Chapter 27 - Di Pinggir Pantai

514 43 0
                                    

"San, jangan lari lari!" Leo teriak teriak heboh pas ngelihat sang adik lari lari di sekitar mobil.

"Tuh orang susah banget diaturnya," gumam Calista sambil memasukkan koper ke dalam bagasi mobil.

"Emang. Dia yang paling hyperactive di keluarga kita," sahut Felix.

Ketiganya ngelihatin Hasan yang lari ke sana kemari ngejar kupu kupu bersayap hitam dengan sedikit corak emas di pinggir pinggirnya.

Gak memperdulikan saudara saudaranya yang asik gosipin dirinya, Hasan tetep lari larian kayak anak kecil. Emang gak tahu umur dia tuh.

"Udah, San, udah. Nanti lagi main sama kupu kupunya. Sekarang kita masuk mobil, keburu ditinggalin sama Papa." Leo langsung ngegeret tuh anak masuk ke mobil.

Bodo amat sama Hasan yang ngerengek minta dilepasin.

Begitu Leo dan Hasan udah masuk mobil, Hendra langsung menoleh ke arah kursi belakang. "Udah siap semuanya? Gak ada yang ketinggalan?"

"Gak ada!" jawab semuanya, serempak.

Pria tersebut tersenyum. Lalu, menyalakan mesin mobil. "Ayo kita berangkat!" serunya sambil melajukan mobil dengan kecepatan sedang.

Keadaan mobil sedikit hening. Merupakan sesuatu yang sangat janggal, mengingat perilaku absurd dari keempat anak beserta dua orang tua tersebut.

"Kok sepi?" celetuk Jessie sambil menoleh ke arah belakang. Mengamati anak anaknya satu per satu.

Di kursi tengah, ada Hasan yang lagi ngupil sambil ngelihatin nyamuk yang beterbangan. Di sampingnya, ada Leo yang lagi ngelihatin pemandangan jalan.

Beralih ke kursi paling belakang. Ada si kembar yang lagi sibuk di dunianya masing masing. Felix lagi mainin rubik, sedangkan Calista lagi ngelihatin si kembaran.

Semuanya sibuk sama dunianya masing masing. Gak ada yang ngobrol, gak ada yang rusuh. Entah itu merupakan hal buruk atau tidak.

"Mau disetelin lagu gak?" Hendra yang tahu situasi, langsung nyeletuk, membuat fokus anak anaknya tertuju padanya.

"Mau!" seru keempatnya berbarengan.

Felix dan Hasan yang tadinya diem diem aja, langsung heboh nge-request lagu. Leo dan Calista cuma nyimak sambil geleng geleng kepala.

"Pa, lagu kpop aja! Lagu barunya twice, alchohol free!" seru Felix sambil melompat, berpindah tempat duduk ke tengah tengah Hasan dan Leo.

Leo berdecak kesal. "Ck. Ngapain pindah ke sini? Sempit!" gerutunya sambil mendorong dorong tubuh Felix ke arah Hasan.

"Heh! Gue kegencet nih! Geser ke sana!" Hasan ikutan ngegas sambil dorong Felix ke arah Leo.

Leo gak mau kalah, kembali mendorong tubuh mungil Felix ke arah Hasan. Hasan pun sama.

Jadilah Felix kena dorong dari dua orang di sampingnya.

Calista yang kalem, cuma natep mereka bertiga dengan tatapan datar. Lalu beralih menatap ke arah depan. "Pa, setel lagu panorama aja. Calista lagi kangen Iz*one soalnya," pintanya.

Felix berseru kecewa. "Yah, Pa... Padahal kan Felix mau request lagu Alchohol free..."

"Entar setelah lagu Panorama selesai ya, Lix. Ngalah dulu sama kembaranmu," jawab Hendra sambil fokus menyetir.

Felix memasang wajah cemberut, lalu pindah tempat duduk ke belakang lagi. Tepat di sebelah Calista yang lagi ngegumam lagu Panorama.

"Nah, dari tadi kek," gerutu Hasan sambil bersandar di pintu mobil.

Selang beberapa menit, lagu berdurasi kurang lebih 3 menitan itu pun selesai diputar.

"Tadi Felix mau lagu apa?" tanya Jessie sambil menyambungkan akun spotifynya.

Felix yang tadinya muram, langsung ceria kembali. "Lagu alchohol free, Ma!" serunya.

Jessie mengangguk. Tak lama kemudian, opening lagu yang bertema summer party itu pun terdengar.

••••

Setelah melewati masa masa sulit--tepatnya masa dimana para anak rusuh karena ingin request lagu--mereka akhirnya sampai di tempat tujuan.

Sebuah pantai berpasir putih dengan pemandangan laut yang sangat indah. Itulah destinasi wisata mereka pada hari ini.

Felix dan Calista langsung berlari mendekati ombak. Sedangkan Leo memilih untuk menyiapkan persiapan untuk bakar bakaran. Dan terakhir, ada Hasan yang lagi ngirim telepati ke anak kepiting di hadapannya.

"Halo, kepiting lucu. Lo bisa denger telepati gue gak?" Hasan bertanya dalam pikirannya sambil melotot tajam ke arah kepiting merah kecil di depan kakinya.

Si kepiting diem aja.

"Ih, sombong ya lo." Hasan menggerutu dalam hati sambil tetep melotot ke arah hewan kecil yang merayap di kaki kirinya.

"Adooww!!" Hasan melompat lompat sambil memegangi kakinya yang dicubit sama kepiting.

"Mampus. Siapa suruh gangguin kepiting," ejek Felix, membuat Hasan makin cemberut.

"Gue gak gangguin ya, gue cuma ngajak ngobrol doang," bantah Hasan sambil berjalan mendekati Leo yang lagi manggang beberapa daging sapi.

"Ngajak ngobrol apa ngajak gelut? Mana ada orang ngajak ngobrol sambil melotot." Leo ikut nimbrung.

"Ngeledek gue mulu. Puas?" tanya Hasan sewot sambil ngambil alih capit untuk membolak balikkan daging dari tangan Leo.

Leo beranjak dari tempat manggang daging. Berjalan ke arah pinggir laut sambil merentangkan tangannya.

Suasana yang hening membuat Leo berlarut dalam kegiatannya. Sampai sebuah suara menginterupsinya.

"Wa, calm down, calm down!" Hasan terlihat teriak teriak sendiri sambil sedikit menjauh. Api di hadapannya semakin membesar.

Felix yang juga mendengar seruan tersebut, lantas menoleh dan kemudian berteriak heboh.

"Heh! Lo kalau gak bisa manggang daging, jangan sok sokan. Entar gosong, kita gak jadi makan!"

"Ya, maap."




(A/N):
Halo... akhirnya aku update lagi. Ada yang kangen sama book ini?

Perfect Family [DanceRacha]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang