Kata siapa pembalasan yang paling kejam adalah membunuh? Apa itu sebuah kekejaman? Bagiku tidak. Bagiku adalah langkah paling lembut dan halus dalam kategori pembalasan.
Balasan apa yang paling kejam?
Mari pikirkan ini bersama-sama.
Dan aku menangkap sebuah ide konyol. Bahwa pembalasan yang paling kejam adalah berbuat yang sama dengan apa yang mereka lakukan. Pernah terbayangkah. Jika ada orang yang menabrakmu. Tabrak saja dia ketika kau bertemu lagi. Jika ada orang yang menumpahkan isi gelasmu. Tumpahkan saja isi gelasnya ketika kau lihat dia minum. Jika ada orang yang memerkosamu. Maka, perkosalah dia ketika kau sudah belajar caranya.Well.
Bilang aja mudah. Jalaninnya susah. Tapi menyenangkan.
Dan aku sedang mencoba membalaskan dendam keluargaku. Dengan cara yang berbeda. Dan di akhir drama ini kalian semua akan melihat sebuah pertunjukkan mewah dari After Soon.
Dan lihat saja aku saat ini sedang berupaya mengumpulkan para aktor ku yang sedang ada di luar sana.
-After Soon-
.
.
.
19 Juli 2019Seokjin berlarian di gedung yang telah menjadi tempat kerjanya untuk seharian ini. Dia akan membantu Namjoon untuk mengurus semua dokumen yang sudah di janjikan oleh Seokjin.
Seokjin tidak menjadi dirinya sekarang. Dia lebih ke anggun juga berwibawa, meninggalkan kesan Princess yang sudah melekat dengannya sejak kecil.
Sedangkan Namjoon bertemu dengan kolega yang akan bersamanya di Thailand. Dan Sore ini akan ada pertemuan dengan mereka.
Seokjin mengangkat teleponnya saat ia berada di Lift. Itu telepon dari Namjoon dan dia bilang bahwa koleganya ada di ruang tamu. Jadi Seokjin dan Namjoon akan menemui segera setelah dokumennya beres.
Seokjin berjalan cepat dan dia tanpa sengaja menabrak seseorang sehingga Dokumen yang dibawanya jatuh.“Aish. Bagaimana kamu ini!” maki orang tersebut.
“Maaf Noona,” jawab Seokjin. Dia membantu orang itu membereskan laporannya dan hendak akan pergi.
“Eh tunggu. Kamu karyawan baru yang mau masuk hari ini kan. Kamu kenapa menuju ke ruangan Tuan Namjoon?”
Karena Seokjin mengerti lorong itu hanya menuju ruangan Namjoon.“Aku...,” Seokjin bingung menjelaskan siapa dirinya. Di bilang karyawan juga bukan.
“Ruangan kamu di sana. Mari saya tunjukkan,” putus orang itu.
“Eh bukan. Aku membantu Namjoon,” jawab Seokjin cepat. Sebelum salah paham.
“Namjoon. Kau tidak memanggilnya dengan Tuan. Apa kau gila. Mana kesopananmu?!”
Oh Seokjin tahu. Itu adalah Mrs. Pluffy. Dia sekretaris Namjoon tapi memang sangat centil dan suka tebar pesona. Seokjin pernah melihatnya sekali. Itu pun dari jarak jauh.
“Aku harus pergi,” ucap Seokjin.
“Hei! Kau mau ke mana?!”
“Aku banyak tugas. Dan bisakah kau pergi saja,” Seokjin mulai kesal. Dia tidak bisa berlama-lama lagi.
“Beraninya kau mengataiku seperti itu. Karyawan macam apa kau ini. Mungkin kau sudah di pecat ketika aku mengadukanmu ke Tuan Namjoon,” ucapnya sombong.
“Ya, adukan saja!” Seokjin mulai cuek.
Dia mengikuti Seokjin sambil mengatakan sesuatu yang tidak penting tentang jabatan. Dan apa itu semuanya menghilang begitu saja bagi angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamJin] HOUSE (Serial Killer)
Mistério / Suspense[END] Membunuh bukan Hobby tapi bisa menjadi Suatu kebiasaan. Semua bukan karena balas dendam. Jika hasrat telah menguasai diri kalian dan membuatnya menjadi buta. Maka, pembalasan yang paling menyenangkan adalah penderitaan yang berujung pada kemat...