16

455 46 4
                                    

                                   .
                                   .
                                   .

Sabtu/9/2/1990/ 09.00 AM

Ceklek..

Sakura berjalan perlahan, tenang dan terlihat santai.
namun tiba tiba langkahnya terhenti saat ia melihat surai Hitam seorang pemuda yang sedang duduk di pojok perbatasan dinding sambil memejamkan matanya. Sakura hanya menatap orang itu dalam diam, lalu dia membalikkan badannya bermaksud untuk meninggalkan tempat itu, namun baru dua langkah ia berjalan suara serak dari orang itu membuat langkah kakinya terhenti. Sakura lantas membalikkan badannya dan melihat pemuda bermanik biru gelap itu sudah berdiri dari duduknya.

"kenapa?" Tanya Sakura pada pemuda itu. Pemuda tadi lantas berjalan mendekat ke arah Sakura tanpa menjawab pertanyaan dari Sakura.

"kenapa kau di sini?!" tanya balik pemuda itu dengan suara yang keras, Sakura sampai menutup sebelah kupingnya karna suara serak pemuda itu.

"Heh! Santai saja, tak usah ngeggas begitu, kamu bikin telinga saya budegh!" keluh Sakura sambil pura pura mencolek telinga sebelah kanannya dengan jari kelingkingnya.

"kenapa kau di sini!?"bentaknya lagi hingga membuat Sakura berjengit kaget karna suara si pemuda yang sangat keras.

"aduh! Lama lama bisa congek saya, bisakah kamu tak berteriak seperti itu?!" balas Sakura tanpa menghiraukan pertanyaan dari si pemuda.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku, kenapa kau di sini?!"

"terserah saya dong, memangnya ini Sekolah punya nenek moyangmu?!" balas Sakura dengan nada yang terdengar ngegas.

Sakura kesal juga dengan pemuda itu, padahal dia tak mencari gara gara dengannya malah si pemuda itu marah marah tanpa sebab saat Sakura berada di dekatnya. Sikap pemuda itu juga berubah saat ia mencolek dagu Sakura dengan nada genit waktu itu.

Mereka berdua saling melemparkan tatapan Sinis. dan tak berselang lama akhirnya pemuda itu memutuskan kontak mata dengan Sakura lalu kembali duduk di pembatas dinding gedung Sekolah.

Sakura mendekat dan duduk di samping pemuda itu tanpa menghiraukan tatapan maut dari si pemuda.

"jangan terlalu dekat dengan pembatas ini, nanti kamu jatuh" ucap Sakura melirik sekilas pemuda itu lalu kembali memandang cantiknya awan biru di atas langit. Pemuda itu nampak terkesiap dan sedikit gelagapan saat Sakura sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah si pemuda.

Tatapan mereka saling bertemu sampai saat Sakura memajukan wajahnya ke wajah pemuda itu, dia berhenti memajukan wajahnya, bahkan hidungnya yang mancung hampir menempel dengan hidung si pemuda.

Terlihat jelas rona merah di kedua pipi si pemuda hingga membuat Sakura terkekeh. Pemuda itu menatap Sakura dengan kesal.

"apanya yang lucu?!" bentak pemuda itu lagi.

"wajahmu memerah seperti tomat busuk yang di makan oleh ulat" jawab Sakura yang masih terkekeh, Sakura lantas memundurkan tubuhnya ke samping dan memutuskan kontak matanya dengan si pemuda.

"Kau buta? Atau emang ngak punya mata? Kau tidak tahu aku? Pemuda tampan dan kaya kau samakan dengan tomat busuk? Kau tak punya otak, hah?! " balas si pemuda dengan nada dan muka yang ngajak berantem.

Sakura hanya bisa meringis mendengar perkataan ngeggas si pemuda.

"kamu cowok atau banci?" tanya Sakura dengan muka polosnya hingga membuat pemuda itu naik pitam, tapi dia harus sabar karna orang sabar di sayang banyak orang.

Haruno Sakura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang