Masa kecil yang sangat ringan. Penuh canda tawa dan seakan tiada dosa untuk bertindak.
Kembali mengenang masa kecil membuat kalian pasti tertawa dan berpikir, ternyata aku telah melalui hal buruk yang lebih parah dari pada ini. Benar bukan?
Di gambarkan seperti apa masa lalu mu? Apakah bahagia seperti orang pada umumnya. Ataukah penuh dosa dan kebencian? Dan mungkin saja seperti anak yang hanya berbaring di Rumah Sakit. Mengandalkan selang oksigen untuk bertahan hidup.
Pernahkan di antara kalian berpikir bahwa ingin kembali pada masa kecil kalian yang bahkan tidak pernah berdosa?
Dan masa kecil adalah masa lalu. Ada yang harus di lupakan dan ada pula yang harus di ingat. Sedetik yang lalu adalah masa lalu. Dan pada detik itu apa yang kau kerjakan adalah penentu masa depan.
Aku tak pernah merasa berdosa sebelumnya. Namun, aku kadang berpikir bahwa kurasa cukup untuk membalaskan mereka.
Semua sirna ketika aku mengenang keluargaku. Keluarga yang hanya aku miliki pada masa kecilku yang bisa aku sebut Suram! Mereka seakan adalah penyemangatku ketika aku merasa ingin berhenti.
Semua ku sebut dengan masa lalu.
Masa di mana dirimu yang dulu sudah terkubur. Di mana aku telah mengalami perubahan ekstrem dari orang culun hingga aku bisa menjadi sekeren ini.Dan semua itu di tentukan oleh masa lalu!
-After Soon-
.
.
.
16 Juli 2019Seokjin berlatih menyetir sepedanya dengan Namjoon lagi. Dan Namjoon telah memberi predikat lulus untuknya. Namjoon memperhatikan Seokjin dari jauh. Namjoon seakan mengawasinya. Ya, semenjak Black cuti Namjoon lah yang sering menemani hari-hari. Karena White tidak bisa di andalkan terus-menerus karena kadang harus pergi dan Seokjin akan merasa terkurung di rumah sendirian.
Layaknya sebuah mesin delete, ingatan Seokjin dan kesedihannya mudah sekali sirna tetapi mudah juga untuk muncul tanpa permisi.
Namjoon sering mengajak Seokjin jalan-jalan. Hanya sekedar menikmati udara segar atau berbelanja di Mall. Namjoon juga bersama Hoseok, tapi jika hari ini Hoseok tidak bisa menemani mereka karena sedang ada urusan dengan temannya.
"Ini keren Namjoon. Kurasa aku sudah bisa mengendalikannya," teriak Seokjin. Dia bersyukur karena hanya memakai Hotpants ketat dengan kaos oblong biasa. Terlihat jelas itu bukan Seokjin yang asli. Gayanya sungguh seperti anak mahasiswa biasa yang baru saja kehabisan uang karena kebutuhan.
"Hmm. Bagus," teriak Namjoon juga karena jarak mereka agak jauh.
Seokjin menikmati perjalanan sepedanya dengan santai. Menikmati alam dan menyatu dengan mereka. suara cicitan burung mewarnai harinya dengan baik. Seokjin suka dengan alam. Dia amat suka. Karena dengan menyatu dengan alam kita akan tahu tindakan baik apa untuk merawat mereka. Seokjin mendongak. Dia memerhatikan burung yang hinggap ke sarang mereka. Seolah Seokjin bisa merasakan hawa kesenangan dari burung itu.
Piippp..
Seokjin terlonjak kaget ketika ada mobil yang menuju ke arahnya. Dia terjatuh dan menabrak depan mobil. Kejadian itu cepat sekali sehingga Seokjin tidak bisa menangkap bagaimana adegannya. Seokjin terjatuh. Walau hanya pelan tapi sepertinya mobilnya lecet parah.
"Hei! Sialan! Lihat apa yang kau lakukan pada mobilku!" ucap pemuda itu dengan amarahnya. Itu adalah merek Alphard keluaran terbaru.
"Maaf," ucap Seokjin. Dia berdiri dan tidak ada tubuhnya yang terluka. Seokjin melepas helm sepedanya dan menaruhnya ke keranjang. Namjoon yang tahu segera menghampiri Seokjin dan membantunya berdiri. Dia mengecek seluruh tubuh Seokjin. Tidak ada yang terluka. Dan Seokjin baik-baik saja. Hanya saja dia sedikit terkejut tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamJin] HOUSE (Serial Killer)
Mystery / Thriller[END] Membunuh bukan Hobby tapi bisa menjadi Suatu kebiasaan. Semua bukan karena balas dendam. Jika hasrat telah menguasai diri kalian dan membuatnya menjadi buta. Maka, pembalasan yang paling menyenangkan adalah penderitaan yang berujung pada kemat...