Chapter 31-

292 36 17
                                    

Warning! Beberapa kata mungkin typo dan mungkin alur cerita ini mirip dengan karya orang lain, tapi cerita ini pure dari imajinasi author. Jadi, selamat membaca!




" Papa! Ayolah Laos mau ikutt " Laos kini sedang memohon kepada ASEAN untuk ikut bersama ASEAN dan yang lainnya ke Rusia besok.

" Nggak! Nggak boleh! Laos kan baru keluar dari rumah sakit, kalau ada apa-apa gimana? " ASEAN tentunya melarang keras Laos untuk ikut bersamanya pergi ke Rusia besok.

Pertengkaran antara ayah dan anak itu sudah terjadi lebih dari setengah jam. Anak-anak ASEAN yang lain dan provinsi-provinsi Indo hanya bisa geleng-geleng kepala melihat ASEAN dan Laos.

Mereka disaat bersaman mendukung ASEAN sekaligus Laos. Mendukung ASEAN karena memang benar Laos masih belum sembuh sepenuhnya. Sementara mendukung Laos karena kasihan kepadanya yang sudah nangis-nangis minta ikut ke ASEAN.

Mereka melanjutkan menonton pertengkaran antara ayah dan anak tersebut. Sampai akhirnya ASEAN terpaksa menuruti keinginan Laos karena Kamboja juga ikut meminta.

" Jadi, siapa aja yang bakal ikut besok? " Phil bertanya ingin memastikan.

" Hmm, kita semua, Japan, Pales, Rusia & Om USSR, NK & SK, Tuan UN, Papa, Papua Nugini.. " Malay menjawab sambil membaca kertas yang dipegangnya.

" Terakhir aku dan Neth, " Jakarta ikut berbicara, jelas langsung membuat mereka semua bertanya-tanya. Bagaimana tidak, setelah sekian lama mereka tidak bertemu ( laki tiang listrik ) Netherlands akhirnya dia akan mengikuti mereka kali ini.

" Kenapa? Kok keliatan kaget semua? " Jakarta bertanya lagi. " Ah, itu, nggak. Cuma kaget aja Neth bakal ikut kita, emang kapan dia bilang? " Malay menjawab.

" Ooh, itu. Kemarin Amsterdam yang memastikan ke aku kalau Neth mau ikut, setelah Amsterdam bertanya tentang Nesia. Memang udah lama banget nggak ketemu. " Jaka menjelaskan.

Semua akhirnya paham. Mereka tidak keberatan juga untuk Neth ikut mereka. Mereka bisa mempertemukan kembali Neth dan Nesia yang sudah lama tidak bertemu. ( haruskah author membuat cerita tentang ini? )

" Kalau gitu kamu udah kasih tau dia untuk kumpul di kantor Papa besok kan? Dia bisa ikut bersama Tuan EU. " Phil bertanya kembali kepada Jaka.

( yh author tdk ingin malah tersiksa menahan ketawa sendiri kalau EU nya author panggil Om, cukup USSR saja 🗿)

" Ah, itu, iya juga. Sebentar aku bilangin ke Amsterdam dulu. " Jaka baru ingat, setelah itu barulah ia mengatakannya kepada Amsterdam.

" Kalau gitu semuanya udah siap kan? Om USSR dan Tuan UN udah ngatur semuanya juga. " Timor bertanya, mereka semua mengangguk.

Kini mereka hanya perlu menunggu hari berlalu. Menunggu hari esok untuk datang, untuk menyelamatkan saudari mereka semua. Menunggu orang yang penting dan yang mereka sayangi.

Dan berharap ini adalah perjuangan terakhir mereka untuk berkumpul bersama kembali. Seperti saat pertama kali mereka semua bertemu.


-||-

Hari kemarin sudah berlalu, sudah saatnya hari yang mereka tunggu-tunggu tiba. Kini mereka semua berkumpul di tempat UN dan organisasi-organisasi yang lainnya. Menunggu semuanya untuk datang.

Mereka membawa terlalu banyak orang? Mereka tidak berpikir begitu. Mereka malah merasa bahwa hanya membawa 21 orang ke tempat terpencil di Rusia malah sangat kurang. Tapi mereka tidak bisa apa-apa, semenjak memang pergerakan ini ( sepertinya ) rahasia.

「 TR(US)T 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang