Apa itu?
Sebuah kilatan cahaya merah di ujung malam yang dingin. Sepi membakar setiap jiwa. Bergejolak bagaikan sangkar tanpa pintu.
Apakah ada yang sedang mengintaiku dengan mata elangnya? Siapa yang sedang berada di balik semak-semak? Manusiakah? Hewankah? Atau burung dengan mata mereka.
Aku sedang berbahagia di sini. Di dekat sebuah taman kota yang indah.
Malam sudah menampakkan taringnya. Sekarang saatnya bagi kami bergerak kembali. Apa yang sedang terjadi pada dunia liar yang sedang aku tinggalkan tadi? Terlalu cepat. Terlaku cepat untuk kami bersenang-senang.
Aku telah duduk di bangku tanpa sadar. Di sana aku juga di temani oleh seorang lelaki tinggi. Sedang menyalakan rokoknya hingga kepulan asapnya menguar hilang di udara.
Aku akan kembali dalam sebuah tragedi esok malam. Saat ini biarkan pengintai mengintai kalian seperti burung dalam sangkar.
-After Soon-
.
.
.
02 Agustus 2019
Rapat yang diadakan oleh mereka sudah berakhir semenjak beberapa detik yang lalu. Menyisakan pertanyaan yang besar bagi siapa saja yang mendengarnya.
Jimin mengatakan pada Seokjin bahwa dia sudah mewawancarai Unknown secara lain pada beberapa hari yang lalu sebelum pembunuhan Park Tae Min. Dan setelah mendengarnya, baik Jungkook maupun Yoongi langsung keluar rapat karena merasa bunek. Mereka pasti mengemban beban yang sama. Petunjuk mengenai After Soon sangat sedikit. Dan mereka semua hanya berpacu pada memori lawas saja.
Namjoon masih tinggal di ruangan bersama dengan Seokjin. Dia enggan pergi dari tempatnya apa yang menjadi pikirannya entah Seokjin tak tahu.
“Apa kau akan ke tempat Bosung malam ini Seokjin?” tanya Namjoon pada Seokjin yang masih termenung.
“Ah. Mungkin,” jawab Seokjin.
“Jimin bilang bahwa dia menyerahkan Flashdisk padamu. Yang berisikan pembicaraan dengan Unknown. Apa itu yang akan di bahas Mereka selanjutnya?” tanya Namjoon.
“Pasti. Tapi aku belum membukanya,” Seokjin menjawab. Namjoon sekarang duduk di sebelahnya. Dia memandangi Seokjin yang masih menunduk.
“Unknown adalah Robot.” Seokjin merasa hancur ketika mengucapkan kalimat itu.
“Robot yang memiliki perasaan. Apakah mungkin?”
“Namjoon. Ini akan ada kaitannya dengan penulis novel itu. Tapi kita tak punya cukup bukti yang valid untuk meyakinkan bahwa pembunuhnya bekerja sama dengan pihak Unknown. Kita tidak bisa menyalahkan dia. Dan skenario ini akan terus berjalan.” Seokjin menatap kosong meja yang berada di depannya. Tangan putih itu nampak kesusahan untuk mengangkatnya barang sejenak. Sedari tadi hanya hinggap dikedua pahanya.
“Jika pembunuhnya ada artis seperti Unknown. Tak ada alasan membekuknya lagi. Kemungkinan penyidik juga sudah lelah dengan ini semua.” Namjoon akhirnya terdiam setelah mengatakan kalimat barusan.
.
Sosok ini mengintai dari balik topengnya. Memakai tudung yang menyembunyikan wajahnya dari siapa saja yang melihat. Sosok ini adalah seseorang yang di cari masyarakat. Dan sampai saat ini berita tentang pencariannya pun juga sudah beredar di internet. Semua pasti kerjaan Jinhwan dan Bobby. Memang berdua adalah yang paling meresahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamJin] HOUSE (Serial Killer)
Mystery / Thriller[END] Membunuh bukan Hobby tapi bisa menjadi Suatu kebiasaan. Semua bukan karena balas dendam. Jika hasrat telah menguasai diri kalian dan membuatnya menjadi buta. Maka, pembalasan yang paling menyenangkan adalah penderitaan yang berujung pada kemat...