Untuk pertama kalinya seorang anak kecil berusia 9 tahun menemuiku dalam kegelapan. Dia meminta agar kebenaran pada tempatnya. Kolot pemikirannya namun, senyum licik mewarnai hidupnya.
Tubuhnya bagaikan belut, licin dan sangat lentur. Menggeliat dalam kubangan lumpur yang berwarna hitam kelam. Aku tersenyum ketika fajar telah menyingsing. Di malam yang semakin menipis dia membalas senyumku lalu berkata ayo menjadi pelayanku.
Hidupnya tak semulus yang orang lain pikirkan. Jalannya terjal dan meledak-ledak. Seakan ada kubangan api di ujung hidupnya. Membalikkan fakta adalah keahliannya.
Menjerumuskan orang adalah hobbynya. Dan memerintah adalah kesehariannya.
Entah mengapa aku tunduk pada dirinya yang sejahat iblis berwajah malaikat. Bahkan Ratu dengan dua topeng yang sangat cantik.-After Soon-
.
.
.
09 Agustus 2019Matanya melirik tajam pada seseorang yang berada di ruangannya. Dua meja dengan dua kursi. Satu pintu. Satu lampu pada tengah-tengah mereka duduk. Dua pemikiran dan dua hati.
Sret.
Menggeser kertas putih yang dia sudah berada di depannya sejak beberapa beberapa saat yang lalu. Sudah dingin karena terpaan AC.
Entah mengapa mata yang selalu mengawasinya begitu mengganggu dalam pikiran wanita ini.
“Kami menangkapmu,” ucap lelaki yang berada di pojokkan dengan segelas kopi dingin.
Sedangkan si wanita tetap menuliskan sesuatu pada kertas.
Wanita ini mengingat sekali lagi tentang malam di mana dia di bekap paksa oleh Taehyung dan Jimin. Malam setelah dia memandikan Jungkook dan Yoongi, kakinya menuntunnya kembali ke apartemennya untuk mengambil beberapa barang, seperti ponsel.Namun, pada akhirnya dia justru masuk ke dalam keranjang jebakan yang di pasang oleh Taehyung. Jimin berada di sana dengan Taehyung yang siap menangkap mereka. Ingatan Unknown juga tentang bagaimana Namjoon membobol password apartemennya.
“Kalian bertiga adalah tokoh utama dalam permainan ini bukan?” Unknown melihat ke arah Taehyung.
“Di mana Jungkook dan Yoongi?” Taehyung geram.
“Entahlah,” jawab Unknown. "Lagian Jungkook dan Yoongi kami pastikan mereka akan selamat dan sehat wal Afiat."
“Kami akan mematikanmu secara paksa. Maaf ya.” Taehyung berdiri dari tempatnya sementara Unknown hanya terdiam pada tempatnya.
"Bagaimana jika kamu tak menemukan lokasi Jungkook dan Yoongi di memoriku?"
“Lagian Semua ingatan yang berada padaku tersimpan dalam sebuah memori yang berada di kepalaku.”
Taehyung menyipitkan matanya tajam. Dia sangat tak suka dengan cara Unknown menjawab pertanyaannya.
Taehyung melepas kabel yang menghubungkan Unknown dengan dayanya. Kepalanya menunduk dan matanya terpejam. Taehyung menyibak belakang kepala Unknown dan menemukan kunci untuk membukanya. Berusaha tetap mengambil memori yang tersimpan.Cukup mudah untuk di ambil tanpa keamanan apa pun. Taehyung mengambil memori yang besar lalu membacanya di sebuah komputernya.
“Ini...,” lirihnya. Taehyung mengotak-atik komputernya cukup lama lalu menekan sebuah folder, “tidak mungkin.”"Sebuah Film? Pemutaran Film?" Jimin bingung.
.
.
.
10 Agustus 2019Seokjin melangkah kakinya dengan perlahan menuruni mobil yang sudah terparkir rapi di depan Mansionnya.
Matanya melirik Namjoon yang masih membenahi jasnya di kursi penumpang. Tak lama Namjoon keluar dan hendak berjalan ke kantornya.
Tangan Seokjin menarik jasnya. "Namjoon," panggil Seokjin. Sedikit tak nyaman melihat Namjoon yang tak seperti biasanya. Dia tampak gelisah dan sedikit ragu.
![](https://img.wattpad.com/cover/194306027-288-k526752.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamJin] HOUSE (Serial Killer)
Mystery / Thriller[END] Membunuh bukan Hobby tapi bisa menjadi Suatu kebiasaan. Semua bukan karena balas dendam. Jika hasrat telah menguasai diri kalian dan membuatnya menjadi buta. Maka, pembalasan yang paling menyenangkan adalah penderitaan yang berujung pada kemat...