Chapter 9 - Traktiran

328 38 4
                                    

Sesuai dugaan, Jihan dan Leo menang dalam lomba menggambar tersebut. Sepertinya skill mereka dalam kegiatan menggoreskan pensil itu benar benar harus diacungi jempol.

Selain dua sejoli tersebut, ternyata Felix dan Chandra juga menang dalam perlombaan membalas pantun.

Well, Felix gak ada persiapan sama sekali. Dia datang ke ruangan dalam kondisi nge-blank karena diajak sama Chandra ikut lomba secara tiba tiba.

Lalu, untuk Cakra dan Sebastian, keduanya juga menang, walaupun cuma sebatas juara harapan 1. Sebastian yang buta bahasa Korea, nyatanya malah yang mencetak skor lebih banyak daripada Cakra. Hebat memang.

"Widih... Menang, Bang?" tanya Felix saat melihat Leo sedang membersihkan debu yang menempel di piala tersebut. Btw, Jihan yang minta buat piala itu diduplikatin jadi 3; satu buat Jihan, satu buat Leo, dan satu lagi buat sekolah.

"Yoi. Lo juga, kan?" jawab Leo sambil menoleh ke arah Felix yang lagi nyusun piala tersebut di rak miliknya.

"Hehe.. Iya," jawab Felix cengengesan.

Hasan tersenyum melihat keduanya yang lagi merapikan piala piala masing masing. Dia gak iri kok, secara dia juga punya banyak piala, walaupun kebanyakan adalah piala peserta.

"Yang menang gak ada rencana buat nraktir nih? Kali aja, mau berbagi kebahagiaan gitu?" goda Hasan sambil memperhatikan keduanya.

Leo mencibir. "Lo uang udah banyak, masih minta traktir mulu. Tuh uang jajan masih kurang?" omelnya.

Hasan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bukan gitu, Bang... Kan, selebrasi kemenangan biasanya identik dengan traktiran...," elaknya, membuat Felix terkekeh.

"Halah. Bilang aja, uang jajannya mau dipake buat beli sepatu baru, kan?" ledek Felix, membuat Hasan terkekeh pelan.

"So pasti lah!" jawabnya.

Leo menggeleng gelengkan kepalanya pelan. "Ya udah, kalau kayak gitu. Mau ditraktir dimana? Gado gado Bu Nayesha kayaknya enak juga."

Hasan memasang wajah muram. "Gak ada yang lain? Gado gado mulu perasaan."

"Gimana kalau pecel lelenya Bang Jamal? Kayaknya juga enak." Felix ikutan mengusulkan makanan yang menurutnya enak.

Hasan cemberut. "Udah sering kita makan pecel lele. Yang lain!"

Leo menghela napas pelan. Makanan apaan yang kira kira bakalan disetujui oleh Hasan?

"Kue terong?" usul Felix, membuat Hasan mendelik.

"Kagak mau! Rasanya so not yummy!" Hasan tentunya menolak. Apapun makanannya, kalau ada campuran terong di dalamnya, dia pasti gak mau. Gak peduli kalau makanan itu sebenarnya enak.

Leo menjentikkan jarinya pelan. "Gimana kalau kita beli samyang aja? Sekalian mukbang gitu?"

Wah, Hasan langsung tepuk heboh. "Boleh tuh, Bang! Jangan lupa corndog sebagai makanan penutup!"

Leo mengganguk, diikuti oleh anggukan kepala oleh Felix.

Sip, hari ini mereka bakalan beli samyang sebanyak banyaknya. Mungkin sampai 10 bungkus? Atau mungkin lebih.

Di minimarket; IndoApril:

Felix dan Hasan muter muter di rak mie instan. Mereka lagi nyari samyang yang pas.

Niatnya sih, nyari samyang, tapi entah kenapa, Hasan jadi pengin makan mie lemonilo.

"Lix, beli lemonilo aja," saran Hasan, dan langsung dibalas gelengan cepat oleh Felix.

"Bumbunya gak berasa!" Alasannya gak jauh jauh dari bumbu bumbunya.

Hasan kembali cemberut. "Yakin mau samyang? Lo, kan gak bisa makan pedes."

Felix mengangguk ragu.

Tak lama kemudian, mereka bertemu dengan mie lain. Mie sedap rasa bakmi. Kayaknya sih enak, tapi gak tahu juga, deh.

"Ini aja kali, San. Kayaknya enak." Felix mengambil sebungkus mie sedap tersebut.

"Ih.. Kok mie ayam! Kan, gue gak suka!" Ternyata, Hasan menolah, membuat Felix merelakan mie sedap kesukaannya dikembalikan ke rak semula.

Mereka kembali berputar putar, dan akhirnya, pilihan mereka jatuh pada Indomie goreng yang ada di hadapan mata. Hasan dan Felix beli itu, tapi kalau untuk Leo, dia tetep dibeliin samyang. Ya, takutnya tuh orang ngambek cuma gara gara gak dibeliin samyang.

"Nih, gue udah beliin corndognya. Bilang apa?" Leo menyerahkan dua tusuk corndog ke Felix dan juga Hasan.

"Makasih!" ucap mereka kompak, layaknya anak kecil yang dikasih permen sama Om Om pedo.

Felix langsung melahap corndog itu hingga tak bersisa. Btw, dia makan corndog yang mixed, yang isinya ada keju mozzarella ada juga sosisnya. Beda lagi kalau Hasan, dia makan yang ada sosisnya doang. Kalau Leo, dia mah yang keju tapi di atasnya tambahin potongan kentang.

Kalau Felix dan Hasan langsung makan, maka Leo berbeda. Dia malah sibuk ngobrak ngabrik seisi tas belanjaan yang tadi dipake Felix dan Hasan.

"Kalian beli Indomie goreng? Gak jadi samyang?" tanya Leo bingung. Mereka bilangnya mau beli apa, kok yang dibeli apa.

Felix mengangguk dengan mulut penuh. "Gak jadi beli samyang, takut kepedesan."

Hasan ikut mengangguk, mengiyakan. "Iya, Felix takut kepedesan tadi, makanya ganti jadi Indomie."

Leo mangut mangut doang. "Oh, ya udah."

Kadang Leo heran. Jessie dan Hendra itu, kan lumayan suka sama makanan pedes pedes, walaupun gak begitu fanatik kayak kebanyakan orang. Tapi, kok Felix gak kayak mereka berdua? Gak mungkin, kan, Felix itu beda gen?

(A/N):
Hampir aja lupa up... Untung inget.

Perfect Family [DanceRacha]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang