6| him coming

16.6K 618 4
                                    

.
.
.
.

Sudah satu minggu setelah Jane kembali dari Roma, gadis itu sudah kembali menjalani hari harinya seperti biasa. Meski sesekali jane mengeluh karena hidup nya tak kunjung mendapati banyak perubahan.
Namun kadang ia juga bersyukur karena kini hidupnya berjalan tanpa masalah, tanpa kekesalan yang biasa ibunya bawa setiap ia kembali.

Jujur saja, di dalam hati kecil Jane, ia cukup merindukan sosok ibunya, meski sikap kris sering kali membuat jane kesal. tapi tetap saja, bagaimana pun kris adalah ibunya dan hanya ia yang Jane miliki di dunia ini.

" Jane? " Panggil Doroty, teman sepekerjaan jane.

" Ya!?" Sahut Jane setelah beberapa saat terdiam.

" Apa kau baik baik saja?"

" Ya! " Balas jane cepat.

" Tapi aku melihat mu murung sejak pagi, apa ada masalah?" Tanya Doroty yang sebenarnya tahu apa permasalah yang jane alami saat ini.

" Tidak, aku baik baik saja! " Jane pun kembali mencuci gelas gelas yang menumpuk di washtaple.

" Jane, bukan kah aku juga teman mu? Bicaralah jika kau membutuhkan sesuatu atau seseorang! Aku akan selalu siap mendengarkan!?" Ucap Doroty menawarkan diri.

Jane sudah cukup lama mengenal Doroty, um., Mungkin sudah hampir 10 tahun sejak mereka sekolah. Doroty juga merupakan salah satu teman Jane, dari dua teman yang lain.

Selain Doroty, jane juga memiliki teman lain yang bernama Ben, lengkapnya Benjamin. Selama ini hanya mereka berdua yang cukup dekat bahkan akrab dengan Jane.

Selebihnya tidak ada, jane tidak terlalu menyukai keramaian dan berinteraksi, jadi sejak ia sekolah sampai saat ini pun hanya mereka dan kedua orang tuanya yang jane kenal baik di dunia ini selain bos dan beberapa karyawan kafe.

Ah ya, setelah benerapa tahun bekerja serabutan akhirnya jane mendapatkan pekerjaan tetap di sebuah Kafe yang cukup terkenal di siena. Pemiliknya adalah paman Ben dan berkat rekomendasi dari Ben akhirnya ia dan doroty bisa bekerja bersama.
Pemiliknya juga baik, mungkin karena jane adalah sahabat ben atau entah lah, intinya Jane sangat suka bekerja di sini.

Sebenarnya kehidupan Jane tidak lah sesuram yang orang bayangkan, karena selama ini jane hidup berkecukupan selain setelah ayahnya tiada, dan yang membuatnya harus bekerja lebih extra pun adalah, karena kecerobohan sang ibu, yang menggadaikan semua warisan ayahnya.

Namun semuanya kini kembali normal, terlebih kini jane tidak perlu membiayai siapa pun.

" Terimakasih Doroty, kau sangat baik! tapi sungguh, aku baik baik saja! " Balas Jane enggan membuat sahabatnya ikut memikirkan dirinya.

" Um bagaimana jika sore ini kita pergi ke mall? Aku sudah lama tidak berbelanja! Jane bukan kah sekarang uang mu aman?" Ucap Doroty seraya mengajak jane berbelanja.

" Ya, memang., Hanya saja-?"

" Jane ayolah! Kau sudah bekerja sangat lama dan sudah cukup bagi mu untuk hidup dalam kesulitan! Sekarang sudah tidak ada lagi beban berat dalam hidupmu bukan? Jadi ku kira kau juga membutuhkan refreshing?!" Oceh Doroty panjang lebar.

" Baik lah baik lah! "

" Mengapa menjawab oke saja sangat sulit!??? " Geram Doroty sebal terhadap sikap Jane yang selalu memikirkan orang lain, dari pada dirinya.

Setelah kepergian Doroty, kini jane kembali terdiam, ia melihat ponselnya yang tak kunjung menyala, um sebenarnya jane sedanh menunggu pesan seseorang. Dan tentu saja itu Lucas!

Sementara di Roma lucas juga terlihat cukup sibuk dengan kegiataan pemerintahaan nya, hari harinya juga ia isi dengan beberapa acara amal dan peresmian beberapa sekolah dan tempat penting lain nya.

Ya, jadwal lucas begitu padat mengingat jabatan nya saat ini, dan siang ini Lucas tampak masih berbincang dengan para pejabat di dalam pemerintahaan nya, mereka tengah membahas pembukaan dermaga baru di selatan Roma, yang memang sengaja Lucas buat untuk melancarkan pengiriman gelap nya.

Setelah selesai kini Lucas kembali menyendiri, sesaat ia melihat ke layar ponselnya yang sejak tadi berdering karena banyak nya notifikasi masuk.

Ia juga teringat akan sosok Jane, entah apa gadis itu masih mengingat dirinya? Dan jujur saja ia sangat merindukan gadis kecil itu. Wajahnya bahkan selalu berputar di kepalanya, entahlah padahal ia baru satu kali melihat gadis itu. Namun entah kenapa lucas tak kunjung melupakan nya.

Berkat status dan kekuatan nya tak sulit bagi Lucas untuk mengetahui dimana Jane tinggal dan bekerja di siena, selain itu kecelakan yang menimpa ayah nya jane juga sebenarnya terjadi karena ulah anggota The Cripp.
Lucas tidak terlalu tahu bagaimana detail nya, tapi lucas yakin itu juga masih hubungan dengan Signore kepala gudang amunisi ilegal the Cripps,
Yang kini menjadi ayah tiri Jane.

" Alberto! " Panggil Lucas dari dalam ruangan nya

Sosok Albert pun muncul dengan cepat. " Ya tuan!"

" Siapkan pesawat ku! Kita pergi akan ke Siena Sore ini!" Perintah Lucas yang berniat menemui Jane.

" Siena? " Ulang Albert cukup penasaran karena bosnya itu tidak memiliki kerabat dekat atau hal penting lainnya di kota itu.

" Ada apa?" Tanya Lucas tak kalah heran.

" Tidak ada! Aku akan segera menyiapkan penerbamgan anda" sahut Alberto cepat, Seraya bergegas pergi.

Albert yakin ada hal yang tidak ia tahu, namun apa pun itu tugas nya saat ini adalah siaga, terlebih firasatnya mengatakan ia akan terseret kedalam sebuah hubungan rumit yang terjadi antara Stella dan Lucas.

Malam pun tiba, Jane yang tengah asyik berjalan di dalam mall mengitari berbagai departement store dan counter kecantikan bersama Doroty sesekali tersenyum. Pasalnya ini adalah pertama kalinya ia melepas penat dan lelahnya karena bekerja, dan ini juga peetama kalinya ia mulai menggunakan uang untuk dirinya sendiri. Dan jane sangat senang, entah mengapa hal ini tidak ia lakukan sejak dulu.

" Bagaimana jika kita sedikit minum untuk merayakan hari bebas mu" bisik Doroty memgajak Jane untuk minum anggur

Jane pun langsung mengangguk, yaps., Siapa pun akan menyukai minuman memabukan itu. Rasanya sudah lama jane tidak minum karena sibuk mencari uang.

Di dalam bar, Doroty pun memesan wine kualitas standar yang sesuai dengan kantong mereka lalu memesan beberapa camilan. Setelah waitres mengantarkan pesanan, mereka pun langsung minum hingga tanpa sadar mereka sudah menghabiskan empat botol wine dan satu botol shampage.

Wajah Jane bahkan memerah saking mabuknya, ia juga sesekali meracau kan beban hidupnya. Gadis itu terus berteriak memaki takdirnya yang begitu kejam, juga sesekali menangis karena ibunya memilih orang asing dari pada putrinya sendiri.

Semantara doroty yang sudah terkapar di sofa, menunggu kekasihnya menjemput.

Jane yang sudah kehilangan kesadaranya itu tiba tiba mendial sebuah nomor yang mana itu adalah nomor kontak lucas.

" Mengapa kau tidak kunjung menghubungi ku? " Ucap Jane saat panggilan nya terhubung.

Namun alih alih menjawab Lucas malah berjalan kearah jane dan membawa Jane pergi meninggalkan bar.

T B C

Im In Dangers (21+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang