto gadis itu lagi? Apa sebenernya hubungan Raihan dengan gadis ini?

"Dokter Gisel?"

Gisel tersentak, dia lantas mengembalikan ponsel Raihan.

"Maaf, tadi gak sengaja buka galeri kamu. Em, sepertinya kamu sudah punya pacar, ya?"

Dokter Kampret ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang