26

42 1 0
                                    

Ardhan terdiam dalam duduknya, Entah sampai kapan kematian Kakak nya membuat Kesalahfahaman satu sama lain seperti ini. Disisi lain ia sangat merasa kehilangan Kakak nya itu, dan disisi Lain Ardhan tidak memercayai teori Lama tentang Penjebakan yang dilakukan Oleh Bayu kepada kakak nya.

Ardhan berdiri di depan Bayu dengan tersenyum, Menunjukkan sebuah ketertarikan terhadap kisah nya. "Gue begini bukan berarti gue udah lupain Cara kematian Kakak gue yang udah lo bikin,"

"Bukan gue—"

"Gue percaya!" Ardhan menatap Bayu lekat-lekat, "Seseorang naif kayak lo nggak bakal mau ngotorin tangan suci Lo buat Laki-laki yang suka ngotorin tangan nya kayak Abang gue,"

Ardhan membuat Bayu semakin mundur dari posisi nya yang sekarang, "Lo tau kan seberapa sayang Abang gue sama Alisya? Gue nggak nyalahin juga perasaan yang tiba-tiba muncul diantara lo berdua, tapi seenggaknya kalau Lo jujur di awal sama Bang devian. Persahabatan lo sama dia nggak bakal Hancur kok Bay,"

"Lo mau sampai kapan ngehindar dari kenyataan? Banyak yang bilang perebut. It's oke emang panggilan yang cocok Buat lo di masa lalu, Masa lo harus ngulangin lagi di masa sekarang?"

Bayu mengerutkan dahi nya, "Maksud lo?"

"Abang gue pecah tim karena Dia merasa dikhianatin sama lo, Abang gue udah percaya kalau Lo sahabat nya yang paling dia percaya. Bahkan masalah Percintaan aja, Dia sampai Terbuka gitu sama lo. Kenapa lo dari awal nggak jujur aja kalau lo juga suka Sama Alisya?"

Ardhan menatap Bayu dengan Smirknya, "Takut bukan alasan yang tepat buat lo Bay, seorang Pemegang kekuasaan di Vandalas dengan pemikiran nya yang licik. Mana mungkin Takut sama abang gue yang goblok kalau mikirin sesuatu hal,"

"Strategi lo kalau ngalahin musuh oke juga sih, sampe Abang gue nyawa nya bisa hilang gitu."

Bayu menonjok Rahang Ardhan yang sudah kelewat batas dalam mengujarkan kalimat yang membuat Bayu ingat dalam Masa lalu nya. Masa lalu yang menurut Bayu sangat kelam dan Payah itu. Tentang perebutan Perasaan seorang perempuan dan kekuasaan Menjadi pemegang Utama dalam suatu Tim.

"Denger baik-baik! Gue nggak ada rebut Alisya dari abang lo, Gue sayang sama Alisya sebelum tahu kalau Abang lo juga sayang sama Dia! Dan tentang kematian Abang lo, Dia yang bilang ke gue kalau kehidupan penuh dengan Hina dan kekerasan,"

Bayu menonjok Rahang Ardhan sekali lagi, "Lo tanya sama Dimas, dia sahabat Alisya yang juga suka sama dia. Dia yang tau gimana Devian cerita kalau dia udah bosen hidup dan pengen Mati aja,"

"Lo tau gue bersahabat sama Devian enggak cuman berbulan-bulan doang, Tapi bertahun-tahun! Kalau dia udah nyerah Yang ada di pikiran nya cuma mati doang, ditambah Keluarga lo yang suka Pandang dia sebelah mata doang,"

Bayu mencekal kerah Ardhan dengan Kuat, "Ardhanio Anggara! Jadi sebenarnya siapa pembunuh Devanio, Lo yang selalu dipandang lebih di keluarga Lo? Atau Devan sahabat gue yang dia Mati aja keluarga lo baru nyesel?"

"Pas Devan hidup, rasa peduli sama Kemanusiaan keluarga lo dimana?"

"Pas Devan hidup, rasa peduli sama Kemanusiaan keluarga lo dimana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kisah Bayu dan Lani [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang