"Bukankah sudah sering kukatakan bahwa aku tidak menyukai keberadaan pria mana pun, Youra. Menyingkir dari sana."
Berawal dari ketika bulan membentang dengan cahayanya yang rupawan, hingga memutuskan untuk di telan kelabu beranjak akan hujan. Aku tidak mampu menghentikan debaran di dalam sana, barangkali berhenti sejenak saja tidak. Pemberontakan terhadap ingatannya terus berusaha memaksaku untuk menerimanya dan kembali menelan pil pahit tersebut.
Langkahku mengayun lebih cepat, serta jemariku yang bertaut kasar sesekali merobek kulit luar hanya karena aku selalu merasa dia mengikutiku. Kepalaku terus-menerus menoleh, walau tetap hanya kekosongan gelap, aku tidak mampu menyingkirkan kegilaan yang kuciptakan sendiri. Aku tidak boleh bertemu dengannya lagi, tidak untuk alasan apa pun.
Hingga ketika aku melewati ruas jalan dengan beberapa toko dan supermarket berjejer terang, tubuhku terbentur sesuatu. Pandanganku lantas mendongak memperhatikan siapa atau apa yang kutemui. Seorang pria dengan pakaian yang menutupi hampir seluruh dirinya, masker hitam, dan hal yang begitu terlihat tidak asing bagiku adalah sebuah topi miliknya. Dia juga terkejut kala menatapku.
"Eoh, nona halte." Dia menaikan sedikit topinya, membuatku menyadari bahwa kedua mata yang melengkung ketika tersenyum. Dia pria itu.
"JM?"
Aku penasaran sedang apa dia berada di sini? Bukankah tempat ini cukup ramai, dia seorang idol, benar, kan. Lagi pula, bukankah dia sedang berada di rumah sakit, mengingat aku pernah mendengar berita tentangnya. Apa dia sedang melarikan diri? Aku terperangah manakala pupilku membesar menemukan belanjaan ringan yang sedang di genggamnya. Tiba-tiba saja, seolah dia menyadari apa yang sedang kulakukan, pria itu menyembunyikan kantung plastik miliknya.
"Kita bertemu lagi. Kau sedang jalan-jalan?" tanyanya, mungkin mengalihkan perhatianku. Bahkan kusadari dia sedang tersenyum. Kedua garis matanya memang menunjukkan bahwa dia sangat baik-baik saja, tapi lain halnya dengan bola mata itu yang tidak memperlihatkan hal yang sama.
Aku menjulurkan salah satu tanganku. "Seo Youra. Kau bisa memanggilku Youra."
Dia menurunkan pandangannya, mungkin seperti ragu ketika tahu bahwa aku akan memperkenalkan diriku. Pria itu perlahan meraih tanganku, dia tetap dengan senyumannya yang enggan menghilang. "JM, Park Jimin, seorang idol yang baru saja kehilangan pekerjaannya yang berharga."
Dia hangat, seperti manusia pada umumnya. Namun, kedengarannya dia begitu dingin, dirasuki sepuluh ribu beban yang nyaris menumpuk menjadi tumpukan yang menekan batin emosinya. Aku tidak tahu mengapa aku bisa merasakan perasaan seperti itu, seolah memang Jimin sedang bercerita dibalik sudut pandang yang tersenyum dan sentuhannya yang ringan.
Jimin segera melepaskan genggamannya. Lalu, menatapku. "Kau pasti tahu siapa aku sebenarnya. Maaf ya, pertama kali aku bertemu denganmu aku tidak memperkenalkan diriku. Mungkin saat ini bisa saja kau juga membenciku."
Aku terdiam, barangkali aku sedang menemukan sebuah jawaban yang tepat untuk menyangkal ucapannya. Hanya saja, sejujurnya, aku juga tidak ingin menipu diriku sendiri bahwa aku tidak menyukai caranya mencintai seseorang. Walaupun jatuh cinta, dicintai, dan mencintai adalah hak semua orang, bagiku membiarkan diri menjadi orang lain di antara hubungan percintaan adalah hal yang salah—bukan, hanya tidak baik.
Jimin menyadari keheninganku, dia berlalu menepuk pundakku dan tersenyum. "Kuharap aku bisa bertemu denganmu lagi. Tapi, mungkin ini terakhir kali. Sampai jumpa, Youra." Dan dia berlalu melewatiku. Beranjak menjauh dengan langkahnya yang begitu cepat. Seolah dia ingin mengakhiri hari ini dan membuatku tersadar akan satu hal. Aku tidak bertanya padanya.
Aku memutuskan untuk mengikutinya, menyusuri jejak lebih besar hanya untuk mendahului pria itu dan tepat kini aku berada di hadapannya. "Jimin." Dia berhenti, kembali menaikan pandangannya. "Apa kau baik-baik saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(TIDAK DILANJUTKAN!) Yellow Daylily
Fanfic(WARNING!! SETIAP PART PANJANG2. BAHASANYA BELIBET. BIKIN MIKIR KERAS!! YANG GAK KUAT, SILAHKAN UNTUK TIDAK DIPAKSAKAN. KESEHATAN ANDA JAUH LEBIH PENTING DARIPADA MEMIKIRKAN KEHIDUPAN DI DALAM DUNIA YELLOW DAYLILY. SEDANGKAN YANG INGIN MELANJUTKAN...