34| Go back to Sicily

6.2K 369 5
                                    

.
.
.
.

Jane kembali terdiam setelah mendengarkan semua penjelasan Alfonso, ia tidak menyangka bahwa dirinya membuat keadaan menjadi serumit ini.
Jane yang pada awalnya hanya ingin menemui sang ibu untuk memastikan pria yang membunuh sang ayah malah harus mengalami penculikan hingga ia harus berakhir di benua serta negara asing yang kini menjadi rumah keduanya.

Lucas benar, bahwa selama ini jane tidak pernah mencoba bersabar dan menunggu penjelasan serta lebih memilih untuk mengikuti egonya.

Jane POV

Aku tidak ingat bagaimana semua ini bisa terjadi, aku yang merupakan gadis biasa dari kota kecil di Italia di pertemukan dengan seorang pria yang namanya begitu dikenal oleh seluruh orang. Dengan segala hal yang kami alami akhirnya aku jatuh cinta padanya, meski saat itu aku tahu bahwa ia memiliki seorang istri, aku tetap memilih untuk mencintainya.

Kisah kami berjalan cukup singkat karena pada akhirnya aku menemukan pembunuh ayahku, aku memanfaatkan kekuasaannya untuk membalaskan kematian ayahku.
Meski pun sudah mendapat jawaban aku yang lemah tetap tidak bisa menyadari, bahwa aku tidak bisa melakukan apa pun tanpa nya. Aku terus melangkah dengan keyakinan bahwa aku bisa menyelesaikan segalanya sendiri dan malah harus terjebak di dalam perdagangan manusia yang mempertemukan ku dengan seorang gadis baikhati dan ialah yang mengorbankan dirinya demi menyelamatkan ku.

Sekali lagi kenyataan menamparku, seolah menyuruhku sadar akan kelemahan dan keterbatasan yang ku miliki.
Dengan sisa tenaga yang ada ku lanjutkan hidup dengan harapan kekasihku akan datang membawaku kembali ke istana kami, namun karena sifat tidak sabarku akhirnya ku simpulkan bahwa ia tidak lagi mencintaiku dan aku memilih untuk melupakan serta mengingatnya dalam kebencian.

Aku merasa frustasi jika mengingat masalah yang kubuat sendiri! Bahkan saat ini aku masih menyalahkan orang lain untuk semua perbuatan ku.

Tatapan ku beralih pada Alfonso yang masih mematung di tepi kolam, dia lah pria malang yang sudah ku hancurkan hidupnya. Anak polos itu berubah menjadi manusia setengah mayat hidup, dia mungkin berdiri namun aku yakin hatinya sudah lama mati karena kebodohanku.

Kali ini tiba tiba kulihat Lucas bergegas pergi bersama Albert, ia tidak mengatakan akan pergi kemana mungkin Lucas juga mulai bosan dengan tingkah ku.

Oh demi apa pun aku ingin menangis setelah menyadari semua ini.

Namun meski demikian segalanya sudah terjadi, saat ini aku pun sudah mengatakan bahwa aku adalah Laura, dan aku memilih untuk melanjutkan sandiwaraku sampai keadaan membaik dan sampai aku menemukan waktu yang tepat untuk meminta maaf.

Yaa! Aku akan mengakui segala kesalahanku padanya meski kelak ia mulai lelah denganku.

Sore ini Alfonso memberitahu ku untuk mengikutinya ke sebuah tempat yang mana di sana Lucas sudah menungguku. Aku pun memilih untuk mengikuti Alfonso tanpa protes atau membantah karena saat ini aku sadar, yang harus ku lakukan adalah memperbaiki keadaan serta sikap Lucas.

Di dalam mobil kami hanya terdiam, Alfonso terlihat fokus dengan kemudinya sementara aku memilih untuk melihat lihat isi youtube dan mendengarkan beberapa lagu.

Setelah tiga puluh menit berkendara akhirnya kami tiba di sebuah landasan udara yang sepertinya khusus dibuat untuk pesawat pribadi. Dan benar di sana sudah ada sebuah pesawat jet 1788 boeng dengan model terbaru.

" Silakan" ucap Alfonso meminta ku masuk kedalam

Aku pun menurut serta mulai menaiki pesawat berukuran besar itu. Tak ada siapa pun di dalamnya, selain dua pilot dan dua pramugari.
Mereka menyambutku ramah, serta menawarkanku makanan.
Pesawat pun mulai mengudara setelah kami naik.

Karena lelah akhirnya aku memilih untuk tertidur di sofa panjang yang terletak tak jauh dari ruang kabin.

Malam pun tiba, kulihat kaca jendela pesawat sudah menggelap dan kini mataku beralih pada selimut yang menutupi tubuhku.

Kulihat Lucas tertidur di kursi tak jauh dariku, Lucas begitu lelap disana hingga aku pun memutuskan untuk memberikan selimut padanya. Namun tiba tiba tangan nya bergerak menghentikanku yang hendak menutupi tubuhnya.

Dia menatap kearahku dengan tatapan menggoda. Oh sungguh dia masih tidak membiarkan isi kepalaku tenang.

" Perjalanan kita masih jauh, sebaiknya kau kembali tidur " ucap Lucas seraya mendorong pelan tubuhku kembali ke sofa.

Dan bodohnya aku, malah menuruti keinginannya hingga kini kami malah tidur dalam satu kursi serta dalam satu selimut yang sama. Lucas kini memelukku erat hingga rasanya aku bisa merasakan degup jantung Lucas yang berdetak kencang di sana.

Aku pun mulai kembali mengantuk saat merasakan hangatnya dekapan Lucas, hingga kami pun kembali tertidur dengan nyenyak sampai tiba di Sicily

***
Setibanya di Mansion milik Lucas, ia pun membangunkan jane, dengan wajah masih mengantuk gadis itu mencoba untuk bangun namun karena kakinya terasa lemas, dengan cepat Lucas pun mengangkat tubuh jane serta membawa gadis itu masuk kedalam Mansion.

Jane yang merasa kantuk itu kini merasa matanya segar saat ia melihat beberapa foto dirinya yang terpajang besar di dinding ruang tamu, ruang keluarga bahkan di ruang Perapian.
Jane yakin itu adalah dirinya saat masih berusia 24 tahun,
Saat ia masih tinggal di Siena.

" Ada apa? " Tanya Lucas heran melihat expresi jane yang tampak terkejut saat melihat wajahnya terpampang di setiap dinding mansion.

" Si-siapa gadis yang ada di frame besar itu? " Tanya jane mencoba meyakinkan dirinya.

" Ah dia adalah kekasihku " jawab Lucas dengan wajah polos.

" Lalu mengapa kau membawaku ke sini?" Tanya Jane merasa cemburu dengan dirinya sendiri.

" Tidak ada alasan spesifik! Karena kau sendiri yang memiliki jawaban untuk pertanyaan mu"

T B C

Im In Dangers (21+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang