13

415 49 0
                                    

                                  .
                                  .

Setelah aksi kejar kejaran dan baku hantam di Hutan tadi, akhirnya Sakura kembali ke gedung KHS.

Dia pergi ke Toilet untuk membersihkan wajahnya dan membasuhnya dengan air bersih, lalu mengelap air yang masih menempel di kulit wajahnya yang sangat putih dan mulus itu dengan Tissue yang ada di Sakunya roknya.

'sialan' batin Sakura datar saat mengingat kejadian Rey dan orang orang berpakaian serba hitam tadi.

Dia juga tak menyangka pergerakannya akan di awasi. tapi yang bikin Sakura Heran adalah siapa yang menyuruh mereka menculiknya, jikalau itu anak buah Danzo maka mereka pasti tak akan tau bagaimana visual yang akan menjadi target mereka, sedangkan Sakura selalu memakai penyamarannya saat menjalankan misi, tak ada yang tau Wajah dan visual Sakura kecuali orang orang kepercayaannya, Rey dan Seiko

Dan juga..

Tatapan Sakura menajam, dia memandangi dirinya yang terpantul di air bak.

Yah, dan juga...

Kakaknya.

Sakura memejamkan matanya, dia lelah, benar benar belum siap untuk berhadapan dengan kakaknya.

Sakura tersenyum pada dirinya sendiri, tak ada keraguan, dia akan melangkah maju walau rintangan yang selalu menghambat langkahnya, dia akan menyelesaikan semua ini dengan cepat.

Huft, Sakura menghela napas dan keluar dari bilik Wc.

......

kini Sakura berada di dalam kelas.
dia duduk sendirian di kelas, karna Ino dkk masih nongkrong di kantin.

saat Sakura sedang melamun, tiba tiba dari arah pintu kelas terlihat Rey yang berjalan masuk ke dalam kelas dengan balutan perban di lengan kanannya dan juga hensaplas di sudut bibirnya yang terluka akibat perkelahiannya dengan orang bertopeng itu.

Rey melangkah ke meja Sakura lalu duduk di sampingnya.

"maaf" ucap Rey menatap wajah Sakura, Sakura yang sedang melamun tadi lantas mengalihkan pandangannya ke arah Rey.

"kamu mengecewakan Saya"

"maaf"

"jangan meminta maaf seperti itu"

"hah?"

"sudahlah, bagaimana dengannya?"

"dia..dia kabur, aku kehilangan jejaknya"

"itu bukan Sepenuhnya salahmu, jangan berkecil hati seperti itu" gumam Sakura menatap wajah Rey yang juga sedang menatap dirinya.

Mereka berdua saling menatap satu sama lain, Rey menghela napasnya gusar, banyak sekali bahaya bahaya yang akan mengancam keselamatan Sakura dan rencana dalam kasus ini jika mereka tak cepat menanggapinya.

"ini tetap saja salahku, gara gara aku yang tak becus, dia jadi kabur saat mendapatkan celah" Rey menatap Sendu mata emerlad hijau yang menyejukkan itu.

"semuanya sudah terlanjur, jangan terlalu di permasalahkan" Jawab Sakura santai.

Rey mengernyitkan dahinya, dia heran dengan ucapan Sakura yang benar benar Santai Ini.

"kamu terlihat santai sekali, seperti tak ada beban saja" ucap Rey sambil mendengus menatap Sakura yang duduk dengan santai dan terlihat tanpa beban.

"semua orang memiliki masalah dan beban mereka masing masing, terkadang mereka akan memakai topeng wajah tanpa beban dan selalu tersenyum kepada orang orang, seolah mengatakan bahwa dirinya baik baik saja. nyatanya di belakang topeng itu terlihat dirinya yang sangat rapuh" Ucap Sakura datar.

Haruno Sakura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang