Menyatukan menjadi satu. Merangkai. Menggabungkan. Apa itu semua sama? Ya, hanya maksudnya sedikit berbeda.
Dan di setiap kesatuan akan kah ada sebuah kecacatan atau perpisahan. Ada banyak kata tentang kesatuan, bahwa apa yang akan bertemu akan berpisah. Benarkan?
Aku mempertemukan takdir dua insan yang sedang di landa dalam kesendirian. Aku sadar apa yang aku lakukan. Aku akan sadar akan bagaimana identitasku besok terungkap. Aku sadar. Dan dari kesadaranku inilah aku juga akan menghancurkan mereka semua.
Semua jahat. Setiap sel dalam tubuhku mengatakan bahwa aku jahat.
Aku selalu memberikan para pembacaku sebuah pertanyaan Retoris. Apa kalian juga menjawabnya di dalam hati kalian?Merangkai menjadi satu? Hm? Itu palsu dan bodoh. Manusia tempatnya palsu dan bodoh. Dan semua yang pernah di katakan manusia adalah bodoh! Itulah yang membuat mereka begitu menarik.
-After Soon-
.
.
.
28 Juli 2019Black membuka pintu mobil untuk Seokjin saat matanya melihat Seokjin keluar dari Mansionnya. Seokjin setuju akan rencana Taehyung untuk mengunjungi Namjoon. Bukan tanpa alasan. Taehyung mengatakan pada Seokjin bahwa ada suatu hal penting yang harus dia sampaikan pada Namjoon. Tentang kamar Haneul. Seokjin yakin bahwa ada sesuatu yang mengganjal di sana dan itulah yang akan menjadi tugasnya.
Seokjin membenahi penampilannya saat dia telah masuk ke dalam mobil Maserati milik ibunya. Seokjin mengaca sekali lagi. Wajahnya cantik dan semua orang memujinya. Tiba-tiba ingatannya melayang sebentar.
Malam kemarin saat Namjoon mengatakan bahwa di lehernya ada sebuah bekas sayatan operasi paksa. Seokjin menyentuhnya. Luka ini? Ini telah menjadi sahabatnya sejak lama. Seokjin sadar akan keberadaan luka ini. Hanya saja dia dulu percaya bahwa ini adalah luka bekas kecelakaan. Namun, ulah After Soon tetap mengingatkannya kembali bahwa semuanya harus di rubah. Dari awal sampai akhir. Kalau pun di awal tidak bisa di rubah maka, sekarang dan hari akhir akan dia rubah.
Seokjin melihat pemandangan sekeliling. Banyak sekali anak seusianya yang bermain di tumpukan daun-daun, menyebar kembali ke udara. Berharap akan ada musim semi yang indah untuk mereka. Harapan. Semua itu harapan bukan? Atau anak-anak itu bermain tumpukan pasir yang ada di taman. Seokjin tidak pernah melakukannya. Masa kecil Seokjin hanya seputar kecantikan. Fashion, baju dan desain. Ya, Seokjin suka dengan Desain. Dan keinginannya masuk ke dunia bisnis adalah pilihannya sejak lama agar karyanya semakin terkenal.
"Black. Tolong turunkan aku di sini." Perintah Seokjin. Tanpa kata, Black memarkirkan mobilnya ke arah bahu jalan yang di tunjukan untuk parkir kendaraan.
Seokjin membuka pintu mobilnya sebelum Black melakukannya. Dia berjalan mendekat ke arah taman di mana ada pagar berwarna putih yang melingkarinya. Seokjin melangkah. Langkahnya sungguh ragu dan bergetar samar. Sekilas rasa takut menghampirinya. Seokjin takut bahwa anak-anak yang di sana akan merasa tidak nyaman dengan dirinya. Rasanya aneh jika Seokjin akan mendekati mereka. Itu bukan dunianya.
Seokjin perlahan masuk ke dalam taman. Tidak ada ingatan tentang masa kecilnya. Yang ada hanya sekilas memori ia bermain di sebuah kolam. Seokjin ingat, dia sangat membenci kolam renang dan segala fasilitasnya. Entah kenapa. Itu lah yang menjadi sebab bahwa di Mansion Seokjin tidak ada kolam renang sama sekali. Hanya ada satu mungkin tapi, itu ada di luar Mansionnya. Membangun kolam renang pribadi di luar Mansionnya, hanya untuk ayah dan ibunya.
Seokjin menyentuh salah satu pasir yang ada di sana. Lembut. Seokjin tidak pernah merasakan hal ini terjadi di dalam hidupnya. Pasirnya juga mudah di bentuk dengan banyaknya cetakan yang terhampar di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamJin] HOUSE (Serial Killer)
Mystery / Thriller[END] Membunuh bukan Hobby tapi bisa menjadi Suatu kebiasaan. Semua bukan karena balas dendam. Jika hasrat telah menguasai diri kalian dan membuatnya menjadi buta. Maka, pembalasan yang paling menyenangkan adalah penderitaan yang berujung pada kemat...