3

3.4K 123 1
                                    

3


Pagi ini aku sudah sampai di Bandung. Kami sedang menikmati pemandangan yang indah di taman belakang. Niang dan kakiangku memang berada disini.

Mamaku berasal dari Bali. Mangkanya aku memanggil nenek dan kakekku dengan Niang dan kakiang. Sedangkan papaku asli orang Bandung. Aku adik perempuan yang baru saja lulus dari kuliahnya.

"Neng El". Kata mama.

"Iya ma". jawabku

"Sekarang usia kamu sudah berapa sayang".

"24 tapi tahun ini 25. Emangnya kenapa sih ma?". Tanyaku.

"Kamu gak mau nikah neng". Tanya mama yang membuat mataku ingin membulat.

"Mama kok tumben banget nanyain nikah". Jawabku.

"Emangnya gak boleh ya mama nanya sama anak sendiri".

"Iya itu El. Masa kamu kalah sama Erica". Kata Niang.

"Kok gitu sih Niang. Jangan sama kan aku sama Erica niang. Kita jelas berbeda". Jawabku.

"Apanya yang berbeda. Kalian sama-sama cucu Niang".

"Tapi Erica kan model Niang jadi beda benget sama Elzara". Jawabku.

"Emangnya kalau kamu bukan model kamu gak boleh menikah gitu". Kata mama.

"Sejak kamu lulus SMA kenapa kamu jadi ngurung diri di kamar terus. Padahal kamu dulunya hampir lupa rumah sendiri loh El. Sekarang kamu udah perawatan sampai kulit kamu seglowing itu . Tubuh kamu juga udah kurus tapi kamu masih aja diet dan lagi ini mama dengar dari Erica kalau kamu pakai krim krim pelangsing, pengencang apalah itu. Terus kalau kamu enggak menikah buat apa kamu lakukan semua itu". Jawab mamaku panjang kali lebar.

"Ya buat kesenengan aku aja lah ma. Lagian emang ada yang mau menikah sama aku ya ma". Kataku.

"Kamu mikir apa sih sayang. Mana ada orang yang bisa nolak anak mama. Pasti ada di luar sana tapi kamu aja yang menutup diri".

"Pokoknya, niang mau kamu menikah Elzara. Mumpung niang sama kakiang kamu masih hidup". Kata niang yang membuatku menggelengkan kepala.

"Kok Niang bilang gitu sih. Lagian masih ada Erica biar dia aja yang menikah dulu Niang". Jawabku tegas.

"Eh iya sayang. Kemarin keluarganya Edward datang untuk melamar Erica loh". Kata mama dengan nada melembut.

"Hah!... Bagus dong ma biar Erica menikah dulu aja". Kataku dengan nada yang melembut juga.

"Bagus sih. Tapi mama gak bisa terima lamaran itu". Kulihat wajah mama menampakkan kesedihan.

"Lah kenapa ma kasihan dong Erica kalau gak bisa menikah sama Edward". Kataku memelas.

"Sebenarnya bukan menolak sih. Tapi lebih tepatnya menunda". Jawa mama.

"Lah sama aja kan. Kenapa harus menunda sesuatu yang baik sih ma. Nanti yang ada mama sama papa yang dosa karena tidak mau menikahkan anaknya". Kataku.

"Kalau menurut adat sih gak baik melangkahi kakak kandungnya". Kata mama

"Maksud mama?". tanyaku

"Kalau Erica mau menikah berarti harus nunggu kamu menikah dulu". Kata mama. Membuat kedua bola mataku membulat sempurna.

"Terus kalau aku gak nikah-nikah. Gimana?". Kataku.

"Berarti Erica juga gak bisa menikah sebelum kamu menikah". Kata mama tegas.

"Loh kok gitu".

"Ya mau gimana lagi itu sudah menjadi adat kita. Kamu tau sendiri kan kalau niang sama kakiang bukan orang sembarangan di sana. Mau gak mau kita harus ikuti adat mereka".

"Terus?". Tanyaku.

"Masalahnya kemarin Edward bilang kalau secepatnya di harus menikah karena papanya punya serangan jantung dan dia ingin melihat anak satu-satunya itu menikah sebelum dia pergi". Terang mamaku.

"Apa!. Kok gitu sih ma, terus nasibku gimana dong?".

"Ya itu terserah kamu sayang".

"Aku gak mau lihat Erica kecewa gara-gara aku ma. Tapi kalaupun aku harus menikah aku juga tidak punya calon yang bisa aku nikahi".

"Kalau kamu gak ada calon. Niang udah punya calon buat kamu. Dia cucu temannya kakiang. Itupun kalau kamu mau. Tapi kalau bisa secepatnya sih. Karena Edward juga pasti menunggu jawaban dari kita".

Kok jadi gini sih. Perasaan kemarin kehidupanku lempeng-lempeng aja. Tiba tiba udah kaya Roller Coaster aja.

Aku aja gak ada pikiran buat menikah. Tapi Tuhan selalu memberi kejutan walaupun dengan cara yang lebih mengejutkan lagi. 

COLORFUL LOVE STORY - #1Married Ex-Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang