Bab 13 | Running, but I Stumble Again

203 31 0
                                    

30 April 2019 

Jatuh cinta adalah perasaan terbaik. Jatuh cinta adalah hal yang begitu indah, mampu memikat alam bawah sadar hanya karena degupan jantung berdasarkan mencintai dan dicintai seseorang. Aku sama seperti mereka, tidak menyangkal apa pun terkait bagaimana sempurnanya hati yang melambung meraih pelangi di sudut langit.

Namun, aku tidak melihat dari sudut yang berbeda, aku hanya melihat ketika bagaimana sesuatu akan menjadi bahagia. Aku tidak meninjau ulang seperti apa lubang hitam dengan kekosongan dan sepi itu seolah bersembunyi di balik mimpi indah. Kurasa jatuh cinta tidak terlihat berliannya, bahkan tidak ada.

"Mengapa kau tidak menyukai bunga? Aku tahu kau seorang pria, tapi mengapa seolah kau membencinya?"

"Karena mereka terlalu cantik."

Kepalaku menoleh terkejut, menatap penuh mengitari pria yang terduduk sembari membaca sebuah buku tebal dengan kisaran dua ratus halaman. Dia sudah lama tidak menonton televisi, katanya dia sedang malas, seluruh acaranya membosankan, permainan media, omong kosong bualan, kebisingan akan penghinaan. Ya, apa pun itu aku memang tidak pernah mampu memahami seluruh sikap dan tingkah lakunya. Bahkan pola pikirnya.

Aku terkekeh. "Bukankah semua orang menyukai yang sempurna? Kau juga pasti sangat menyukai—"

"Berisik!" Yoongi menutup keras buku tersebut, mampu membuatku tersentak. Aku termangu, manakala dia kembali menunjukkan sudut pupil yang mengeras, seolah aku baru saja menganggunya.

"Jangan bertingkah layaknya kau mampu bertahan. Aku tahu kau kecewa karena menikah denganku." Pria itu lantas beranjak menjauhi sofa yang tengah kududuki kini. Ia melempar kasar buku tersebut, setidaknya benda itu tidak lekas mengenaiku.

Aku hanya memperhatikan punggung itu yang sejenak terdiam. Dia kembali melirikku, sepenuhnya, menatapku terkesan biasa tanpa seutas makna apa pun. "Kau kecewa karena tahu bahwa aku tidak sebaik yang kau bayangkan. "

Pertahanan diriku semakin melebur, terjatuh layaknya kotoran yang terinjak dengan rasa penyesalan keterlaluan yang kumiliki. Aku menangis pada akhirnya, memperlihatkan seluruh kelemahanku. Dia terlihat merunduk, tiba-tiba meraih pergelangan tanganku ketika aku akan menyingkirkan air mata yang mengalir memalukan.

"Jangan menipu dirimu sendiri."

YellowDaylily

Benar, kan, hujan. Seperti ketika aku memprediksi bahwa aku akan terjatuh dan telah terjadi. Aku memang selayaknya api yang berusaha berdiri kokoh di atas pematik dengan ribuan kali hantaman keras di sentuh angin, aku tetap juga hilang. Pertahananku memang hanya sebatas fana.

Jemariku meraih dua tangkai bunga black rose yang terlihat merunduk di telan waktu. Tersingkirkan oleh bunga tulip berwarna putih segar. Semerbak aromanya memangkas sepi sekitar. Aku tersenyum. "Taehyung, kau tahu, cukup banyak orang yang membenci dirinya sendiri. Entah hal apa pun, sebagian manusia akan tidak senang terhadap dirinya. Termasuk aku. Aku tidak menyukai diriku pada hal-hal tertentu, tidak juga, bahkan semua hal, aku sangat tidak menyukainya."

"Mengapa? Kau cantik, kehidupanmu baik."

Kepalaku menoleh, sedikit memperhatikan pria yang terduduk di sebuah kursi dengan kedua kaki menekuk resah, di rengkuh sejenak dan pandangannya yang enggan meraihku. Aku menciptakan langkah mendekat, menarik tubuh sederhana itu untuk memasuki sebuah dekapan hangat. "Jangan mati, jangan pernah melakukannya. Jika kau membenci dirimu, maka biarkan kau membencinya. Hanya saja, tolong untuk tetap hidup."

"Setelah aku menembaknya, apa aku perlu untuk hidup?"

Pada akhirnya ketakutan terbesar pada pria di hadapanku kini lekas berangsur mencuat ke permukaan. Menetralisir imajinasi untuk menjadi potongan ingatan yang perlahan menyatu. Membangun karya dengan susunan terbaik yang telah susah payah sempat kutenggelamkan. Aku tidak tahu siapa yang melakukan hal seperti ini pada Taehyung. Hubungan dengan pesan sebelumnya, bahkan mampu membuatku takut. Taehyung kembali mengenggam ingatannya dan menyadari bahwa aku adalah orang lain selama ini.

(TIDAK DILANJUTKAN!) Yellow DaylilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang