22 Januari 2018
Kelimpungan seperti orang bodoh yang tidak pantas mendapatkan jiwa. Kemana-mana mencari tujuan yang bernilai. Mencegah ratusan kali hasrat untuk tidak kembali menyentuh kubangan lumpur hisap yang barangkali akan menelannya hidup-hidup. Sudah cukup. Sudah cukup. Ia malah mengulanginya lagi, lagi, lagi, lagi, lagi-dan terus menerus terulang lagi. Sampai kapan orang-orang terus menyembunyikan fakta bahwa sebenarnya memang Youra tidak layak hidup untuk memeluk sebuah semesta yang hanya di persilahkan bagi penganggum si pantas.
"Perutku mual."
Tubuhnya agak bergerak lemas. Kedua tungkai yang sempat di paksa berlarian menjauhi kerumunan iblis di dalam sana, lantas berhenti di sebuah persimpangan jarak yang cukup memisahkan keberadaannya kini. Youra menahan mulutnya sendiri, karena guncangan hebat dalam perutnya kini memaksa untuk keluar. Jemarinya tak henti-henti meremat ringisan di dalam sana yang malah semakin terasa sakit. Terlalu banyak alkohol yang ia telan secara percuma. Apalagi yang terakhir, perih dan panasnya bahkan masih bertahan di tenggorokannya.
"Kim Taehyung." Youra agak menggeram marah. Sampai akhirnya terlampau kehilangan pertahanan, tubuhnya tiba-tiba bergerak limbung dan ia terjatuh.
Ah, tunggu dulu. Tanahnya ternyata bisa terasa lembut dan juga hangat secara bersamaan. Tanah, ya? Memangnya ia sungguhan terjatuh langsung ke sebuah tanah? Kok bisa aromanya terkesan berkelas seperti ini. Tanah seperti apa yang memiliki tekstur sehalus sutra. Ini bukan tanah, ini terasa seperti sebuah kain pakaian. Youra yakin.
Hingga ia memutuskan untuk sejenak menengadah, memperhatikan sang objek rupa di hadapannya yang ternyata seorang manusia. Dengan kesadaran yang tersisa, Youra berusaha menahan tubuhnya sendiri dengan mengenggam kedua lengan laki-laki itu. Seorang laki-laki-ah, Youra hampir berjingkat kalang kabut ketika ia menyadari satu nama terlintas di kepalanya.
"Kim Taehyung?"
Terlambat. Ia terjatuh ke dalam dekapan manusia yang paling mengerikan setelah Im Youra, tentu saja.
Hyacinth
Kebencian antara aroma petrichor di luar sana, dengan sekujur tubuh terkulai lemas di atas sebuah king size yang mewah. Barangkali seharusnya kehabisan oksigen adalah alasan yang tepat, jika gadis itu ingin mati, bukan malah beralibi karena beberapa tegukan alkohol dengan intensitas rendah. Kim Taehyung tersenyum sekali lagi. Bahkan di sela-sela kebahagiaan yang entah darimana datangnya, ia enggan membiarkan kedua maniknya terlepas begitu saja ketika yang di sana layak di pandangi.
Seo Youra, ya? Ah, dia cantik sekali.
Sembari terduduk di sebuah kursi dekat dengan sebuah jendela yang di biarkan gordennya terbuka, sehingga puluhan kilat seolah menjadi penerang alami, Kim Taehyung memainkan gelas yang berisikan Red Wine. Ia masih bertahan pada satu luncur, setelah tiga puluh menit lalu ia memesannya dari pelayanan hotel. Entahlah, ia bukan begitu tertarik pada minuman berfrementasi itu, ia hanya sedang berusaha menaruh seluruh perhatiannya pada Putri Salju yang tertidur dengan pulas, layaknya pilihan untuk melarikan diri.
"V, kubilang jangan lakukan."
Suara tegas di sebuah panggilan, membuat Kim Taehyung lantas tersenyum. Ia sejenak menjatuhkan minuman tersebut ke atas meja yang berada di satu sisinya. Ia kemudian menaikan tubuhnya untuk beranjak dari kursi yang sempat menjadi miliknya, lalu mendekatkan ponsel itu pada salah satu telinga. Pandangannya beralih, perhatiannya kini tertuju pada dunia tergelap melewati jendela di sana.
"Seo Youra, Im Youra, atau siapapun aku tidak peduli. Aku yakin kau tidak jatuh cinta pada keduanya. Kau hanya bosan, V. Jadi, kuharap jangan bertingkah seenaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
(TIDAK DILANJUTKAN!) Yellow Daylily
Fiksi Penggemar(WARNING!! SETIAP PART PANJANG2. BAHASANYA BELIBET. BIKIN MIKIR KERAS!! YANG GAK KUAT, SILAHKAN UNTUK TIDAK DIPAKSAKAN. KESEHATAN ANDA JAUH LEBIH PENTING DARIPADA MEMIKIRKAN KEHIDUPAN DI DALAM DUNIA YELLOW DAYLILY. SEDANGKAN YANG INGIN MELANJUTKAN...