Andai saja aku mengerti perkataan mayat sebelum mati, maka aku menganggap aku telah berada pada ujung kematian.
Jangan berbohong. Sampai matipun kau tak akan menemukan mayat berbicara. Sekalipun berkata jujur aku tak akan pernah menemukan sesuatu yang kudapatkan.
Jika memang ada dua hal yang sangat aku benci dari dunia ini maka itu adalah penyesalan dan kata menyerah. Apakah aku membenci kepura-puraan? Tidak. Aku tak pernah membencinya. Bukankah sejak lama aku bersahabat dengan dia?
Kami bahkan saling mengajarkan untuk berpura-pura dengan baik. Menjadi apa yang diinginkan semua orang tetapi juga membuat sebuah ledakan dengan bom waktu.
Dan akibat dari ledakan itu tak akan memandang siapa yang ada di dekatnya untuk selamat. Mereka akan mati dengan cara yang mengenaskan.
-After Soon-
.
.
.
06 Agustus 2019
Hening menyelimuti suasana yang sedang terjadi. Tak ada satu pun di antara mereka yang bersuara atau sekedar menggeser tempat mereka berdiri. Seokjin masih terdiam di ranjangnya. Seokjin melihat dua orang yang saling berhadapan. Mereka adalah Joseph dan Taehyung. Sedangkan ayah Seokjin duduk di sofa bersama Jimin. Namjoon juga masih bertengger di jendela, sembari melihat keluar.
“Jungkook dan Yoongi bilang dia akan ke makam Hoseok hari ini. Kau tak ikut Namjoon?” Taehyung menatap Namjoon.
“Tidak,” jawabnya singkat.
“Maafkan aku Taehyung. Aku tak menyangka jika Lukka-”
“Tidak ada yang perlu di khawatirkan Tuan Jin Soo. Semuanya juga sudah terlanjur dan selama ini After Soon hanya kita anggap sebagai satu orang. Ini kelalaian. Dan kematian 112 juga kelalaianku. Itu saja.”
Jimin berdehem, “Yang perlu kami tanyakan di sini adalah apakah Anda tahu orang yang bernama Kim Sulli?” Jimin melempar papan informasinya kasar ke meja.
Mata Jin Soo menatap setiap tulisan itu dengan tajam, “Jika itu aku benar-benar tidak tahu.”
“Kami berharap kau tidak berbohong Tuan Jin Soo.” Jimin mempersilakan seseorang yang akan masuk ke dalam ruangan tempat Seokjin di rawat. Dia adalah ayah dari Joseph Kim. Yaitu Edward Kim.
“Silakan masuk Tuan Edward. Kami sudah menunggumu.” Taehyung menyambut Edward.
“Tentu saja. Maaf aku terlambat”
“Tidak apa Paman,” Seokjin menyapa pamannya itu. Dia masih menggunakan jas kantor lengkap.
“Kami sudah menyimpulkan beberapa data yang kemungkinan mengungkap siapa After Soon. Sedangkan Lukka sudah dalam pengejaran.” Taehyung menjelaskan.
“Kami tidak akan menuduh siapa pun di sini. Tapi kami hanya ingin membuktikan sesuatu. Jika tidak salah. Tuan Edward Kim. Kau adalah kepolisian yang pensiun dini karena alasan serangan jantung benar?” Jimin menunjukkan data diri tentang Edward Kim secara jelas yang dia peroleh dari kepolisian.
“Iya benar. Aku pensiun pada usia 45 tahun. Memang benar aku memiliki riwayat serangan jantung. Lalu masuk ke dalam dunia bisnis,” jawab Edward. Walau sedikit rasa ketakutan menyelimutinya karena tatapan intimidasi dari Taehyung dan Jimin. Mereka seakan mencurigai sesuatu.
“Apa kau menangani kasus Keluarga Kim pada tahun 2009?” Tanya Jimin. “Mengapa kasus bermarga Kim pada tahun 2009 hanyalah kasus bunuh diri dari keluarga Kim Jong In,” tambah Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamJin] HOUSE (Serial Killer)
Mystery / Thriller[END] Membunuh bukan Hobby tapi bisa menjadi Suatu kebiasaan. Semua bukan karena balas dendam. Jika hasrat telah menguasai diri kalian dan membuatnya menjadi buta. Maka, pembalasan yang paling menyenangkan adalah penderitaan yang berujung pada kemat...