23| Jane Lost

7.1K 394 5
                                    

.
.
.
.

Pagi ini jane sengaja menghubungi sang ibu, ia mengatakan bahwa ia merindukan sang ibu serta ingin bertemu dengan nya.

Kris yang mendengar hal itu pun langsung merasa senang, terlebih jane mengatakan bahwa ia juga tinggal di Roma saat ini, dan jane mendapatkan pekerjaan di kota itu.

Seperti biasa jane bangun dan sarapan di temani Selin, sudah hampir siang lucas belum juga kembali, jane juga sudah mencoba menghubungi nomornya, namun tak kunjung tersambung. Entah apa yang sedang pria itu lakukan.

Jika saja jane tidak mengingat akan niat balas dendamnya mungkin jane sudah pergi dari tempat ini.

Hari ini jane mengenakan pakaian kasual dengan lengan panjang serta jeans biru, setelah mengirim pesan pada Lucas jane pun meminta alfonso untuk mengantarnya pergi keluar.

Sebenarnya Alfonso sudah mencoba menghubungi Lucas namun sama seperti yang jane alami, sepertinya ponsel lucas mati, dan saat ini pun Albert tengah berada di Napoli sehingga mereka tak bisa menghubungi Lucas.

Setetah berunding dengan Albert, mereka pun akhirnya memutuskan untuk membawa jane keluar untuk jalan jalan.

Tak butuh waktu lama kini jane dan Alfonso tiba di pusat vaticano, jane mengatakan ia ingin berswa foto dan meminta Alfonso untuk memberinya ruang agar ia bisa leluasa melakukan hal yang ia ingin.

Dan tentu saja Alfonso menurut, karena ia cukup trauma dengan ancaman jane jika keinginan nya tak kunjung di turuti.

Jane pun segera menghubungi sang ibu, jane mengatakan bahwa ia sudah di jalan, menuju rumah nya yang berada di Marswa Hill. Jane segera menaiki taxi serta meminta sang sopir untuk mengantarkan nya ke alamat yang ibunya berikan.

Namun tiba tiba di tengah perjalanan mereka kini di kejutkan dengan sebuah keributan yang mana berujung dengan baku tembak, entahlah jane tidak mengerti apa yang sedang terjadi karena situasi di sini begitu mencekam dan berlangsung cukup dramatis.

" Apa yang sebenarnya terjadi??" Tanya Jane pada sopir taxi yang tiba tiba menatap horor kearah jane.

" Tidak ada nona, mereka hanya sedang bertengkar kecil! Anda tenang saja kita akan segera sampai "

Jane yang merasa, perasaannya tak enak. semakin cemas saat melihat sang sopir memutarkan mobilnya seraya mengambil jalan yang cukup sempit.

" Tu-tuan apa kita tidak mengambil jalan yang salah?" Tanya jane semakin tak karuan.

" Tenang saja nona, ini adalah jalan pintas tercepat. Lagi pula kita tidak mungkin melewati jalur perbatasan yang terdapat banyak gangster di dalamnya"

" Gangster???"

" Yaa! Mereka adalah kelompok mafia dan gangster yang tengah bertengkar memperebutkan wilayah!" Terang sang sopir santai.

" Apa di jaman semaju ini masih ada gangster??"

" Nona ini Italia! Negara dimana Mafia dan kejahatan berasal!!" Sahutnya yang berhasil membuat jane menelan salivanya.

Mata jane menyipit saat melihat laut yang begitu luas, sepertinya mereka tengah berada di sisi laut?! Jane yakin ini bukan jalan yang benar, karena sang ibu mengatakan akan mengajak jane minum teh di kebun mereka. Jane bahkan tidak melihat taman atau kebun di sini.

" Tuan kemana kau akan membawaku sebenarnya?" Tanya jane memberanikan diri untuk bertanya

" Kita akan ke Marsawa  "

" Marsawa? Ma- maksud mu Marswa hill? "

* Tentu saja bukan! "

" Jangan main main tuan, kau tahu aaa-aku adalah keluarga mr.Jacquin!" Ancam Jane

" Aku pun! Haha, kau fikir aku akan percaya! Jacquin bahkan tidak memiliki keluarga yang masih hidup" gelak sopir taxi itu dengan nada yang sangat menyeramkan.

" No! Janee sepertinya kau dalam bahaya! Apa yang harus ku lakukan?? Lucas?? Yaa aku harus menghubungi Lucas!" Batin jane seraya mencoba mengeluarkan ponselnya, namun belum sempat ia mengambil ponsel, kini sebuah senjata api sudah mengarah kearah jane.

" Jika kau mencoba menghubungi seseorang, maka mereka hanya akan menemukan mayat mu! "Ancam sopir dengan nada dingin nya

" Tunggu!? Mengapa kau melakukan ini padaku?" Tanya jane tidak mengerti.

" Tidak ada alasan khusus, kami hanya perlu menemukan seorang gadis agar bisa kami serahkan pada bos kami."

" Kau ingin menjualku? Tapi-- a-apa yang akan kalian lakukan? Apa kalian akan mengirimku kerumah bordil??"

"Simpan pertanyaanmu nanti! Atau lenganku akan kram dan melepaskan peluru kearahmu

"Ohh jane! Tidak, kalau seperti ini kau tidak akan pernah bisa membalas kematian ayah! tuhan ku mohon biarkan aku hidup"

****

Albert pun begegas menuju Roma setelah mendengar Jane menghilang, Albert yang mengetahui keberadaan Lucas kini hanya bisa pasrah jika nanti bosnya itu akan murka.

Begitu pun dengan Alfonso, ia tentu sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan ia hadapi, namun untuk saat ini yang ia fikirkan hanyalah menemukan Jane, Alfonso takut jane bertemu dengan signore atau di tangkap oleh anggota the Cripps yang suka menculik dan melakukan perdagangan manusia.

Sesampainya di Rumah sakit, Albert kini menghentikan langkah nya saat melihat Lucas tengah berdiri di depan jenazah istrinya

Ya., Stella menghembuskan nafasnya tadi pagi sebelum melakukan operasi. Dan memang semua ini adalah keinginannya untuk pergi agar Lucas suaminya bisa mencari kebahagiaannya sendiri.

Lidah Albert kelu seketika, ia tidak tahu mengapa bosnya harus di hadapkan dengan situasi seperti ini.

" Tuan--" panggil Albert dan Lucas pun kini menatap wajah Albert dengan raut sedih

" Dia sudah pergi! Beban yang selama ini ingin ku singkirkan, malah pergi dengan sendirinya"  ucap Lucas yang cukup menyesal dengan segala ide bodohnya.

" Semoga nyonya pergi dalam damai"

" Dia sudah merelakan dunia ini, dia bahkan pergi dengan wajah yang begitu tenang! Albert apa aku sudah membunuhnya?"

" Tuan, semua ini adalah takdir! Kita tidak bisa mencegah atau pun menghentikan apa yang tuhan gariskan!"

" Yaa kau benar, setidaknya tuhan tahu cara memberikan kami kebahagiaan"

" Albert siapkan semua acara pemakaman, kita akan memakamkan stella sore ini dan biarkan wartawan masuk! Biarkan mereka meliput kematian stella "

" Baik tuan! --" balas Albert yang tak kunjung pergi

" Ada apa? Ck! Tolong jangan berikan aku laopran mengenai the cripp atau apa pun, aku ingin menemani nya menuju peristirahatan yang terakhir dengan tenang!"

" Ba-baik tuan!"

T. B. C.

Im In Dangers (21+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang