16

1.6K 64 0
                                    

16


Hari ini aku mengantarkan Alex ke Bandara. Gabriel menangis karena Alex akan kesana untuk waktu yang lumayan lama. Tapi anehnya dia tidak mengajakku. Dasar Alex.

Beberapa hari setelah keberangkatan Alex. Aku mendapatkan kabar dari Mr. James katanya dia akan melakukan perjalanan ke Korea dan aku harus ikut. Dia adalah pimpinan dari perusahaan yang mengontrak ku. Sudah hampir setahun aku tidak kesana. Tapi kenapa tiba-tiba perasaanku jadi gak enak.

Setelah meminta izin pada mommy dan daddy akhirnya mereka memperbolehkan ku berangkat. Sebenarnya sangat sulit meninggalkan Gabriel tapi mommy bilang akan menjaganya.

Aku sudah menghubungi Alex tapi tidak ada jawaban disana. Yang penting aku sudah memberi tahunya. Toh aku sudah terikat kontrak dengan perusahaan Mr. James.

**

Sesampainya di sana kami menginap di salah satu hotel berbintang. Mr. James sangat baik padaku. Dia mengajakku berkeliling ke beberapa museum dan galeri untuk mengikuti acara pelelang.

Kami berada di sini karena ada kegiatan amal dan pameran lukisan di salah satu galeri terbesar di Seoul. Sebenarnya mereka tidak terlalu membutuhkanku saat ini. Hanya saja jika ada aku mereka tidak terlalu khawatir.

Kami berjalan jalan dengan Mr. dan Mrs James. Mereka selalu bersama-sama tidak seperti Alex yang tidak mau mengajakku ke Korea atau apalah itu.

Untung ada Jovin jadi aku tidak merasa kayak obat nyamuk. Jovin adalah sekretaris Mr. James dia masih muda mungkin di kepala tiga tapi dia belum menikah.

Kami sedang berjalan jalan di tepi sungai Han. Indah sekali masih tetap sama seperti dulu. Mengingatkanku akan masa indah bersama teman-temanku saat pertukaran pelajar. Andai aku bisa betemu dengan mereka sudah hampir tiga tahun aku tidak berjumpa.

Kami meminum beberapa botol Soju dan makanan khas Korea lainnya. Ini karena Mrs. James ingin makan jajanan kaki lima.

Karena dia datang ke Korea kalau enggak untuk shopping ya hanya jalan jalan saja atau sekedar nonton konser bersama anak Mrs. James. Mereka takut untuk membeli makanan di kaki lima karena tidak bisa berbahasa Korea. Padahal sebenarnya banyak penjual yang bisa berbahasa Inggris

Mr dan Mrs James berjalan di depan. Aku dan Jovin mengekor di belakangnya. Hari ini aku tidak mabuk karena aku juga bertugas menyetir.

Aku melipat kedua tanganku di dada karena udara begitu dingin padahal belum memasuki musim salju. Perbedaan musim yang sangat jauh dengan Indonesia.

Mereka asik mengambil foto sedangkan aku hanya mematuang melihat mereka berdua. "Mr. Saya akan menunggu di mobil di sini sangat dingin"

"Baiklah hati hati El".

Aku berjalan-jalan pelan menuju tempat parkir. Karena malam yang begitu dingin jalanan sedikit gelap dan sepi. Sebenarnya aku takut. Harusnya aku meminum soju akar tubuhku tetap hangat tapi ini tuntutan pekerjaan.

Kulihat ada seseorang di depanku kurasa mereka adalah pasangan. Karena wanita itu memeluk lengan pria dengan begitu erat. Dari cara bicaranya sepertinya aku tahu mereka berasal dari Indonesia. Aku berlari kecil mendekati mereka.

"Excuse me. Are you from Indonesia". Kataku.

"Yes". Kata pria itu yang sedang menoleh ke belakang.

"Bisakah aku bergabung. Aku sedikit takut kegelapan". Kataku.

"Elzara". Katanya. Aku hanya membulatkan mataku dengan sempurna.

"A... Alex". kataku

"Bagaimana kamu bisa disini".

"Maaf sepertinya saya harus pergi dulu. Aku tidak akan mengganggu kemesraan kalian".

"Elzara. Dengerin penjelasanku". Aku segera berlari menuju tempat mobilku. Kurasakan Alex menarik lenganku yang membuatku terasa sakit.

"Lepaskan aku Alex. Aku tidak akan mengganggu".

"Elzara kita harus bicara".

"Aku harus pergi Alex".

Aku berlari menuju parkiran memasuki mobil dan menguncinya. Alex mengetuk kaca mobilku tapi aku tidak peduli. Aku ingin pergi tapi bagaimana dengan mereka.

Kulihat rombonganku sudah mendatangiku. Mereka sedikit berbincang dengan Alex. Sedangkan aku hanya berharap-harap cemas. Mereka memasuki mobil dengan wajah yang memiliki banyak pertanyaan.

"Mr. Brown tadi menanyakanmu El. Apa kalian bertengkar". Kata Jovin.

"Tidak Jovin. Dia hanya merindukanku". Jawabku yang membuat jovin tersenyum di balik wajah mabuknya.

COLORFUL LOVE STORY - #1Married Ex-Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang