12

1.9K 72 0
                                    

12


Pagi ini aku sudah siap untuk memasak sarapan untuk kami. Hanya ada kami bertiga di rumah ini. Biasanya cuma ada aku disini.

Aku sudah bangun di pagi buta. Memasangkan air podsku di telinga dan memainkan musik yang enak di dengar. Karena sejujurnya aku takut walaupun rumah sendiri.

Hari ini aku memasak sayur sup dan ayam goreng. Karena Alex dan Gabriel suka sekali sama ayam goreng. Aku juga menyiapkan roti jika mereka tidak mau makan makanan yang berat.

Aku masih asik mememasak hingga aku baru menyadari jika matahari sudah bersinar terang. Aku segera mematikan lampu. Dan membuka gorden.

Aku tinggal mengangkat ayam gorengku yang terakhir. Kulihat Alex sudah sangat rapi walaupun hanya menggunakan kaos dan celana pendek.

"Pagi Alex". Kataku.

"Pagi sayang". Jawabnya.

"Alex jangan panggil aku sayang. Aku tidak suka".

"Lalu kamu mau aku memanggilmu apa?".

"Pangil Elzara saja".

"Terserah aku dong. Mulut mulut siapa?".

"Baik tuan Alex".

"Jangan panggil aku tuan. Kamu mau jadi budakku".

"Bunda. Papa".

"Eh... Gabriel udah bangun. Ayo mandi dulu".

"Terus aku sendirian dong". Kata Alex.

"Lagian kamu biasanya juga sarapan sendiriankan".

"Bunda kasihan kalau papa harus sarapan sendirian".

"Ya sudah kita cuci muka dulu terus gosok gigi".

"Jangan lama-lama". Teriak Alex.

Aku tidak menghiraukan Alex. Aku pergi meninggalkan Alex yang asik dengan tabletnya. Setelah beberapa saat Gabriel sudah berpakaian rapi aku sudah memandikannya. Aku juga sudah mandi dengan rambut yang masih ku Gelung dengan handuk.

"Kok lama sih". Kesal Alex.

"Sekalian mandi". Jawabku dengan senyum simpul.

"Kamu mau makan apa Lex".

"Aku mau roti aja sama selai kacang".

"Baik tuan. Gabriel kamu mau makan apa sayang".

"Aku ayam goreng bunda".

"Oke".

Setelah sarapan Melody sudah datang kerumah. Gila ini Grace mentang mentang weekend dia ninggalin Grace di rumah masih pagi pula.

Seperti biasa mereka akan berenang. Karena mbak Sisil libur jadi terpaksa aku harus turun tangan.

Setelah berjam-jam berenang walaupun sebenarnya hanya berendam tapi mereka sangat bahagia.

Aku memlilitkan handuk besar ke tubuh mereka hingga tetutup sempurna. Sedangkan aku masih basah kuyup.

"Alex".

"Papa".

"Om". Teriak kami bergantian.

"Ada apa sih kok teriak-teriak".

"Heheh... Alex tolong ambilkan bathrobeku dong pliss".

"Iya".

Sekarang kami sudah berada di kamar mandi bertiga. Mereka tertawa terbahak-bahak dan memggelegar. Saat aku membuka pintu terlihat Alex sedang berdiri dengan tangan terlipat di dadanya.

"Ngapain kamu Lex".

"Aku mau bicara aku tunggu di pinggir kolam".

"Oke". Jawabku lalu dia pergi meninggalkan kamarku.

Setelah bocil-bocil itu terlelap di kamar aku pergi menemui Alex. Kulihat Alex sedang berbain tabletnya.

"Ada apa Lex".

"Aku gak suka kamu mandi bareng sama Gabriel".

"Kenapa?". Tanyaku.

"Di itu cowok mana boleh di melihat kamu mandi. Apa lagi mandi bareng".

"Terus kamu mau maindiin Gabriel".

"Biar mbak Sisil aja yang mandiin".

"Kamu percaya sama mbak Sisil tapi kamu gak percaya sama aku".

"Bukan begitu Elzara".

"Kalau begitu aku maunya kamu yang mandiin Gabriel gimana".

"Aku gak bisa El".

"Kamu harus bisa Alex. Kamu papanya aku sudah menunggu responmu akhirnya kamu peduli sama Gabriel".

"Kamu pikir aku tidak peduli sama Gabriel".

"Kamu memang peduli Alex. Tapi aku melihat ada jarak diantara kalian".

"Elzara kamu... shit".

"Alex apa kamu sebenci itu padaku".

"Bukan seperti itu Elzara oh shit...". Alex pergi meninggalkanku sediri di tepi kolam. Sebenarnya siapa yang shit disini.

COLORFUL LOVE STORY - #1Married Ex-Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang