Chapter 4 - Berkunjung Ke Rumah Nenek

600 63 0
                                    

Sesuai dengan dugaan Leo, besoknya mereka semua langsung kalang kabut buat ngepacking baju baju.

Btw, Hendra juga ikut berkunjung ke rumah nenek. Dia udah pulang kemarin malam pas Hasan dan Felix baru selesai berantem.

"Ma... Kenapa Mama baru bilang sekarang, sih? Kan, jadi gedebak gedebuk gak keruan gini..." Felix berusaha menasehati sang Mama, walaupun cuma dikacangin doang sama Jessie.

Jessie masih asik masak nasi goreng sambil nyanyi lagu Lovesick Girls, lagunya Hitam MerahMuda.

"Ish... Mama! Felix ngomong kok dikacangin?!" rengek Felix sambil menghentak hentakkan kakinya berulang kali, persis kayak anak kecil yang gak dibeliin es krim.

"We are the Lovesick Girls!" Jessie mah bodo amat sama Felix. Dia lebih mentingin lagu grup favoritnya, daripada rengekan maut Felix.

Karena jengah juga dikacangin terus terusan, Felix secara spontan ngambil ponsel Jessie--yang digunakan untuk mendengarkan lagu--, lalu ponsel tersebut dicemplungin ke dalam wajan berisi nasi goreng. Jadilah, nasi goreng dengan toping ponsel bercasing hitam.

"Astagfirullah.... Felix!!"

Felix cuma haha hehe doang. Dan kemudian, mundur dengan teratur.

Berdoalah supaya Felix tidak mati di tangan Tante Jessie yang cantik badai hari ini.

~Perfect Family~

Kini, Felix, Hasan, Leo, Jessie, dan Hendra sudah hampir sampai di rumah nenek dan kakek mereka, Soya dan Kylie. Tinggal beberapa menit lagi mereka bakalan memasuki rumah Sultan pada masanya itu.

"Pa, kapan nyampenya, sih? Pantat Felix udah pegel nih, dari tadi duduk mulu," tanya Felix sambil rusuh di bangku tengah itu, membuat Hasan yang duduk di sampingnya jadi kena tampol.

"Sabar atuh, Lix. Ini tinggal bentar lagi. Tinggal cari perempatan, belok kiri, terus udah, deh," jawab Hendra, berusaha sabar sama sikap anak bungsunya yang gak sabaran.

Tapi ternyata, kesabaran Hendra bener bener diuji kali ini, karena Felix malah ngerengek minta istirahat di minimarket sambil sesekali ngelempar tantrum.

"Felix, bisa diem gak, sih? Ini muka gue kena tampar tangan lo mulu!" bentak Hasan, secara gak sadar, membuat Felix seketika itu diem mingkem tanpa suara.

Jessie langsung bertepuk tangan heboh. "Wah.. Hasan hebat! Bisa ngurusin dede bayi gede ini!" puji Jessie, yang entah memang benar benar memuji atau hanya sebatas formalitas saja.

Hasan tersenyum congkak, membuat Leo yang duduk di bangku tepat di belakang Hasan mencibir pelan. "Gitu aja seneng."

Hasan menoleh ke arah Leo dan mendelik, dan kemudian memasang wajah cemberut, yang justru malah menjijikkan di mata Leo. "Abang mah gitu! Hasan mah gak like!"

Leo memasang wajah jijik, dan menggerakkan tangannya membuat gestur mengusir.

Dan begitu seterusnya. Felix udah gak rewel lagi, tapi gantian Leo dan Hasan yang rusuh.

"Udah, udah, udah! Heh! Jangan berantem mulu!" sergah Hendra sambil melirik sedikit ke arah kaca spion untuk melihat keadaan anak anaknya di belakang sana.

Leo dan Hasan tak peduli, dan tetap melakukan aksi masing masing, apa lagi kalau bukan gelut.

Jessie menepuk pundak Hendra pelan. "Gak usah diladenin, Hen. Entar mereka berhenti kalau udh capek."

Perfect Family [DanceRacha]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang