2

3.7K 154 1
                                    

2


6 tahun kemudian.

Setelah lulus kuliah aku bekerja di sebuah Kafe milikku ini adalah hadiah dari papa atas kelulusanku.

Dulu aku pernah bekerja di perusahaan tapi aku bukanlah orang yang bisa diatur. Aku lebih suka mengatur. Tapi tolong jangan menjudge aku sebagai orang yang egois, ini hanya di dalam bisnis. Mungkin karena darah papaku mengalir dalam tubuhku.

Selain aku bekerja di Kafe aku juga mengambil freelance penerjemah bahasa Korea. Karena aku dulu kuliah jurusan bahasa Korea.

Aku juga menandatangani beberapa kontrak dengan perusahaan Indonesia Korea. Ya lumayanlah bisa untuk membeli rumah di perumahan elit di Jakarta Utara.

Deret... deret... deret...

Getar hp ku menyadarkanku dari lamunanku.

Mama

Aku segera menggeser tombol hijau dilayar hp ku

"Halo".

"Halo neng"

"Iya ada apa ma?"

"Masa mama telpon harus ada apa apa sih".

"Ya kan biasanya begitu ma"

"Bisa aja kamu neng. Neng kamu gak pulang ke bandung"

"Kan baru Minggu lalu aku ke Bandung ma. Ada apa sih ma?".

"Itu... Niang sama kakiang besok mau ke Bandung. Jadi kamu kesini ya sayang. Katanya mereka juga kangen sama kamu".

"Iya deh... besok aku usahain ya ma".

"Oke... mama tunggu ya sayang".

"Oke ma".

Tut... Tut... Tut...

Aku pergi ke kedapur untuk menemui Tantri. Dia manajer di Kafeku.

"Tan?". Kataku.

"Eh iya Bu El". Jawabnya.

"Kamu lagi ngapain Tan?". Tanyaku.

"Ini lagi ngecek persediaan bubuk minuman"

"Oh ya udah. Tan besok saya harus ke Bandung lagi. Jadi kamu hendel Kafe dulu ya". Kataku.

"Siap bu". Jawabnya.

"Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu ya". Pamitku.

"Iya hati-hati bu". Katanya.

**

Sesampainya di rumah aku langsung membersihkan tubuhku dan menggantinya dengan pakaian santai. Aku memakai tangtop abu-abu dan celana kain pendek hitam.

Sejak aku tinggal sendiri aku jadi berani mengeksplor cara berpakaian ku. Karena saat bekerja aku selalu menggunakan kemeja atau pakaian resmi. Walau hanya di Kafe karena itu akan mempengaruhi kinerjaku.

Dirumah aku juga di bantu satu ART. Yang bertugas membersihkan rumah dan berbelanja kebutuhan makanan. Tapi dia bekerja hanya pagi hari saja.

Bahkan aku juga memperkerjakan dua satpam wanita yang bekerja di pagi dan malam hari. Hanya untuk mencari aman aja. Karena aku tidak ingin melihat wajah laki-laki di rumah ini kecuali keluargaku.

Deret... deret... deret...

Getar hp ku mengalihkan fokus ku pada film yang aku tonton di TV besar itu.

Grace New.

Aku segera menggelar tombol hijau di layar hp ku.

"Halo".

"Halo El".

"Ada apa Grace?". Tanyaku.

"Kamu dimana El?"

"Di rumah lah emang ada tempat lain Grace?".

"Hehehe iya sih aku lupa. Mangkanya cari pacar dong biar bisa ke mana-mana"

"Kalau mau ngeledek aku matiin nih"

"Eh... jangan dong El. Ini ni Melody dia pengen main sama aunty nya".

"Beneran tapi kok aku gak dengar suara si Melody biasanya kan dia berisik banget".

"Udah tidur dia. Dari tadi nangis pengen main sama kamu. Kamu kasih apa sih anakku sampai lengket banget sama kamu".

"Gak aku kasih apa-apa. Ya namanya anak kecil. Pasti dia tau mana yang tulus dan yang enggak".

"Maksud kamu aku ibu yang gak tulus gitu".

"Hehehe... gitu aja marah kamu Grace. Ya udah kamu kesini aja. Tapi aku besok gak bisa mau balik ke Bandung".

"Ke Bandung lagi?. Ya sama aja bohong dong El".

"Iya. Weekend deh aku usahain".

"Oke deh. Selamat beristirahat aunty Elzara jomblo".

"Grace jangan ngeledek".

Tut... Tut... Tut...

Aku mematikan hp ku dan menaruhnya di atas nakas. Aku juga mematikan tv besar itu dan memejamkan mataku.

COLORFUL LOVE STORY - #1Married Ex-Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang