19 Juli 2017
Gemerlap atmosfer yang tengah dirundungi oleh suka cita akan gelapnya kekecewaan yang besar. Dikuasai oleh hunjaman derasnya hujan yang seolah berbicara mengenai emosi penyangkalan diri. Entah mengapa atap sekolah terasa semakin buruk rupa kala seseorang di hadapannya kini tengah bersiap ingin melenyapkan jiwa di sana. Jungkook bisa merasakan betapa berharganya hujan ketika mencoba membakar situasi sekitar.
"V, kau yakin akan menjatuhkannya?"
Suaranya sudah sampai titik puncak tertinggi karena berusaha saling mengalahkan kepingan hujan yang berjatuhan dengan berisik. Jungkook ingin sekali menarik pakaian laki-laki itu agar menjauhi pembatas balkon. Tapi, seolah pertahanannya sedang merengkuh hangat kedua kakinya sendiri, Jungkook hanya mampu terdiam beku.
"Tentu, Jung. Kau tahu sendiri, kan jika aku bukan orang yang secara sukarela membiarkan sesuatu milikku yang berharga, lantas di sentuh tanpa izinku. Bahkan, dia hampir melukainya."
Kim Taehyung, alias V, (sebagai nama panggilan yang sengaja diberikan oleh Jungkook,) terdengar bergumam dengan oktafnya yang hampir tenggelam. Namun, Jungkook masih mampu mengetahui garis besar dari gumaman tersebut. Jungkook sejenak menghela napas, inginnya ia mengabaikan pengakuan itu. Tapi, V malah semakin membuatnya terikat pada jejak yang mengeras.
Dia melirik Jungkook, tersenyum simpul. "Jangan berusaha melarangku. Biarkan aku bermain-main sedikit."
Bermain-main apanya?
Jungkook memantapkan keinginannya untuk menarik tungkai lebih dekat pada permainan sengit sebuah adegan antara hidup atau kematian. Jungkook lantas kembali melemparkan suaranya, kali ini juga kedengarannya tetap keras. "V, aku tidak masalah. Aku sudah baik-baik saja. Kau tidak perlu bertindak seperti itu. Lepaskan Joshua sekarang."
"Ah, begitu, ya." Taehyung perlahan melepaskan salah satu tangannya yang sedari tadi ia gunakan untuk mencengkram leher laki-laki bertubuh jangkung yang susah payah menahan dirinya untuk tidak terjatuh melewati pembatas balkon.
Jungkook yang melihat hal tersebut lantas bernapas lega. Ia kemudian beralih menyatukan atensinya dengan sesosok laki-laki yang kini telah menatapnya, sembari mengunyah permen karet sejak sepuluh menit lalu. Taehyung benar-benar tenang, bahkan Jungkook akui laki-laki di sana kepalang tenang. Seolah perilaku yang sempat dia lakukan hanya sebatas main-main biasa. Padahal dia hampir membunuh teman satu kelasnya sendiri.
Jungkook berangsur mendekati dua objek di hadapannya. Ia telah berada satu garis lurus dengan temannya. "V, ayo kau harus kembali ke kelas. Biarkan Joshua kuantar ke UKS terlebih dahulu."
Jungkook sejenak melirik laki-laki di dekatnya yang tengah terduduk kalut, sedang memperbaiki kalkulasi pernapasannya yang bergerak tidak normal. Jungkook menyadari satu hal, cekikan yang sempat di lakukan oleh Taehyung pada leher Joshua pasti sangat keras. Itu terlihat dari bekas kemerahan di sana.
"Eoh, aku akan kembali ke kelas."
Entah apakah kembali ke kelas adalah pilihan terbaik, bahkan Jungkook tahu bahwa kini ia dan kedua temannya sedang terjerumus ke dalam kumpulan hujan yang besar. Baju mereka tentu akan kebasahan, dan bisa saja mereka juga akan mendapatkan serangan membabi buta dari guru yang sedang mengajar saat ini. Tapi, lupakan itu. Setidaknya Jungkook harus menjauhkan Joshua dari temannya yang agak beringas tidak waras.
Setelah melihat kepergian Taehyung, Jungkook lantas menyatukan seluruh perhatiannya pada laki-laki yang kini telah beranjak dari posisinya yang sempat terduduk menyedihkan. "Jo, kau—
"Ah, aku melupakan sesuatu."
Taehyung?
Jungkook lantas menoleh terkejut ketika ia sadari bahwa presensi itu sudah berada di tempatnya semula. Hingga, ia memperhatikan bagaimana Taehyung yang perlahan menarik permen karet miliknya, lalu dia membuangnya ke bawah sana, mengabaikan ada atau tidaknya orang yang lewat. Seolah terkena permen karet adalah masalah yang terdengar biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
(TIDAK DILANJUTKAN!) Yellow Daylily
Fanfiction(WARNING!! SETIAP PART PANJANG2. BAHASANYA BELIBET. BIKIN MIKIR KERAS!! YANG GAK KUAT, SILAHKAN UNTUK TIDAK DIPAKSAKAN. KESEHATAN ANDA JAUH LEBIH PENTING DARIPADA MEMIKIRKAN KEHIDUPAN DI DALAM DUNIA YELLOW DAYLILY. SEDANGKAN YANG INGIN MELANJUTKAN...