Warning! Beberapa kata mungkin typo dan mungkin alur cerita ini mirip dengan karya orang lain, tapi cerita ini pure dari imajinasi author. Jadi, selamat membaca!
Hari sudah berganti, begitu juga dengan keadaan keluar Asia Tenggara. Semuanya kembali lengkap.
Setidaknya, sekarang..
" Nee-chan! " Japan memanggil dari luar.
" Iya, sebentar lagi aku ke luar! " Nesia menjawab panggilan Japan dari dalam.
Hari ini mereka akan pergi ke rumah sakit dan ikut mengantar Pales pulang ke rumahnya, karena Pales sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.
Nesia keluar, disana ada Japan dan Syria. Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu.
" Di rumah sakit aman aman aja kan? " Japan bertanya kepada Syria.
" Sip, aman aman aja. Tapi.. Kalau di rumah aku nggak yakin. " Syria menjawab pertanyaan Japan.
Nesia menghampiri mereka, kemudian menyapa mereka. Lalu Nesia bertanya, dia bingung apa yang dimaksud dengan ' tenang ' oleh Japan dan Syria.
" Selamat pagi Syria, Japan. Eh kalian lagi bicarain apa? "
" Oh, selamat pagi juga Nesia, kami lagi bicarain tentang siapa saja yang ada di rumah sakit. Ya.. Kamu tau, sehabis kejadian kemarin itu kan? Aku yakin itu bukan kamu, cuma kita belum bisa menemukan pelaku sebenarnya. " Syria menjawab sapaan dari Nesia.
" Oh.. " Nesia hanya bergumam kecil.
" Untung lah nggak ada Iran dan Afghan di rumah sakit. Mereka yang paling keras menolak Nee kemarin. " Japan berkata.
" Hemm, oke deh. Ayo kita ke rumah sakit. Mereka pasti udah nungguin kita. " Syria mengakhiri pembicaraan dan mengajak Nesia dan Japan untuk bergegas ke rumah sakit.
Nesia dan Japan mengangguk. Mereka mengikuti Syria ke taksi yang sudah di pesan Syria tadi. Ya, mereka pesan taksi karena nggak ada satupun dari mereka yang pandai bawa mobil. Nanti kalau mereka bawa mobil sendiri malah mereka kecelakaan, trus mereka yang masuk ke rumah sakit selanjutnya. Kan dark sekali 🗿
---
20 menit perjalanan ke rumah sakit Pales, akhirnya mereka sampai. Japan membayar taksi. Karena.. Syrianya lupa bawa uang. Hadeh hadeh, ada aja kelakuan🗿
Mereka menaiki tangga menuju lantai 3. Lalu memasuki ruangan dimana Pales berada. Disana hanya ada sedikit orang, Pak Saudi, Jordan, Israel, dan tentunya Pales.
Pales tersenyum kepada Nesia. Sementara Nesia hanya terdiam, lalu sesaat langusng menghampiri dan memeluk Pales.
" Maafin aku ya Pal.. " Nesia berkata lirih.
Pales hanya tertawa kecil, membalas pelukan dari Nesia, " Ah, nggak apa kok. Itu bukan salah kamu juga. "
Japan hanya memperhatikan kedua sahabatnya itu berpelukan seperti teletubbies dengan tersenyum haru. Akhirnya Japan bisa melihat kedua sahabatnya itu kembali dalam keadaan baik baik saja.
Lalu diujung seberangnya Japan ada Israel yang.. Gatau mukaknya masam aja ntah kenapa. Seperti ada masalah idup trus menerus 🗿
" Ih sumpah dah lu kenapa sih, masem aja tuh muka gw liat dri tadi subuh. " Jordan bertanya kepada Isra.
" Gatau, masih susah memaafkan Nesia sih aku kayaknya. Gatau juga kenapa aku ikut kesini. " Isra menjawab pertanyaan Jordan.

KAMU SEDANG MEMBACA
「 TR(US)T 」
Fanfiction"Jagalah Dia sebelum Dia jatuh ke tangan orang yang salah.." Semua orang tua akan mempercayai anaknya, kan? Apakah aku orang tua yang seperti itu? Orang tua juga harus selalu melindungi anaknya kan? Tapi aku merasa tidak bisa memenuhinya. Aku mera...