Chapter 12-

288 37 5
                                    

Warning! Beberapa kata mungkin typo dan mungkin alur cerita ini mirip dengan karya orang lain, tapi cerita ini pure dari imajinasi author. Jadi, selamat membaca!




Sinar matahari menyeruak masuk ke kamarku.

Ah, apakah ini kamarku? Aku tidak yakin..

Aku membuka mataku, terlihat silau disini.

Aku melihat Kak Thailand, dan Bang Brunei.

Tapi.. Dimana Kak Nesia?






" Erhngg.. "

Suara anak tersebut membuat Thailand yang tadi tidur terbangun.

" A-ah! Kak Thailand! Timor sudah bangun.. Timor sudah bangun! " Brunei menyenggol nyenggol tangan Thailand.

Thailand terbangun

...

" Timor?? " Thailand bertanya kepada Timor.

Timor masih saja menatap mereka berdua. " Kak.. Aku.. Dimana? "

Timor bertanya kepada Thailand. Thailand menatapnya sambil tersenyum, raut wajahnya sedikit sedih.

" Em.. Timor sedang di rumah sakit. Timor baru bangun setelah seminggu koma. " Thailand menjawab pertanyaan Timor.

Timor hanya mengangguk pelan. Tapi tak lama kemudian raut wajahnya berubah menjadi raut sedih.

" Eh, Timor kenapa? " Brunei bertanya kepada Timor.

Timor menatap Brunei, kemudian bertanya " Kak Nesia dimana? Timor mau ketemu kak Nesia.. "

Thailand dan Brunei kemudian menatap satu sama lain. Mereka kemudian menatap Timor sedih.

" Kak Nesia dimana kak? Timor mau kak Nesia. " Timor mengulang kembali perkataan nya.

" Haih.. Timor.. Kami juga ingin Kak Nesia ada disini, tapi.. " Brunei menggantung kata katanya.

"Tapi kenapa Bang? Kak Nesia dimana? " Timor kembali bertanya dimana kah Nesia.

" Kak Nesia di- " Tak sempat melanjutkan kata-katanya, Brunei melihat pintu yang dibuka oleh ASEAN, di ikuti oleh Phil dan Malay.

" Ah, Timor sudah bangun?! " ASEAN kaget sekaligus senang melihat Timor yang sudah sadar dari komanya.

ASEAN memeluk Timor, tetapi Timor langsung melepaskan pelukan ASEAN krpada Timor.

" Pa, Kak Nesia dimana?? " Timor yang belum mendapat jawaban dari Brunei tadi beralih bertanya kepada ASEAN.

ASEAN yang tadi mempunyai raut senang seketika berubah menjadi terlihat marah. Saudara Timor yang lainnya hanya terdiam. Mereka tidak berani untuk menjawab pertanyaan Timor tadi.

Apa lagi ketika ada ASEAN. Mereka hanya menatap kearah Timor sedih. Jika mereka menjawab dan memberikan simpati mereka kepada Nesia, mereka bisa bisa di bentak oleh ASEAN.

" Kenapa kau bertanya tentang dia? Kau masih mau menemui seseorang yang meracunimu? " ASEAN bertanya dengan nada marah kepada Timor.

Timor yang tidak mengerti pun kembali bertanya kepada ASEAN. " Hah, meracuni ku? Kak Nesia meracuni ku? "

ASEAN langsung menjawab. " Ya! Dan kau jangan bertanya lagi tentang nya kepada ku. Ataupun saudaramu yang lain, kau paham? "

" Ta- tapi.. Kak Nesia nggak mungkin racun ini aku! Kak Nesia sayang sama Timor, dan Timor juga sayang sama Kak Nesia! " Timor merasa keberatan dengan jawaban yang diberikan oleh ASEAN.

「 TR(US)T 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang