Chapter 22-

255 27 3
                                    

Warning! Beberapa kata mungkin typo dan mungkin alur cerita ini mirip dengan karya orang lain, tapi cerita ini pure dari imajinasi author. Jadi, selamat membaca!






Semua sudah kembali normal. Tapi kenapa aku tetap merasa kehilangan sesuatu?

Timor termenung memikirkan hal tersebut. " Iya ya.. Kenapa aku masih ngerasa kehilangan? " Timor bertanya kepada dirinya sendiri.

Timor melirik bangku di sebelahnya. Kosong, hanya ada kotak bekalnya disana. " Kak Nesia dimana? Katanya mau nemenin aku makan siang.. " Timor bergumam kecil, mempertanyakan dimana keberadaan kakaknya.

Timor menghela napasnya, dia mengambil kotak bekalnya tersebut, lalu pergi dari bangku yang tadi ia duduki. Timor pergi dengan raut sedih. Nesia sudah berjanji untuk menemaninya makan siang hari ini.

Tapi sampai setengah jam Timor menunggu, Nesia tidak kunjung datang, kalau seperti ini Timor bisa saja terlambat untuk absen kembali sebelum pulang.

Timor berjalan kembali ke sekolahnya, Phil yang sedang bersama Malay melihat Timor berjalan dengan sedih di depan mereka. " Eh, Timor kenapa? " Phil bertanya kepada Timor.

Timor menoleh kepada Phil dan Malay, " Ah.. Nggak ada apa apa bang.. "

Malah mengernyit, " Kotak bekal, Nesia janji untuk makan siang sama kamu? " Malah bertanya kepada Timor.

" E, eh, kok Abang bisa tau? " Timor bertanya kepada Malay, " Mudah aja ketebaknya. " Malah menjawab singkat.

Timor teridam, dia melihat ke arah kotak bekalnya itu. " Timor mau ikut makan siang sama kami? " Phil menawarkan kepada Timor.

Timor tampak menimbang nimbang, lalu mengangguk kecil tanda setuju. Timor mengikuti Phil dan Malay yang pergi ke kafe di sana. Mereka lalu duduk di kafe tersebut untuk makan bekal mereka.

Iya, cuma numpang makan. Ga ada akhlak emang. Empunya kafe udah natap mereka tajam aja 🗿

Mereka membuka bekal mereka, bekal yang sama untuk semua orang. Ya, mereka sepakat untuk membawa bekal dan memakannya di sekolah saat makan siang. Agar di rumah mereka tidak harus memesan makanan untuk makan siang seperti biasanya lagi.

Malah melihat bekal tersebut, ' mencurigakan ' batin Malay. " Eh, jangan dimakan dulu! " Malay menghentikan Phil dan Timor yang baru saja akan menyuap nasi bekal mereka.

" Ada apa? " Phil bertanya. Malay tidak menajwab. Dia mengambil nasi dan sedikit lauknya, lalu dia pergi ke arah kucing liar didekat sana, dan memberikan makanan tersebut kepada kucing tersebut.

Kucing tersebut sangat senang dan langsung memakan makanan yang diberikan oleh Malay. Tapi tak lama kemudian, kucing itu terkapar tidak berdaya. Entah masih hidup entah sudah mati.

Malay mengangkat kucing tersebut, membawanya ke meja dimana Phil dan Timor berada. Phil dan Timor bergidik ngeri. " Kucingnya kenapa? " Timor bertanya kepada Malay.

" Susah kuduga, makanan kita beracun. Lebih baik kita tidak memakannya. " Malay menjelaskan. " Beracun, kok bisa? " Timor kembali bertanya.

" Aku nggak tau bagaimana, makanya saat aku melihat nasi kita ini mencurigakan aku mencobakannya pada kucing ini. Dan ternyata dugaanku benar. " Malay menjawab pertanyaan Timor.

「 TR(US)T 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang