Warn: chapter ini bakalan panjang banget karena semuanya bakalan diungkap. Dan juga, ini bakalan jadi chapter terberat (setidak buat aku), so siapin mental ya!
Dan juga, chapter ini banyak narasinya, jadi jangan sampai bingung.
Jessie menatap amplop putih tersebut dengan tatapan bertanya.
"Itu tentang Hasan, kalau Mama mau tahu." Seakan tahu dengan apa yang dipikirkan sang Ibu, Leo langsung menjawab pertanyaan itu sebelum Jessie mengutarakannya.
Entah kenapa, hati Jessie merasa gak enak saat melihat amplop tersebut. Dia jadi bimbang..
"Apa isinya sebegitu pentingnya?" tanya Jessie lagi.
"Sangat penting, bahkan nyawa Hasan sebagai taruhannya," jawab Leo dengan wajah datarnya.
Jessie memandangi Leo dengan wajah tak percaya. Sepertinya amplop itu bener bener penting sekali.
Jessie menghela napas pelan. "Baiklah, Mama akan jelaskan yang sebenarnya."
Leo tersenyum tipis, lalu mempersiapkan mentalnya dan juga pendengarannya. Gak boleh ada satu pun kata yang terlewat dari rungunya.
Jessie menarik napas sejenak. "Sebelumnya, Mama minta maaf karena udah ngerahasiain ini dari kamu dan adik adik kamu." Leo hanya membalas ucapan tersebut dengan anggukan kepala.
"Tante Shella.... Itu Ibu kandungmu, Le..."
Leo menatap Jessie dengan wajah tak percaya. Bibirnya bergetar dan matanya berkaca kaca.
"Le-Leo... Bukan anak kandung Mama?" tanyanya dengan nada bergetar, dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Jessie.
"Tante Shella itu Kakak kandung dari Papamu. Dia juga termasuk keluarga Mahendra," jelas Jessie sambil mengambil sebuah foto dari laci meja kerjanya. "Ini Ibu kandungmu...," ucapnya sambil menyodorkan foto Ibu kandung dari Leo.
"Namanya Liana Shella Mahendra. Dia orangnya baik, bahkan beberapa kali dia membantu Mama..." Jessie membiarkan Leo mengambil alih foto tersebut. "Seperti yang kamu tahu, Le, Shella mengidap penyakit mematikan dan mau gak mau harus berobat ke Jepang...." Jessie memberi jeda sejenak.
"Kan-kanker usus...," lanjut Jessie sambil mengusap air matanya yang mulai turun dengan perlahan lahan.
Hati Leo mencelos. Gak sanggup mendengar cerita tentang sang Ibu yang ternyata mati akibat penyakit mematikan.
"Sebelum dia pindah ke Jepang, tepatnya waktu dia baru divonis mengidap penyakit tersebut, umur kamu baru beberapa bulan, Le. Dan mungkin karena Shella udah tahu kalau umurnya gak lama lagi, dia nitipin kamu ke Papa, alias adiknya sendiri."
Jessie berhenti sejenak untuk mengambil tisu dan mengelap air matanya. Leo yang mendengar pun juga sama, menangis secara tak sadar.
"Selang beberapa hari, Shella meninggal dikarenakan kankernya yang mulai sudah menggerogoti seluruh organ vitalnya. Dia meninggal setelah kemo pertamanya di Jepang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Family [DanceRacha]✔
FanfictionDi dunia ini, gak ada yang namanya Perfect Family. Semua keluarga pasti punya kelebihan dan kekurangan. Tapi itu semua tidak berlaku pada keluarga yang satu ini. Sekeluarga tuh visualnya di atas rata rata, bakatnya juga gak kalah bagus sama anak an...