Chapter 6 - Cerita Nenek

385 51 4
                                    

Setelah kejadian "masak" di dapur, trio Mahendra berakhir pingsan, kecuali Leo. Dan kini, mereka lagi istirahat di salah satu kamar di rumah mewah.

"Bang Leo!!" Leo menggerutu saat Hasan memanggilnya untuk kesekian kalinya.

"Ada apa lagi sih, San?" tanya Leo, masih berusaha sabar dijadiin babu sama adik adiknya.

Hasan langsung ber-aegyo, membuat Leo memandanginya datar. "Bang Leo! Hasan mau main hape!"

Leo menghela napas pelan, dan beranjak mengambil ponsel Hasan yang terletak di ruang tamu lantai dasar. Sekedar informasi, sekarang ini mereka di kamar lantai 4, jadi Leo harus turun tangga 3 kali.

Gak butuh waktu lama, Leo udah balik lagi ke kamar dengan sebuah ponsel di tangannya.

"Nih, hape lo," ucapnya sambil menyodorkan benda pipih tersebut ke arah Hasan yang lagi tiduran di atas kasur berseprai motif we bare bears.

Hasan langsung bangkit dari tidurnya, dan mengambil alih ponsel tersebut tanpa mengucapkan terima kasih terlebih dahulu.

Leo mah sabar... Gak dihormati sama anak sejenis Hasan gini. Iya, sabar, habis itu Hasan udah menyatu dengan tanah. Eh, gak gak gak.

"Makasih, babangku cayang." Untungnya Hasan inget buat ngucapin terima kasih ke Abang ganasnya itu, kalau enggak, ya wassalam. Udah tinggal nama doang dia.

"Ya." Leo balas dengan kata seadanya.

Hasan kini sibuk dengan ponselnya. Katanya sih, mau chattan sama Jeje.

Leo sekarang ini gak tahu lagi ngapain. Dia cuma ngubek ngubek laci yang ada di kamar itu. Pengin tahu aja isiny tuh apaan.

Beda lagi dengan Felix, anak itu sekarang lagi molor di lantai. Bahkan, ilernya sampai tumpah ruah ke segala arah. Jorok emang.

Hening.. Tak ada yang bersuara sama sekali. Ya, kecuali Hasan sih, dia lagi ketawa ketiwi, sesekali cekikikan kecil. Kayaknya dia sama Jeje lagi ngobrolin sesuatu yang seru. Aib Kakaknya Jeje misalnya?

Sampai suara Leo membuat semuanya buyar seketika.

"Eh! Gue nemu foto jadul!" seru Leo sambil mengambil foto usang yang sudah berwarna kecoklatan.

Hasan langsung mengalihkan perhatiannya ke arah Leo. Bahkan, dia mengabaikan Jeje, Seungmin, dan Jihan, padahal mereka berempat lagi mabar.

Hasan langsung duduk lesehan di samping Leo, dan melirik ke arah foto jadul yang ada di tangan Leo sekarang ini.

Tampak di foto itu ada dua orang anak--satunya laki laki dan satunya lagi perempuan--sedang bergandengan dengan sebuah boneka kucing lucu di tangan perempuan itu. Di belakang mereka, tampak seorang laki laki yang umurnya mungkin masih rada muda, terus di sampingnya ada wanita yang umurnya sebaya sama si laki laki itu.

Kalau dilihat dengan cermat, Leo bisa menyimpulkan bahwa laki laki dengan wanita tersebut adalah Kakek dan Neneknya, Kylie dan Soya.

Tapi yang menjadi permasalahan, Leo gak tahu dua orang anak yang sedang bergandengan di foto tersebut. Wajahnya sedikit familier, tapi Leo tak ingat.

Hasan mengambil alih foto tersebut, membuat Leo menatapnya tajam. Berdoa saja semoga Hasan masih bisa melihat pagi hari besok.

Hasan berteriak heboh secara tiba tiba, membuat Leo hampir terjungkal karenanya.

"Ada apa, sih, San?! Ada apa?!" tanya Leo sambil mengelus kepala bagian kepalanya yang terantuk lantai karena jatuh dengan posisi terlentang.

"Ini Papa, bukan, Bang?" tanya Hasan sambil menyodorkan foto tersebut ke Leo.

Dan benar saja, anak laki laki yang sedang tersenyum manis itu adalah Papa mereka, Hendra. 

"Tapi, Bang... Yang satunya lagi itu siapa?" tanya Hasan, membuat Leo berpikir sejenak.

"Abang juga gak tahu, San. Mukanya familier, tapi gue gak kenal," jawab Leo, jujur.

Hasan mengerucutkan bibirnya, bertingkah seolah ngambek, membuat Leo ingin muntah seketika. Kalau Felix yang bertingkah seperti itu, mungkin bakalan lucu. Tapi ini Hyunjin? Hyunjin yang katanya seme itu?

Di tengah tengah kebingungan mereka, tiba tiba muncul Soya entah dari mana.

"Lagi ngapain tuh?" tanya Soya sambil tersenyum jahil.

Leo dan Hasan menoleh ke arah Soya sambil tersenyum manis. "Nenek, ini foto siapa?" tanya mereka berbarengan.

Soya mengambil foto tersebut dan tersenyum kecil. "Itu foto papa kalian sama temen masa kecilnya," jawabnya sambil menyerahkan foto tersebut kepada Hasan.

"Ternyata papa punya temen masa kecil juga rupanya," gumam Hasan, tapi masih dapat didengar jelas oleh Soya.

Soya menepuk sisi sofa yang didudukinya, menyuruh dua curut itu untuk duduk di sampingnya. "Sini duduk, biar nenek ceritain yang sebenarnya."

Leo dan Hasan langsung duduk anteng di samping Soya, dengan wajah yang serius.

"Jadi, dulu itu, Papa kalian punya temen. Anaknya cantik, baik, sopan juga. Namanya Shella." Soya tersenyum sambil menjelaskan watak temen Hendra itu.

Leo dan Hasan mangut mangut.

"Tapi, anak itu--nenek lupa tanggal pastinya, yang jelas anak itu udah dewasa--dia pindah rumah ke negara lain. Katanya dia pindah ke Jepang buat perawatan, karena dirinya kena penyakit mematikan," jelas Soya panjang lebar.

"Gak lama setelah itu, nenek sama Kakek dapat kabar kalau Shella meninggal di Jepang pas baru selesai kemo pertamanya." Tampak sekali raut wajah sedih di wajah Soya. Jelaslah, Shella itu dekat sekali sama dia, udah kayak anaknya sendiri.

Leo dan Hasan tampak sedih juga mendengar cerita tersebut.

Soya pun diam sejenak. Dia masih ragu untuk menceritakan hal tersebut kepada dua anak kepo ini, namun pertanyaan Leo membuyarkan lamunannya.

"Tante Shella punya anak gak, Nek?" tanya Leo, dan diangguki oleh Hasan. Mereka berdua sama sama penasaran.

"Punya. Anaknya laki laki, tapi sekarang gak tahu dimana keberadaannya," jawab Soya, tanpa menoleh ke arah Hasan dan Leo.

"Siapa namanya, Nek? Terus sekarang dia tinggal sama siapa?" tanya Hasan lagi.

Soya menoleh ke arah Hasan, dan tersenyum teduh yang memiliki banyak arti yang tersimpan apik dibaliknya. "Nenek gak tahu pasti dimana dia sekarang. Yang nenek tahu, dia diambil anak sama omnya."

Cerita singkat pada hari itu pun berakhir.

Hasan dan Leo bersikeras untuk meminta diceritakan lagi mengenai Tante Shella dan anaknya itu. Namun, seberapa keras Leo dan Hasan meminta, sekeras itu juga Soya menolak dengan dalih bahwa dia udah gak pernah kabar kabaran lagi sama anak dari Tante Shella.

Perfect Family [DanceRacha]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang