Episode 8 Momen

244 37 5
                                    

Kenangan..

Bagiku kenangan adalah momen. Apa momen bagiku? Hanya sekedar peristiwa bersejarah dari hidupku atau bukan? Momen bagiku adalah kejadian istimewa yang tidak akan aku lupakan sepanjang hidupku.

Kecuali jika aku Amnesia.

Aku suka mengingat-ingat kembali apa yang menjadi alasan aku membunuh. Bukan hanya karena hal permasalahan cinta atau hal konyol lainnya. Alasan aku membunuh bisa di katakan sangat mempengaruhi sebagian besar hidupku di masa lalu dan masa sekarang.

Karena ini tentang keluargaku!
Mereka yang sekarang duduk di kursi kebanggaan mereka pantaskan masih bersantai?!

“Ketika aku sudah lelah maka aku akan berhenti”

Itulah kata-kataku untuk diriku sendiri.

Dan mereka yang ada di mataku saat itu mungkin sudah melupakan segalanya Tapi, bagiku momen itu akan menjadi Momentum yang berharga di hidupku.

Selamat menikmati harimu dan.

See You,

Semoga kita akan bertemu di tempat yang paling kau sukai di rumah Tuhan.

-After Soon-
.
.
.
08 Juli 2019

Namjoon memandang Seokjin yang masih bergelung nyaman di ranjang mereka. Ini masih pukul 05.00 pagi dan Namjoon yakin Seokjin akan bermalas-malasan di ranjangnya.

Mereka baru saja berdebat tadi malam. Namjoon yang bersikeras akan tidur di lantai di marahi Seokjin. Seokjin menyuruh Namjoon tidur dengannya. Seranjang!

Bayangkan! Untung Namjoon bukan orang yang suka memanfaatkan kesempatan untuk melakukan hal yang tidak-tidak pada Seokjin.

Namjoon bersikeras untuk tidur di lantai dengan menggunakan kasur cadangan yang ada di kamar mereka. Kasurnya hanya tipis dan itu membuat Seokjin marah-marah. Dengan alasan Namjoon bisa sakit dan masuk angin. Dan menurut Namjoon itu adalah kasur paling tebal yang bisa disebut dengan 'kasur lantai'.

Akhirnya Seokjin memberi pilihan. Dia akan tidur di sofa. Dan Seokjin bilang bahwa punggungnya akan sakit jika tidur di sofa. Namjoon tetap tidur di sofa dan mengabaikan Seokjin. Hingga ketika Namjoon menyadari Seokjin juga menyusulnya tidur di sofa.

Karena Seokjin keras kepala makanya Namjoon menuruti kata Seokjin untuk tidur seranjang dengannya.
Dan lihat!

Si princessnya belum bangun. Seokjin memang sengaja menaruh banyak bantal di tengah-tengah mereka.
Namjoon memandangi wajah Seokjin. Dia hampir mirip dengan adiknya yang bernama Haneul. Adiknya sangat cantik seperti Seokjin. Hanya saja matanya lebih lebar dan senyumnya tak semanis Seokjin. Dia manja dan bibir Pink adiknya selalu sama dengan Seokjin. Pertama kali Namjoon melihat Seokjin. Entah mengapa ada perasaan hangat yang ada di hatinya yang mengatakan bahwa dia akan menjaga Seokjin. Mungkin karena Seokjin mirip dengan adiknya yang sudah meninggal.

Namjoon menyibak poni Pirang Seokjin. Dia sangat imut. Sungguh. Namjoon mengecup dahi Seokjin sebagai rasa sayangnya.

“Kau mirip sekali dengan Haneul. Andai dia masih ada. Aku yakin dia akan menjadi temanmu Seokjin. Kau pasti akan senang jika bertemu dengannya,” ucap Namjoon lirih.

Namjoon menyibak selimutnya. Dia berjalan ke kamar mandi sembari mengambil handuknya.

Mata biru itu terbuka. Dia melihat Namjoon yang berjalan ke kamar mandi. Seokjin memegangi dahinya. Dia baru saja di cium oleh Namjoon. Sungguh di luar dugaan. Selain ayah dan ibunya tidak ada yang pernah menyentuh bagian ini dari Seokjin.

[NamJin] HOUSE (Serial Killer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang