Jungkook dan Yoongi terus saja berteriak. Dia berusaha menggunakan tangannya untuk meraih remote tv dan juga ponselnya. Sudah kurang dari 2 menit sebelum timernya habis.
“Yoongi bagaimana ini?”
Yoongi sedang mencari cara dengan menggesekkan gespernya ke atas kurungan.“Untuk apa kamu lakukan itu bodoh!” Jungkook panik.
Telepon berdering membuat keduanya menoleh. Telepon dari Taehyung ke ponsel Jungkook. Eh ponselnya aktif ternyata.
“Siri, angkat teleponnya!” Jungkook menggunakan Smart voice.
Telepon di angkat.
“Taehyung!” seru Jungkook.
“Taehyung apa kamu mendengarkanku?” Yoongi kini terfokus pada telepon Jungkook.
Hening.
“Taehyung...,” panggil Jungkook lagi.
“L-lari-lah. Ka-li-an...,”
“Hah?”
“Taehyung, di sini kami tidak bisa keluar. Lukka, After Soon atau pun Unknown tidak ada di sini. Dan semua kunci sudah dia buang dan bakar. Taehyung bagaimana keadaan di sana?”
“D-dengar! Seokjin ada-lah komplotan After Soon.”
Jungkook dan Yoongi mendidih. Apa? Seokjin? Seokjin? Yakin Seokjin?
“Me-reka mele-dakkan ru-mah!”
Jungkook meringis, mencengkeram betapa kuatnya batangan besi yang ada di selnya.
Jungkook hendak berbicara ketika ada suara yang dia dengar dari seberang teleponnya. Nampak suara bising yang kentara. Mulutnya tertutup dengan perlahan.“Apakah ada orang di sana? Tuan?”
“Astaga banyak sekali darah.”
“Tuan! Apa kamu tidak apa-apa. Dia Kim Taehyung!”
"Panggil tim Beta sekarang!"
“Apakah yang satunya masih bernyawa?”
“Tuan apa yang terjadi?”
“Dia masih hangat!”
“Bawa mereka ke rumah sakit!”
“Bagaimana yang lainnya?”
“Ada sekitar 20 orang yang tertimpa reruntuhan.”
Jungkook dan Yoongi hanya saling membalaskan matanya. Apa? Apa yang baru saja dia dengar?
20 orang?
Keadaan Taehyung dan Jimin pasti berada di ambang kematian.
Teeet teet, waktu habis. Yoongi menitikkan air matanya. Sudah selesai. Semuanya selesai.
Jungkook juga bersiap dengan kematiannya.Teeet teeet berbunyi kembali.
Layar LCD yang menonton kan film lawas sekarang berganti menjadi sebuah pemutaran anime.
Teleponnya masih menyala dan sepertinya belum ada yang menyadari jika Taehyung sedang menelepon, sehingga Jungkook dapat mendengar suara ribut dalam mengangkat reruntuhan.
Jungkook dan Yoongi memerhatikan sekeliling, dinamonya padam dan kurungannya perlahan jatuh.
Halo semuanya, malam yang begitu indah bukan.
Di sana ada Unknown yang duduk di kursi ala kerajaan. Berbicara dengan microfon di depannya.
Aku adalah robot AI yang di buat sebagai percobaan. Namaku adalah Sulli dan nama kakakku adalah Kim Rae Joon. Kakakku bekerja sebagai pengawal di rumah mewah milik Kim Seokjin nama kodenya adalah Black.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamJin] HOUSE (Serial Killer)
Mystery / Thriller[END] Membunuh bukan Hobby tapi bisa menjadi Suatu kebiasaan. Semua bukan karena balas dendam. Jika hasrat telah menguasai diri kalian dan membuatnya menjadi buta. Maka, pembalasan yang paling menyenangkan adalah penderitaan yang berujung pada kemat...