Chapter 14 - Sosok Lain

362 42 14
                                    

Kemarin, tepatnya setelah insiden Felix menangis, Hasan dan Leo gak mau lagi nanya ke adik bungsu mereka. Mereka cuma takut Felix malah tertekan. Jadilah, kedua sesepuh itu muter muter nyari petunjuk sendiri di sekitar rumah.

Tenang aja, kali ini mereka gak sendirian nyarinya, ada orang lain yang turut membantu mereka.

"San, kapan nyampenya mereka? Keburu pegel gue nungguinnya!" tanya Leo, tak sabaran.

"Sabar napa, Bang. Ini mereka masih otw. Baru nyampe di depannya warung Bu Desi," jawab Hasan sambil kembali mengetikkan balasan pesan kepada teman dekatnya, sekaligus gebetannya, Jeje.

Gak lama setelah itu, dua sosok mungil,dan imut sampai di rumah mereka dengan mengendarai motor scoopy milik Jeje.

"Nah, sampai juga akhirnya," gumam Leo saat melihat dua orang tersebut.

"Maaf, lama. Itu, si Jeje mau beli mogu mogu dulu tadi, makanya kita mampir dulu ke warungnya Bu Desi," ucap sosok imut satunya lagi, Jihan.

Leo hanya mangut mangut. "Ya udah. Gak apa apa," jawab Leo.

Keempatnya langsung berpencar mencari petunjuk yang dapat digunakan nantinya. Jihan dan Leo pergi ke rumah bagian belakang, sedangkan Jeje dan Hasan pergi ke rumah bagian depan.

Jeje dan Hasan side;

Jeje kini sedang berdiri di depan sebuah bingkai kaca yang menampilkan foto keluarga Mahendra. Ada Hendra, Jessie, Felix, Leo, dan Hasan. Kelimanya sama sama menggunakan pakaian santai gitu.

(Ini editan abal abal pake Ibis Paint X, jadi mohon maklum)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini editan abal abal pake Ibis Paint X, jadi mohon maklum)

Dari sekilas, gak ada yang mencurigakan dari foto keluarga ini, tapi entah kenapa, Jeje merasa aneh dengan foto ini.

Dirabanya foto tersebut dengan lembut. Hasan yang melihat hal tersebut hanya bisa mengernyitkan keningnya samar.

"Ngapain, Je?" tanya Hasan sambil menghampiri sosok imut tersebut.

Jeje tak menjawab, malah mendorong pelan Hasan agar tidak terlalu dekat dengannya.

Hasan tak peduli dengan dorongan pelan yang Jeje lakukan terhadapnya, dia malah semakin mendekat ke arah Jeje untuk memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh adik kelasnya itu.

Dan tiba tiba...

Bruk!!

Jeje tersenyum bangga sekaligus tersenyum bingung. Bangga karena dia berhasil mengungkap rahasia keluarga Mahendra sekaligus bingung dengan foto di hadapannya ini.

Hasan hanya bisa diem mematung sambil menatap foto di hadapannya.

Foto keluarga Mahendra tadi jatuh ke lantai. Di balik foto tersebut, terdapat foto lain yang membuat mereka berdua tercengang.

Perfect Family [DanceRacha]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang