chap 36

2.8K 317 58
                                    

Keadaan gempa masih tertidur di ruang rawat nya, jangan lupa para pengawal yg Amato tempatkan didepan ruangan gempa sangat ketat untuk mencegah hal yg tak mereka inginkan terjadi.

Mereka sudah cukup hancur dan menderita dengan perubahan gempa dan gempa yg malah terkapar di rumah sakit lagi seperti dulu saat masih bayi.

Kembar enam itu dipaksa kesekolah, padahal mereka sama sekali enggan ke sekolah untuk terus menemani gempa yg tertidur di rumah sakit.

Terutama TTM yg sekarang sudah sangat murung, mereka rindu tawa gempa saat main game bersama, tidur bersama dan saling menganggu satu sama lain, membuat wajah lucu dan kelakuan konyol lainnya.

Ice juga rindu tidur bersama gempa, memeluknya seperti boneka, bermain dengan Mr.Goldy boneka beruang yg ditinggalkan oleh mama mereka, makan cemilan bersama dan banyak lagi, bahkan ice sekarang lebih sering dikamar dan tak keluar.

Solar bahkan dikamar selalu mencoba mencari informasi dan cara membujuk gempa agar tak lagi membenci mereka.

Halilintar? Dia sekarang sudah sering keluar malam dan pulang larut, bahkan satu hari tak pernah pulang, itu membuat adik adiknya khawatir, entah apa yg dilakukan halilintar selama gempa tertidur dirumah sakit.

Halilintar kosong, cobaan yg diberi tuhan kepada halilintar cukup membuat mental hali down, bahkan Taufan pernah menemukan Halilintar mencoba mengiris pergelangan tangannya tapi syukur lah Taufan menghentikan niat kakak nya.

Saat ini halilintar berada di rooftop sendirian, niatnya bersama adik adiknya tetapi mereka akan menyusul, mereka sedang membantu solar dengan tugas nya di laboratorium.

Halilintar menatap kosong ke langit, tangan nya menggenggam pagar pembatas rooftop itu dengan kuat sampai besi pagar itu bengkok, halilintar mendengus kasar dan mengacak acak rambutnya dengan kasar, lalu mengeluarkan handphone nya dan membuka galeri, mencari foto gempa yg tertawa dengan wajah cerianya, lalu ia geser lagi melihat foto foto gempa yg dulu masih kecil dan polos, bahkan foto gempa saat bayi ia masih ada, halilintar menatap sendu kearah foto gempa sampai sampai air mata jatuh keatas layar handphone halilintar.

"Gempa..... Maafkan kakak.... Kakak tau kakak salah.... Hiks.... Kakak tau... Kakak sangat bersalah dan tak bisa dimaafkan.... Hiks.... Gempa...."-halilintar

Halilintar mengelap air mata nya dan menaruh kembali handphone nya ke saku celana seragam nya. Lalu suara pintu terbuka terdengar dan menarik perhatian halilintar.

"Kau?! Sedang apa kau kemari hah?!"-halilintar

"Hheee~ begitu kan sikap mu anak baru?~ aku ini queen di sekolah ini~"

"Ck.... Kau itu bitch bisa bisanya bicara seperti itu... Kiriya..."-halilintar

"Ahahahahah~ dasar anak baru benar benar tak tau sopan santun kepada ku~ guys~"-kiriya

Tiba tiba dua cewek yg selalu mengikuti kiriya menahan pergerakan halilintar dengan menahan tangan halilintar kebelakang.

Halilintar yg masih biasa biasa saja bahkan pandangan halilintar masih kosong tetapi penuh dengan emosi marah. Halilintar tak melawan karena genggaman mereka sama sekali tak kuat, halilintar bisa kapan saja lepas dari itu tetapi ia harus melihat apa yg akan kiriya dan temannya lakukan.

Kiriya membuka botol air mineral ditangannya dan menyirami halilintar sampai basah kuyup, kiriya dan teman temannya memang pembuli di sekolah itu, hanya karena orang tua kiriya berkontribusi besar kepada sekolah itu bukan berarti ia semena mena disekolah itu! Bahkan kekayaan kiriya tak sebanding dengan kekayaan keluarga halilintar, halilintar dan yg lainnya memang menyembunyikan identitas mereka di negeri orang lain. Halilintar masih diam, ia menunggu aksi kiriya selanjutnya, karena ia akan membalas semua perbuatannya nanti dengan lebih kejam, ia sudah merusak mood halilintar, ia sedang dalam mood yg sangat buruk pikiran nya masih tentang gempa dan kiriya malah memanasi halilintar.

Little Prince from Mafia[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang