Episode 7 Flashback

239 35 3
                                    

Masa sekarang adalah cerminan dari masa lalu.

Masa depan adalah cerminan dari masa sekarang.

Apa yang akan kau lakukan di masa sekarang adalah cerminanmu di masa depan. Dan aku mempercayai itu semua.

Jika kau menyia-nyiakan masa sekarang maka, di masa depan kau hanya akan menjadi orang yang bodoh dan penuh penyesalan.

Wah. Bahaya sekali ya. Ketika aku menyesal esok hari maka aku akan meratapi masa lalu. Kalian tahu, di lubuk hatiku tidak ada dan TIDAK AKAN PERNAH menyesal. Semua yang pernah ku perbuat tidak akan aku sesali sedikit pun. Karena aku telah bersumpah pada diriku bahwa aku akan membalaskan apa yang orang lain lakukan padaku.

Dan!

Aku sudah berjanji pada diriku sendiri.

Bahwa,

Aku akan membalaskan rasa sakit, penghinaan, dan rasa malu yang kalian alami pada beberapa orang yang ada di sana yang sekarang sedang duduk bersila di kursi kehormatan mereka.

Mereka adalah orang yang dengan bangganya merajai pasaran Korea! Mata busuk, wajah yang di buat jijik lalu menghujat kami! Lihat saja! Aku akan merobek wajah kalian yang sudah membuat diriku hancur secara perlahan. Karena sejak awal aku yang bodoh karena terlalu baik membiarkan kalian hidup lebih lama di dunia ini!

-After Soon-
.
.
.
06 Juli 2019

Namjoon merebahkan dirinya di sofa kesayangannya. Sofa setengah duduk yang di belikan ayahnya sewaktu dia berusia 15 tahun. Dan sampai sekarang sofa itu masih awet. Sofa dengan warna merah menyala itu selalu membuat Namjoon nyaman ketika tubuh Namjoon menyentuhnya.

Namjoon melirik Hoseok yang membawa banyak buku di tangannya dan sebuah kardus. Juga alat Packing lainnya. Untuk apa semua itu Namjoon tak tahu. Yang paling jelas adalah Hoseok akan mengemas semua buku yang tebalnya minta ampun itu.

"Kau mau apakan buku itu?" tanya Namjoon ketika Hoseok meletakkannya di meja yang ada di samping Namjoon dan mulai menatanya di kardus.

"Aku akan memberikannya pada temanku. Dia akan mengambil jurusan Psikolog sepertiku. Dan aku berniat membantunya agar dia tidak harus beli buku ini mahal-mahal" jawab Hoseok.

"Teman? Setahuku semua temanmu sudah lulus kuliah," sanggah Namjoon.

"Adik kelasku sewaktu SMA."

"Oh apa dia gadis?" tanya Namjoon menggoda.

"Ya," jawab Hoseok cepat.

"Hoho siapa sekarang yang sedang jatuh cinta" ejek Namjoon.

"Aku tidak jatuh cinta Namjoon. Aku hanya akan membantunya," kekeh Hoseok sambil membungkus buku itu.

"Selalu psikolog sok gengsi."

"Tidak. Aku hanya menawarkan bantuan saja," sanggahnya lagi.

"Hm terserah," jawab Namjoon malas.

Namjoon mencoba memejamkan matanya saat dia merasakan Zona Nyamannya. Mengistirahatkan tubuhnya sejenak adalah pilihan yang tepat ketika dirimu lelah. Benarkan. Semua orang juga melakukan itu.

"Bagaimana dengan kekasihmu?" tanya Hoseok tiba-tiba yang masih mengemas buku itu dengan karton Box yang lebih besar.

"Hm. Siapa yang punya kekasih?" tanya Namjoon.

"Aish. Sok tidak tahu. Siapa lagi kalau bukan Seokjin." kini Hoseok yang menggodanya.

"Ah dia baik-baik saja," jawab Namjoon asal.

[NamJin] HOUSE (Serial Killer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang